Persib

Gelandang Persib Febri Hariyadi Kenang Pengalaman Pahit Merintis Kariernya

Pemain sepak bola profesional pasti merasakan perjuangan yang tidak mudah untuk mencapai kariernya.

Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
PERSIB.co.id/M. Jatnika Sadili
Pemain Persib Bandung Febri Hariyadi melakukan selebrasi usai membobol gawang Persebaya Surabaya, Jumat (18/10/2019) malam. 

WARTAKOTALIVE.COM, BANDUNG - Pemain sepak bola profesional pasti merasakan perjuangan yang tidak mudah untuk mencapai kariernya.

Gelandang Persib Bandung, Febri Hariyadi, adalah salah seorang pemain sepak bola profesional di Tanah Air yang harus merasakan asam garam untuk mencapai impiannya menjadi pesepak bola profesional.

Tidak mudah bagi Febri Hariyadi untuk menggapai impiannya menjadi pesepak bola profesional saat masih anak-anak.

Berbagai kendala harus dihadapinya dan tak jarang hampir membuatnya putus asa. 

Saat Febri masih kecil, fasilitas dan sarana olahraga, terutama lapangan sepak bola di Bandung, Jawa Barat, saat itu belum sebaik sekarang.

Oleh karena itu, demi mencapai cita-cita sebagai pemain sepak bola profesional Febri pun harus beradaptasi dengan lapangan berdebu atau menggunakan sarana seadanya saat berlatih. 

Namun, kondisi tersebut dinikmati pemain bernomor punggung 13 tersebut.

Bahkan, pemain yang akrab disapa Bow itu mengaku bahwa kondisi itu menjadi momen indah untuk kembali dikenang saat ini. 

"Saya penah latihan yang banyak pasir, karena lapangan UNI dulu pasir. Saat panas berdebu, kalau hujan pasti becek. Tetapi, itu jadi momen berkesan bagi saya saat ini," kata Febri dikutip dari persib.co.id.

Pahitnya perjuangan itu menjadikan pelajaran bagi Febri.

Banyak pelajaran hidup didapat baik di dalam maupun luar lapangan.

Kemampuan mengolah si kulit bundar hingga tekanan suporter di luar lapangan pernah dialami.

Seperti saat membela Persib Bandung U-21 pada salah satu turnamen.

Dia mendapat intimidasi luar biasa,

Namun, ia tetap bermain baik. 

Saat itu, suporter membludak sampai ke sisi lapangan.

Pada laga puncak menghadapi tuan rumah, suporter menekan timnya.

Namun kondisi itu tak membuat Maung Ngora mundur.

Bahkan, sebaliknya bisa memenangi pertandingan. 

"Perjalanan dulu membuat saya selalu termotivasi sampai saat ini, Karena ada di posisi sekarang itu merupakan hasil perjuangan dulu," ucap pemain Tim Nasional Indonesia itu.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved