Pendidikan
Ini 4 Aplikasi Karya Lulusan Apple Developer Academy, dari Aplikasi PJJ hingga Penderita Epilepsi
Program tahunan Apple ini berkolaborasi dengan BINUS University Jakarta, Universitas Ciputra Surabaya, dan Infinite Learning Batam.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
"Para lulusan ini meninggalkan akademi dengan ketrampilan yang penting yang dapat mereka gunakan untuk membuat dunia lebih baik..."
WARTAKOTA.LIVE.COM, JAKARTA - Apple Developer Academy merayakan kelulusan 400 siswa di seluruh penjuru Indonesia melalui acara virtual, Selasa (8/12/2020).
Para lulusan ini merupakan bagian dari tiga akademi yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, dan angkatan pertama yang lulus dari akademi berlokasi di Batam.
Sebagai informasi, program Apple Developer Academy ini merupakan program tahunan Apple bekerja sama dengan institusi pendidikan BINUS University Jakarta, Universitas Ciputra Surabaya, dan Infinite Learning Batam.
Pada kesempatan tersebut dipresentasikan empat aplikasi yang dibuat oleh lulusan Apple Developer Academy 2020.
Baca juga: Buat Film Pendek dengan Samsung Galaxy Note 20 Ultra, Ini 4 Pemenang Galaxy Movie Studio 2020
Baca juga: Bersama Mira Lesmana dan Riri Riza, Oppo Find X2 Series Bikin Film Animasi Pendek, Ini Jadwal Tayang
Keempat aplikasi tersebut adalah:
Muara
Muara adalah aplikasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang interaktif.
Aplikasi ini dibuat untuk Museum Nasional Indonesia dan mengandalkan teknologi Augmented Reality (AR).
Dengan Muara, para pengunjung Museum dapat memperoleh penjelasan yang lebih interaktif untuk beragam koleksi di Museum Nasional Indonesia lewat sentuhan teknologi AR.
Sisi interaktif yang ditampilkan adalah membuat aplikasi ini berbasis game dengan AR yang mengajak pengguna untuk memindai beberapa objek pilihan.
Mulai dari gading gajah dengan ukuran besar, manusia purba, dan beberapa detail lainnya.
Aplikasi Muara yang dikembangkan oleh Anadina Harissa dan timnya ini masih tersedia dalam versi uji coba.
Aplikasi Muara nantinya akan tersedia di App Store dan mendukung perangkat iPad.
Baca juga: Keran Pre-order Dibuka, Ini Spesifikasi Lengkap dan Harga iPhone 12 dan iPhone 12 Mini di Indonesia
Baca juga: Keran Pre-order Dibuka, Ini Spesifikasi dan Harga iPhone 12 Pro dan iPhone Pro Max di Tanah Air

Aksaraya
Merupakan sebuah aplikasi yang fokus kepada preservasi skrip Jawa tradisional dengan menggunakan Apple Pencil dan iPad.
Dengan menggunakan aplikasi Aksaraya, Anda bisa belajar lebih jelas dan lengkap mengenai beragam aksara jawa kuno.
Lengkap dengan beragam metode penulisan yang dikenal seperti Carakan, Sandhangan, Pasangan dan lain sebagainya.
Aplikasi yang dikembangkan oleh Naufal Nafian dan timnya ini juga mendukung teknologi Machine Learning untuk mengenali tulisan yang dibuat dengan Apple Pencil dan koreksi goresan jika diperlukan.
Aplikasi Aksaraya sudah tersedia di App Store.
Baca juga: 11 Desember, Keran Pre-order iPhone 12 Series Dibuka, Ini Spesifikasi Lengkap plus Daftar Harganya
Baca juga: Samsung Stop Produksi Galaxy Note, Ciri Khas Stylus S Pen Bakal Pindah ke Galaxy S dan Galaxy Fold
Quipy
Quipy adalah aplikasi keyboard yang dikembangkan oleh Tivany Hartono dan timnya untuk dapat membantu pelaku usaha dalam mengelola transaksi dan inventaris produk melalui pintasan keyboard.
Melalui aplikasi Quipy ini, pelaku usaha bisa mengakses beragam hal seputar transaksi dan daftar produk yang dijual secara langsung dari keyboard ketika membalas pesan dari calon pembeli.
Lewat cara tersebut, pelaku usaha tidak perlu lagi membuka banyak aplikasi untuk melihat stok, mengirim foto barang, membalas pesan yang bisa dibuat sebagai auto-text, membuat invoice dan beragam lainnya.
Aplikasi Quipy tersedia secara gratis di App Store.
Baca juga: Hari Ini Pre-Order, Entertainment Flagship Xiaomi Mi 10T dan Mi 10T Pro, Simak Spesifikasi dan Harga
Baca juga: Pre-Order PlayStation 5 dan Xiaomi Mi 10T Series Dibuka di JD.ID, Ini Harga dan Cara Dapat Tiket PS5
Aura: Seizure Helper
Aplikasi Aura membantu penderita epilepsi untuk menginformasikan orang di sekitarnya atau pengasuh mereka ketika serangan kejang akan terjadi.
Pada saat itu terjadi, akan ada suara yang muncul dari aplikasi.
Di dalam aplikasi ini tersedia panduan memberikan penderita epilepsi yang tengah kejang dalam bentuk GIf dan audio.
Ketika peringatan kejang dikirim ke kontak darurat, lokasi dan status kejang diberikan dalam pemberitahuan tersebut.
Aura akan memberikan lokasi rumah sakit terdekat.
Setiap peristiwa kejang akan disimpan di log, sehingga akan lebih banyak detail, mulai dari durasi, suasana hati, pemicu dan lainnya.
Aura sudah tersedia di App Store.
Aplikasi ini dibuat sebagai perawatan darurat dan de-stigmatisasi yang idenya dicetuskan oleh John Keating dan timnya.
Dalam catatan dari Apple Developer Academy, John terinspirasi untuk membuat aplikasi Aura setelah saudara kembarnya, Dio, meninggal dunia, di mana penyedia layanan kesehatan lokal keliru mendiagnosis epilepsi yang Dio alami.
Dengan aplikasi Aura, tim pengembangnya ingin agar para penderita dapat memperoleh bantuan secara tepat ketika terjadi serangan, lewat panduan dari aplikasi yang bisa dilihat oleh orang di lingkungan mereka.
Ketangguhan
Wakil Presiden Apple untuk Lingkungan, Kebijakan dan Inisiatif Sosial, Lisa Jackson, mengatakan bahwa para siswa lulusan Apple Developer Academy tahun ini telah menunjukkan ketangguhan, kecerdasan, dan tekad yang luar biasa dalam beradaptasi dengan cara baru belajar secara langsung.
Di mana hal tersebut demi mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi iOS, dan berpartisipasi dalam ekonomi aplikasi yang berkembang dengan pesat.
“Para lulusan ini meninggalkan akademi dengan ketrampilan yang penting yang dapat mereka gunakan untuk membuat dunia lebih baik, dan kita tidak sabar untuk melihat hal-hal luar biasa yang akan mereka capai,” ujar Lisa Jackson saat perayaan kelulusan 400 siswa Apple Developer Academy yang dilakukan secara virtual, Selasa (8/12/2020).
Lisa menambahkan, dengan tantangan yang disebabkan oleh COVID-19, termasuk penutupan sementara lokasi akademi, para siswa harus dengan cepat beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh, berkolaborasi dengan satu sama lain namun di tempat yang terpisah.
“Banyak aplikasi yang dikembangkan dalam kurun waktu 10 bulan ini juga mencerminkan ‘new normal,’ yang mencakup dari ketentuan pelayanan perawatan darurat, platform e-commerce, hingga pembelajaran jarak jauh yang interaktif,” ungkapnya.