Virus Corona
Ratusan Karyawan di Sebuah Pabrik di Kabupaten Tangerang Terpapar Virus Corona
Kasus penyebaran virus corona di Kabupaten Tangerang masih cukup massif, meski berbagai upaya sudah dilakukan.
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Kasus penyebaran virus corona di Kabupaten Tangerang masih cukup massif, meski berbagai upaya sudah dilakukan.
Terbukti ada 117 karyawan pabrik di Kabupaten Tangerang yang positif virus Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, menerangkan kasus tersebut terlacak pada 15 Oktober 2020.

"Iya betul ada 117 karyawan perusahaan yang positif Covid-19," ujar Hendra saat dihubungi Kamis (29/10/2020) malam.Menurutnya, awal mula terkuaknya kasus tersebut berawal saat perusahaan melaksanakan rapid dan swab test terhadap karyawannya.
Para karyawan tersebut pun berasal dari berbagai bagian perusahaan, baik gudang maupun produksi.
"Diduga Covid-19 menyebar saat jam istirahat, soalnya saat jam makan siang mereka buka masker untuk makan atau merokok," ungkap Hendra.
Tak hanya menyebar di lingkungan pabrik, dari klaster pabrik tersebut keluarga terdekat juga menjadi orang dalam pengawasan.
Pasalnya, ratusan karyawan pabrik tersebut berstatus orang tanpa gejala (OTG) sehingga tidak mengetahui dirinya tertular Covid-19."Pihak keluarga yang kontak erat juga kita lakukan tracing, saat ini sedang menunggu hasil," sambung Hendra.

Pihaknya pun meminta para karyawan pabrik dan yang kontak erat untuk melakukan isolasi di Hotel Singgah Covid-19.
"Sudah kita isolasi dan pabrik kita semprotkan disinfektan untuk mencegah penularan makin meluas," katanya.
Ia pun menerangkan, hingga detik ini ada 256 orang dari klaster pabrik yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hendra pun meminta semua pihak agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan untuk menekan adanya lonjakan kasus baru di wilayah Kabupaten Tangerang.

Ternyata, jika terdapat dua orang saja karyawan di perusahaan terkonfirmasi positif, itu sudah masuk klaster.
"Makanya, kita meminta pengetatan penerapan protokol kesehatan di area tertentu yang kita nilai rawan penyebaran. Supaya diharapkan tidak terjadi ledakan kasus klaster perusahaan ini,” imbau Hendra.