Kesehatan

11 November Hari Jomblo Sedunia, Ini Dampak Negatifnya Bila Terlalu Lama Menjomblo

Tanggal 11 November dirayakan sebagai Hari Jomblo Sedunia atau Single Day. Hati-hati jangan kelaman bisa berdampak buruk

The Guardian
11 November Hari Jomblo Sedunia, ini dampak negatifnya 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Mungkin tidak banyak yang tahu kalau 11 November selain dikenal Hari Belanja, juga dirayakan sebagai Hari Jomblo Sedunia.

Jomblo sebenarnya enggak masalah sama sekali yang penting kita bisa bahagia.

Namun enggak bisa dipungkiri terlalu lama jadi jomblo juga bisa mendatangkan beberapa efek negatif juga, lho.

Berikut beberapa dampak negatif menjomblo terlalu lama yang dirangkum Wartakota dari berbagai sumber

Baca juga: Pemprov DKI Sediakan Layanan Konsultasi Kesehatan Jiwa untuk Warga yang Takut Corona, ini Caranya

1. Kepercayaan diri menurun

tribunnews
Ilustrasi (Shutterstock)

Para cewek jomblo pasti pernah merasa sedih dan kesepian hidup tanpa pasangan.

Kita pun jadi bertanya-tanya sebenarnya apa yang salah dalam diri kita sehingga hingga detik ini belum menemukan orang yang tepat untuk dijadikan pacar.

Baca juga: Formasi CPNS 2021 Banyak Butuh Guru dan Tenaga Medis, Siapkan Persyaratannya dari Sekarang

Habis itu, kita bakal menyalahkan diri sendiri dan selalu menganggap diri kita serba kekurangan, deh. Dan membuat kepercayaan diri terus menurun.

Enggak menutup kemungkinan, jika kelak ada cowok ngedeketin, kita mendadak enggak percaya dan merasa enggak pantas!

2. Pikiran negatif meningkat

Karena terlalu lama sendiri dan belum bisa melupakan kejadian pahit dari hubungan terdahulu, kita pun sering membuat 'skenario' sendiri di dalam pikiran kita.

Dan kebanyakan skenario tersebut adalah hal-hal negatif yang bikin kita semakin takut untuk menjalin hubungan yang baru.

Jangan terlalu larut sama pikiran negatif. Kita harus optimis, girls!

3. Standar jadi ikutan menurun

Cewek punya tipe pria yang berlainan. Tapi kalau udah terlalu lama jomblo, ini bisa membuat standar kita menurun.

Selain itu, enggak menutup kemungkinan kita benar-benar melupakan sosok cowok idaman.

'Yang penting punya pacar, deh!'

tribunnews
Ilustrasi (Thinkstock/kieferpix)

4. Apatis terhadap cinta

Ini merupakan gejala paling buruk yang umum dialami oleh sejumlah cewek jomblo.

Lagi-lagi, masa lalu yang pahit dijadikan alasan. Memang benar pengalaman kurang menyenangkan bisa menimbulkan trauma yang akhirnya membuat kita menutup diri.

Akhirnya, kita sama sekali enggak percaya dengan kekuatan cinta!

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Rabu 11 November 2020 Gemini Makan Malam, Libra Tenang, Capricorn Masa Depan

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Rabu 11 November 2020 Aquarius Prioritas, Scorpio Mood, Virgo Hubungan Memburuk

Sejarah Hari Jomblo Sedunia

Banyak yang penasaran kenapa Rabu 11 November Hari Jomblo hari ini diperingati sebagai Single Day atau 'Hari Jomblowers'

Berikut sejarah 11 November Hari Jomblo Sedunia ternyata berawal dari kehidupan mahasiswa yang sibuk belajar.

11 November dirayakan sebagai Singles Day atau Hari Jomblo Sedunia, apa dampaknya ya?
11 November dirayakan sebagai Singles Day atau Hari Jomblo Sedunia, apa dampaknya ya? (global news 24)

Tapi jangan terjebak dengan rutinitas dan merayakan 11 November Hari Jomblo Sedunia ya, bahaya!

Salah satu antitesis yang mulai populer belakangan ini yaitu “ Singles Day”.

Menilik namanya yang cocok diartikan menjadi “Hari Jomblo”, momen tersebut hadir sebagai kebalikan dari “Valentine’s Day”.

Bila ditelusuri muasalnya, momen Singles Day berasal dari respons orang-orang lajang di negeri China.

Tidak pasti siapa yang sebetulnya pertama kali memulai perayaan ini.

Tapi saduran dari The Telegraph menceritakan bahwasanya para mahasiswa jomblo di Unversitas Nanjing-lah yang memulai perayaan “Singles Day" dalam lingkup kampus pada tanggal 11 November ketika era 90-an.

Baca juga: Tidak Lagi Jomblo, Apa yang Membuat Dul Jaelani Jatuh Cinta dengan Tissa Biani? Ini Pengakuannya

Masing-masing angka 1 dari tanggal itu menjadi representasi ideal sebuah status lajang.

Alih-alih merayakan kesendirian dengan bermuram durja, para mahasiswa ini mengapresiasi diri sendiri lewat bermacam hal yang menyenangkan hati.

Mulai dari makan enak sampai kenyang, karaokean, hingga belanja berbagai barang yang sebenarnya telah lama ingin dimiliki.

Intinya, mereka ingin ada hari yang nyata untuk berpuas diri tak sekadar sibuk belajar dan bergumul dengan buku-buku tebal sains.

Awal mula Singles Day dan promo 11.11 ini masih biasa-biasa saja sampai kurun tahun 2000-an awal.

Levelnya masih berbatas pada tradisi perayaan kejombloan di China.

Namun gegap gempitanya menanjak drastis setelah Alibaba menciptakan parade belanja online penuh diskon selama hari Singles Day pada tanggal 11 November 2009.

Dasar Homo consumericus, tebaran potongan harga khusus hari itu mampu menggoda mata dan memunculkan hasrat yang kemudian bermuara ke dompet para konsumen di China.

The Telegraph mengutip ada perputaran uang 50 juta yuan (atau setara Rp 10 miliar saat ini) ketika Alibaba menggelar ajang belanja Single Day pada tahun 2009.

Kesuksesan Alibaba melakukan make-over dalam momen Singles Day kemudian menghadirkan ketertarikan dari para pelaku e-commerce lain untuk berpartisipasi.

“Ada gula, ada semut,” begitulah kira-kira cerminan keberhasilan momen belanja online 11 November ini.

Besarnya antusiasme konsumen membuat perayaan Singles Day tidak lagi sekadar diperuntukkan pada mereka yang melajang.

Baca juga: Selain Iuran BPJS Kesehatan Naik, Mulai Juli Transaksi Belanja Online dan Game Dikenakan Pajak

Di tahun-tahun berikutnya, siapapun dapat merasakan indahnya perayaan tersebut, terlebih orang-orang yang gemar belanja karena melimpahnya suguhan diskon dari berbagai toko jualan daring.

Rapor cemerlang Singles Day Meriahnya Singles Day di ranah e-commerce China tidak sekadar karena “eksploitasi” status lajang para konsumennya.

Iya, perayaan ini merupakan sebuah kesempatan emas untuk memuaskan diri sendiri.

Tapi pihak Alibaba meninjau, bersinarnya momen Singles Day justru lebih dipengaruhi oleh strategisnya tanggal 11 November itu sendiri.

Tanggal ini diapit oleh periode dua agenda penting di China, yakni Hari Nasional (setara Hari Kemerdekaan) pada awal Oktober dan tahun baru pada bulan Januari.

Pada momen-momen ini, para konsumen diyakini telah siap sedia membelanjakan uang mereka untuk segala macam kebutuhan.

Kegiatan belanja online ketika Singles Day ibarat candu yang menahun. Rekam jejak perputaran uangnya menanjak konsisten dari tahun ke tahun.

Perayaan tahun 2012, contohnya, sejumlah media internasional memberitakan ada sekitar 3 miliar dollar Amerika Serikat dalam neraca penjualan Alibaba.

Tahun 2013, e-commerce pimpinan Jack Ma itu berhasil meraup 5,7 miliar dollar AS selama 24 jam Singles Day.

Dikutip dari BBC, raupan angka tersebut jauh lebih tinggi daripada yang bisa dihasilkan dari transaksi jual beli saat periode Thanksgiving ataupun Black Friday di Negeri Paman Sam.

Peningkatan juga tak terbantahkan pada tahun 2014 ketika catatan penjualan mereka berhasil mencapai angka 9,3 miliar dollar AS.

Ibarat bunga-bunga yang terus bermekaran di musim semi, perayaan 11 November tahun 2015 ditandai dengan dua aspek yang lagi-lagi positif.

1. Pertama, pada aspek perdagangan yang mampu menembus angka 14,3 miliar dollar AS.

2. Kedua, pada pergeseran kebiasaan konsumen yang saat itu mayoritas bertransaksi dari platform mobile ketimbang layar desktop.

Fenomena ini menandai bahwa lebih banyak orang yang melek mobile shopping ketika berbelanja produk di e-commerce.

Sedangkan tahun 2016 lalu, pencapaian Alibaba pada perayaan tersebut meroket hingga 20 miliar dollar AS.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah dan Perkembangan "Singles Day", dari China ke Indonesia", dan Artikel ini telaah terbit di cewebanget.id dengan judul "Terlalu Lama Jomblo Bisa Memungkinkan Kita Alami 4 Hal Negatif Ini"

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved