Pilkada Depok
Pradi Supriatna Ajak Warga Depok Tak Golput dan Jaga Kebersamaan Kota Depok yang Majemuk
Pradi Supriatna mengajak warga Depok tak golput dan menjaga kebersamaan Kota Depok yang majemuk.
Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Pradi Supriatna mengajak warga Depok untuk tidak golput di Pilkada Depok. Sebab itu, Pradi mengharapkan seluruh warga Depok datang ke TPS gunakan hak suaranya di Pilkada Depok.
Selain itu, calon Wali Kota Depok itu meminta warga Depok saat pencoblosan pada 9 Desember 2020 untuk tetap menjaga kebersamaan Kota Depok yang majemuk.
"Saya mengajak warga Depok untuk datang ke TPS pada 9 Desember nanti. Jaga terus kekompakan dan kebersamaan di tengah Kota Depok yang majemuk," kata Pradi, Senin (7/12/2020).
Selain itu, Pradi meminta warga Depok saling mendoakan untuk kebaikan bersama masyarakat Depok.
"Jangan lupa saling mendoakan untuk kebaikan bersama di Pilkada Depok," ujarnya.
Baca juga: Relawan Jas Merah Antisipasi Serangan Fajar, Jemput Warga Depok ke TPS, Blusukan ke Basis PKS Depok
Wakil Wali Kota Depok tersebut juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Depok atas partisipasinya dalam proses demokrasi di Depok.
"Saya sudah kembali bertugas. Terimakasih untuk seluruh warga Depok atas partisipasi dalam proses demokrasi
pemilihan kepala dan wakil kepala daerah periode ini," tutur Pradi.
Pradi Cucu Ulama Perubahan Depok
Keinginan Pradi Supriatna untuk melakukan perubahan Depok ternyata ada sejarahnya. Pradi merupakan cucu ulama Depok yang berusaha melakukan perubahan di Depok.
Perubahan itu dilakukan kedua kakek Pradi agar Depok lepas dari genggaman tangan penjajah Belanda.
Siapakah kedua kakek Pradi Supritana yang merupakan ulama Depok yang disegani dan ditakuti penjajah Belanda?
Kedua kakek calon Wali Kota Depok tersebut adalah Ustad Rinin dan KH Muhammad.
Keduanya merupakan guru ngaji dan menyebarkan agama Islam di Depok hingga ke Jakarta pada saat penjajahan Belanda.
Mereka merupakan adik dan kakak.
Menurut Pradi Supriatna, kakeknya tersebut berasal dari Kampung Sidamukti, Sukmajaya, Depok.
Baca juga: Pradi-Afifah Diusung Gerindra, PDIP, Golkar, PAN, PKB, PSI, 7 Parpol Non Parlemen di Pilkada Depok
Selain mengajar membaca Alquran, keduanya juga turut berjuang merebut kemerdakaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda.
Kegiatannya mengajak anak-anak mengaji dan berdakwah di Depok menjadi perhatian penjajah Belanda.
Meski diburu penjajah Belanda, Ustad Rinin dan KH Muhammad tak takut.
Keduanya tetap gigih menyebarkan agama Islam dan mengajak masyarakat Depok dan Jakarta untuk berperang melawan Belanda.
"Kedua kakek saya itu berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Mereka berjuang demi anak cucu untuk merasakan kemerdekaan," tutur Pradi Supriatna.
Gugur Ditembak Belanda Saat Salat
Ustad Rinin dan KH Muhammad menjadi incaran Belanda lantaran mengajak masyarakat Depok dan Jakarta melawan penjajah Belanda.
Sebab itu, gerak-gerik keduanya selalu diawasi.
Suatu ketika keberadaan Ustad Rinin dan KH Muhammad diketahui Belanda.
Kala itu mereka berdua tengah salat di surau di pinggir Sungai Ciliwung, Sukmajaya, Depok.
Tak ayal, penjajah Belanda tersebut memberondongkan peluru dari senapan laras panjang.
Baca juga: Tokoh Masyarakat Depok Sarmili Ajak Warga Depok yang Ingin Perubahan Depok ke TPS di Pilkada Depok
Ustad Rinin dan KH Muhammad yang tengah salat tak bisa menghindar.
Mereka pun gugur secara sahid.
"Beliau meninggal diujung senapan tentara Belanda. Saat itu, Ustad Rinin dan KH Muhammad sedang salat.
Ustad Rinin punya anak namanya H Kimang. H Kimang adalah bapak saya," tutur Pradi.
Pradi menyatakan bahwa penjajah Belanda kemudian membawa jenazah kakeknya tersebut ke wilayah Bekasi dekat perbatasan dengan Karawang.
"Makam kakek saya sempat dikunjungi almarhumah nenek. Saat ini belum diketahui keberadaan makamnya. tapi sedang ditelusuri," kata Pradi.