Liga 1

Pelatih Kiper Persita Tangerang Mukti Ali Raja Impikan Kompetisi Reguler di Usia Dini

Sepak bola usia dini sering dipandang sebelah mata, padahal pembinaan sepak bola usia dini begitu penting untuk jenjang ke level selanjutnya.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota
Pelatih kiper Persita Tangerang, Mukti Ali Raja, sedang melatih di Diklat Paku Jaya. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Sepak bola usia dini sering dipandang sebelah mata, padahal pembinaan sepak bola usia dini begitu penting untuk jenjang ke level selanjutnya.

Tak bisa dibayangkan bagaimana sulitnya pelatih di level senior, jika pemain tidak diajarkan dengan baik di usia dini, baik teknik, skill, bahkan karakter.

Memang kompetisi di level usia dini mulai marak, sebut saja Liga Topskor, Liga Kompas, IJL atau IJSL, serta festival (trofeo) lainnya. 

Namun, hal ini dirasa belum cukup.

Pelatih Kiper Persita Tangerang, Mukti Ali Raja, memberikan pandangannya terkait pembinaan sepak bola usia dini.

"Memang, kompetisi usia dini sudah banyak bermunculan. Namun, penting untuk membuat kompetisi reguler. Itu yang dibutuhkan di usia dini," kata Mukti kepada Warta Kota.

Juru taktik kelahiran Sulawesi Selatan itu berujar bahwa dengan adanya kompetisi reguler di usia dini, sepak bola yang baik dan benar dapat dipahami siswa didik.

Sehingga jika masuk ke level senior, pemain telah memahami baik teknik bermain dan hanya mendalami taktik dari pelatih.

"Seharusnya, pemain usia 14 hingga 16 tahun mendalami taktik. Teknik dan skill dilatih usia di bawah 14 tahun. Itu yang telah orang luar lakukan. Namun, kita masih ketinggalan. Bahkan tak jarang usia 14 dan 16, masih diajarkan teknik," ujar Mukti.

Namun, pelatih yang turut membina usia dini di Diklat Paku Jaya itu menjelaskan bahwa kemajuan sepak bola usia dini juga tak lepas dari pelatih yang berkualitas dan kaya pengalaman.

Sehingga, mampu membimbing siswa didik yang notabennya usia dini. 

Temukan Masalah

Melakoni pekerjaan sebagai pelatih, Mukti sering bertemu dengan sesama rekan pelatih lainnya, khususnya pelatih sekolah sepak bola.

Hal itu disebabkan, Mukti sering menemani buah hatinya di SSB bahkan turut membantu Diklat Paku Aji (sejenis SSB) berkembang, sehingga kerap mengamati pertandingan atau perkembang SSB.

Bekerja di lapangan, Mukti pun menemukan sebuah permasalahan khususnya di posisi kiper. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved