Rizieq Shihab Pulang

Profil Lengkap Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Pangdam Jaya yang Berani Kritik Pidato Rizieq Shihab

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kini tengah dalam sorotan publik.Siapa sebenarnya Dudung Abdurachman, Ini profil lengkapnya

Warta Kota/Rizki Amana
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman saat di kawasan Pasar Modern BSD, Serpong, Tangsel, Sabtu (19/9/2020). Alumni Akmil 1988 ini kini dalam sorotan karena kritikannya terhadap Habib Rizieq Shihab 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kini tengah dalam sorotan publik.

Keberaniannya untuk mengritik Front Pembela Islam (FPI) dan Bos FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) dinilai cukup mengejutkan.

Terutama di tengah sejumlah kontroversi dan pelanggaran yang diduga dilakukan HRS belakangan ini.

Baca juga: Pangdam Jaya Usulkan Pembubaran Ormas Rizieq Shihab, Wasekum FPI Bilang TNI Lucu

Baca juga: Pangdam Jaya Akui Dialah Yang Beri Perintah Turunkan Baliho Rizieq Shihab, Ini Duduk Perkaranya

Pelanggaran yang bahkan menyebabkan pencopotan dua kapolda yakni Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar karena dianggap tak mampu mengendalikan kerumunan. massa yang diciptakan HRS.

Siapa sebenarnya Mayjen TNI Dudung Abdurachman 

Seperti dikutip Wikipedia,  Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965 (umur 55 tahun)

Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 27 Juli 2020 mengemban amanat sebagai Panglima Kodam Jaya.

Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dalam apel di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).  
Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dalam apel di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).   (Warta Kota)

Dudung, lulusan Akmil 1988 ini dari kecabangan Infanteri.

Jabatan terakhir jenderal bintang dua sebelum Pangdam Jaya adalah Gubernur Akmil.

Dudung Abdurachman dilahirkan di Bandung, 19 November 1965.

Baca juga: Film Satu Jiwa Untuk Indonesia (Darah Biru Arema 2) Siap Tayang di Bioskop Mulai 26 November 2020

Ia merupakan putra pasangan Bapak Nasuha dan Ibu Nasyati PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi.

Mengawali dengan menceritakan pengalamannya dari SMP sampai dengan saat ini.

Ia menyelesaikan sekolah dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985).

Lulus SMA tahun 1985 kemudian mendaftar Akabri Darat.

Dia melaksanakan pendidikan Akmil sampai 1988 dengan menyandang pangkat Letnan Dua.

Dikisahkan, tahun 1981 ketika dia kelas 2 SMP, ayahnya. yang bekerja sebagai PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi meninggal dunia.

Baca juga: Kapal BCM TNI AL Dibangun PT Batamec Shipyard, Tindak Lanjut Pengadaan Alutsista TNI AL

Untuk membantu perekonomian keluarga, akhirnya dia mencari nafkah sebagai loper koran.

Pekerjaan itu dilakukan sebelum berangkat sekolah.

Sejak kecil dia sudah membulatkan tekad ingin menjadi tentara.

Profesi itu selalu memanggil karena dia hidup dan tinggal di barak.

Profesi itu didambakan sebagai upaya meringankan beban ibunya untuk membiayai pendidikan delapan saudara kandungnya.

Baca juga: Polisi Amankan Ibu Muda karena Menganiaya Balitanya di Ciputat

Diceritakan, berbagai pekerjaan pernah dilakukannya untuk membantu ibundanya.

Menjual kue tampah di perempatan Jalan Belitung di sekitar Kodam III/Siliwangi juga pernah dilakukan.

Menjadi loper koran dia lakukan ketika duduk di bangku SMA Negeri 9 Bandung.

Dalam usia belia, dia sadar hidup itu juga berisi kerja keras, tekad dan upaya yang tanggap untuk mengejar mimpi.

Apa yang tampak sebagai keberhasilan saat ini, sebetulnya hasil jatuh-bangun yang lama dan dalam, yang orang lain tak pernah melihatnya.

Kepedihan hidupnya di masa kecil dan kepatuhan serta cintanya kepada kedua orang tua, justru menjadi pendorong semangatnya sampai ke titik tertinggi.

Baca juga: Datangi Balai Kota, Demonstran Desak Anies Mundur, Tuding Habib Rizieq Sebabkan Kasus Covid-19 Naik

Riwayat Pendidikan

Akmil (1988)

Sesarcabif (1988)

Diklapa-I

Diklapa-II

Seskoad

Lemhannas

Riwayat Jabatan

Dandim 0406/Musi Rawas

Dandim 0418/Palembang

Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010—2011)

Danrindam II/Sriwijaya (2011)

Dandenma Mabes TNI

Wagub Akmil (2015—2016)

Staf Khusus Kasad (2016—2017)

Waaster Kasad[4] (2017—2018)

Gubernur Akmil (2018—2020)

Pangdam Jaya (2020—)

4 Pernyataan Kontroversi Dudung Hari Ini

1. Perintahkan Copot Spanduk FPI Bergambar Rizieq Shihab 

Tanpa ragu, Dudung mengakui memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) bergambar Rizieq Shihab yang tersebar di Ibu Kota.

Sebelumnya memang beredar viral sebuah video yang menunjukkan sejumlah pasukan berbaju loreng yang mencopot baliho Rizieq Shihab.

Baca juga: VIDEO Pangdam Jaya Respon Hinaan Habib Rizieq ke TNI Polri Saat Acara Maulid di Petamburan

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).

Hari ini, sejumlah pasukan TNI bahkan berpatroli dari kawasan Monas hingga Slipi untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq Shihab.

Pantauan Kompas.com, awalnya pasukan TNI dengan mengendarai sepeda motor menggelar razia dari arah Monas menuju Patung Kuda, kemudian ke arah Bank Indonesia, pasar Tanah Abang, Slipi, lalu kembali ke Monas.

Mereka langsung mencopot spanduk dan baliho bergambar Rizieq Shihab yang ditemui di sepanjang jalan.

Setidaknya ada empat baliho berukuran besar dan sejumlah baliho kecil bergambar pimpinan FPI yang dicopot oleh pasukan TNI.

Sementara itu, spanduk dan baliho bergambar Rizieq paling banyak ditemukan di kawasan Tanah Abang yang berdekatan dengan kediaman Rizieq. Perlu diketahui, Rizieq tinggal di daerah Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dudung menjelaskan alasan pencopotan spanduk dan baliho adalah demi ketertiban umum.

Pasalnya, menurut Dudung, sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan.

"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.

2. Bubarkan FPI

Tak berhenti sampai di situ, Dudung juga menegaskan tak segan mengusulkan pembubaran FPI apabila masih nekat memasang kembali spanduk dan baliho Rizieq.

"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," ujar Dudung.

FPI bernaris saat penyambutan kepulangan Rizieq Shihab, Selasa (10/11/2020)
FPI bernaris saat penyambutan kepulangan Rizieq Shihab, Selasa (10/11/2020) (Wartakotalive.com/Desy Selviany)

 Dudung pun memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.

"Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," kata dia.

3. Peringatkan FPI untuk Tidak Memecah Belah Warga Jakarta

Dudung kemudian mengingatkan Rizieq dan FPI agar tidak mengganggu persatuan di wilayah Jakarta.

Sebab, akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.

"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba akan saya hajar nanti," kata Dudung.

4. Habib Tak Pernah Berucap Tak Baik

Terakhir, Dudung pun menanggapi santai soal pernyataan Rizieq Shihab yang menyinggung TNI dan Polri.

Menurut dia, pernyataan tersebut bukan dilontarkan seorang habib karena seorang habib tak pernah berucap tak baik.

"Terima kasih atas hujatan-hujatan HRS (Rizieq) terhadap TNI dan Polri. Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai dan habib, karena habib dan kiai selalu baik, ucapan baik dan tindakan baik," ujar Dudung.

Baca juga: Benyamin Davnie Ajak Pendukung dan Simpatisan Nobar di Posko Pemenangan Villa Melati

"Kalau ucapan tidak baik, maka bukan habib itu. Saya ini orang Islam juga," sambungnya.

Dudung menjelaskan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang mengajarkan kasih sayang tak hanya kepada sesama umat manusia, tetapi kepada alam semesta. 

Oleh karena itu, ia merasa prihatin jika ada orang mengaku sebagai habib, tetapi berkata kasar dan menghina. Terlebih lagi, perkataan itu dilontarkan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020) lalu.

"Saya sebagai orang Islam itu prihatin kalau ada seorang habib, peringatan Maulid Nabi, bahasa dan lisan kotor," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Pernyataan Pangdam Jaya soal FPI dan Rizieq Shihab: Copot Baliho hingga Sindir Sosok Habib",  Penulis : Rindi Nuris Velarosdela

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved