Berita Depok

Anggota DPR Nur Azizah Tamhid Soroti Eksploitasi Anak yang Dijadikan Pengamen Ondel-ondel di Depok

Anggota DPR Nur Azizah Tamhid soroti eksploitasi anak yang dijadikan pengamen ondel-ondel di Depok

Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Wartakotalive.com/Dodi Hasanuddin
Anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi PKS, Nur Azizah Tamhid, soroti eksploitasi anak yang dijadikan pengamen Ondel-ondel jalanan. 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Anggota DPR Komisi VIII dari Fraksi PKS, Nur Azizah Tamhid, menyoroti tentang eksploitasi anak yang dijadikan pengamen Ondel-ondel di Kota Depok.

Hal itu disampaikan Nur Azizah Tamhid saat penyerahan bantuan alat musik Gambang Kromong dari Kementerian Sosial untuk Sanggar Bangun Budaya di Pondok Cina, Beji, Depok, Kamis (17/12/2020).

Sanggar Bangun Budaya tersebut berada dalam naungan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Gemar Ilmu.

Pimpinan Sanggar Bangun Budaya adalah Hasan Basri.

Menurut Azizah, ia menyoroti hal tersebut lantaran mendapatkan informasi bahwa ada koordinator yang mempekerjakan anak-anak menjadi pengamen Ondel-ondel jalanan.

Anak-anak itu harus menyerahkan setoran hasil kerja meras mereka mengamen.

"Ini ada bohirnya ternyata. Seharusnya ini tidak ada di Depok. Sebab, Depok mendapatkan predikat Depok Kota Layak Anak. Harusnya ini bisa di atasi.," tutur Nur Azizah.

Baca juga: Partai Gelora Kota Depok Siap Jadi Kekuatan Oposisi untuk Kritisi Kebijakan Pemkot Depok

Mantan Ketua TP PKK Kota Depok itu meminta agar instansi terkait dapat mengatasi hal ini. 

Mereka tidak boleh saling lempar tanggungjawab.

"Depok itu kota layak anak. Jadi seharusnya ini tidak ada. Semua instnasi yang terkait harus bersatu supaya dapat memberikan solusi. Supaya juga tidak ada buruk sangka. Pemkot Depok supaya wibawa," ujarnya.

Selain hal itu, Nur Azizah juga menyoroti penggunaan atribut kesenian dan kebudayaan Betawi, Ondel-ondel yang dijadikan alat untuk mengamen.

Penggunaan ikon budaya Betawi tersebut sebagai alat untuk mengamen dinilai telah melecehkan budaya Betawi itu sendiri.

Seharusnya mereka tidak menggunakan ikon seni dan budaya Betawi itu sebagai alat untuk mengamen di jalanan.

"Budaya dan kesenian Betawi itu harus terangkat bukan dilecehkan. Ini seperti mengemis, sehingga meruntuhkan marwah Betawi," ujarnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved