Omnibus Law
Mahfud MD Sebut Situasi Keamanan Bakal Lebih Kondusif Meski Demonstrasi Tetap Ada
Mahfud MD mengungkapkan, perkiraan situasi keamanan tersebut ia dapatkan berdasarkan perhitungan intelijen.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan, situasi keamanan bakal lebih kondusif, meskipun demonstrasi masih akan terus berlangsung.
Mahfud MD mengungkapkan, perkiraan situasi keamanan tersebut ia dapatkan berdasarkan perhitungan intelijen.
Hal itu diungkapkan Mahfud MD saat wawancara dengan Karni Ilyas dalam tayangan bertajuk Karni Ilyas Club - 'Sekarang Anda Bohong, Besok Dibongkar Orang.' yang tayang perdana di kanal YouTube Karni Ilyas Club, Minggu (18/10/2020).
Baca juga: BREAKING NEWS: Napi yang Kabur dari Lapas Tangerang Tewas Gantung Diri di Hutan Jasinga Bogor
"Akan lebih aman, tetapi demo-demo itu akan terus berlangsung menurut hitungan intelijen, per hari bahkan."
"Hari ini tadi ada laporan di beberapa tempat."
"Cuma, itu sudah akan jauh lebih menurun dari yang terjadi di tanggal 8," tutur Mahfud MD.
Baca juga: UU Cipta Kerja Bakal Hasilkan Turunan 35 PP dan 5 Perpres, Buruh Diberi Kesempatan Kasih Masukan
Mahfud MD mengungkapkan, pemerintah juga telah mendapatkan gambaran banyaknya aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan, sebelum aksi unjuk rasa yang berakhir dengan kerusuhan itu terjadi dalam beberapa hari terakhir, dari intelijen.
Ia pun mengatakan pemerintah telah memiliki bukti dan saksi adanya pihak-pihak yang sengaja menciptakan kerusuhan tersebut.
"Oleh sebab itu yang harus diantisipasi itu kerusuhannya."
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 17 Oktober 2020: Tambah 4.301 Lagi, Pasien Positif Tembus 357.762
"Dan sudah diantisipasi masih terjadi juga."
"Dan itu bukan yang dibuat-buat, seperti yang di dekat Sarinah itu kan ada dua yang terbakar."
"Ada pos polisi yang terbakar dan sebagainya."
Baca juga: UU Cipta Kerja Ditolak Banyak Pihak, Moeldoko: Mau Diajak Bahagia Saja Kok Susah Amat
"Sehingga, kita lalu pada waktu itu sudah mengatakan. Kita bedakan nih orang yang aksi unjuk rasa," paparnya.
Mahfud MD mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, pihak-pihak yang sengaja menciptakan kerusuhan tersebut di antaranya kelompok Anarko.
Namun demikian, kata Mahfud MD, tidak hanya kelompok Anarko yang sengaja membuat kerusuhan, melainkan ada pihak lain.
Baca juga: Graha Wisata TMII Hanya untuk Isolasi Pasien Covid-19 Tanpa Komorbid
Mahfud MD mengatakan, saat ini pemerintah juga telah mengidentifikasi pihak yang sengaja membuat kerusuhan tersebut.
"Anarko itu kan biasanya ciri-cirinya kan sering anak-anak muda, anak-anak sekolah, dan sebagainya, itu dimasukkan dalam kelompok itu."
"Tapi memang ada yang sengaja digalang, disuruh masuk, menyusup, lalu memprovokasi."
Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Posko Pengungsi Banjir Bakal Berjarak untuk Hindari Penularan Covid-19
"Kamu masuk dari sana, kamu memancing ini, dan sebagainya."
"Itu semuanya sudah kita punya. Tentu tidak semua. Kita punya banyak."
"Sehingga gampang membaca, pemetaannya itu gampang," tutur Mahfud MD.
Baca juga: Ini 3 Kelompok Pengunjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Versi Pengamat Intelijen, yang Murni Cuma Satu
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus sebelumnya mengatakan, pihaknya masih mencari aktor kerusuhan demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jakarta.
Indikasi adanya aktor di balik kerusuhan tersebut terlihat dari adanya suplai logistik dan barang untuk menimbulkan kerusuhan.
"Ada, ada (indikasi disiapkan logistik dan barang bagi perusuh)."
• Tersangka Kerusuhan Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Jakarta 87 Orang, Tak Ada Buruh dan Mahasiswa
"Dilihat dari mana? Seperti makan, mereka makan itu ada mobil yang mengantarkan makanan ke kelompok mereka, lalu batu-batu sampai bom molotov."
"Ini masih kita selidiki semua," ujar Yusri saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020).
Hingga saat ini, kepolisian masih terus melakukan penyelidikan di lapangan.
• Mau Jadi Imam Masjid di Uni Emirat Arab? Penuhi Syaratnya dan Kirim CV ke Sini
Yusri mengatakan, pihaknya berusaha mengumpulkan bukti melalui CCTV dan video yang beredar di media sosial.
Selain itu, pendalaman terhadap keterangan saksi-saksi juga masih terus dilakukan.
Hal ini dilakukan untuk mencari informasi dan menemukan aktor yang diduga mengoordinir kelompok-kelompok yang melakukan vandalisme, pembakaran pos polisi hingga fasilitas umum.
• Peringatan Dini Cuaca Jabodetabek 10 Oktober 2020: Grogol Hingga Bogor Hujan Sedang dan Lebat
"Kita sudah mengumpulkan bukti-bukti saksi yang ada, kita mengumpulkan barang bukti CCTV dan video-video pendek yang beredar di media sosial," jelasnya.
"Terus kemudian keterangan-keterangan saksi di lapangan."
"Ini masih kita kumpulkan semuanya untuk mencari aktor yang di belakang kelompok ini, karena indikasinya ke arah sana," beber Yusri.
• Ekonom Indef Bilang Pelajar Ikut Demonstrasi karena Masuk Golongan Tingkat Pengangguran Tinggi
Sebelumnya, Mabes Polri mendalami kemungkinan adanya sosok fasilitator dalam kerusuhan aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jakarta.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan, proses penyelidikan dan pendalaman masih dilakukan hingga saat ini.
"Itu pasti masih dalam pendalaman, karena baru kemarin kejadiannya," ujar Awi kepada wartawan, Sabtu (10/10/2020).
• Boyamin Saiman Bukan Penyelenggara Negara, KPK Analisa Uang Rp 1,08 Miliar yang Diterima MAKI
Untuk saat ini, Awi mengatakan kepolisian masih mengumpulkan fakta dan bukti di lapangan.
Tak hanya itu, pihaknya juga berusaha menggali informasi dan keterangan dari pelaku unjuk rasa yang berhasil diamankan oleh kepolisian.
Awi pun berharap dalang atau sosok fasilitator kerusuhan unjuk rasa dapat segera diketahui dan ditemukan melalui proses ini.
• IDI Prediksi Kasus Covid-19 Melonjak Masif 1-2 Minggu Lagi Akibat Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja
"Dari fakta-fakta di lapangan, dari bukti yang dikantongi polisi, dari keterangan para pelaku demo kemarin nanti di situ dicari benang merah."
"Semoga segera ditemukan dalangnya," harap Awi.
Aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jakarta berujung rusuh pada Kamis (8/10/2020) lalu.
• Pasien Covid-19 Kabupaten Bogor Tambah 58 Orang pada 8 Oktober 2020, Termuda Umur 4 Tahun
Polisi menciduk 1.000 orang lebih dalam kasus tersebut.
Polda Metro Jaya menyebut mayoritas massa yang diamankan merupakan pelajar SMK maupun kelompok anarko.
Dalam pengakuannya ke polisi, mereka mengaku difasilitasi untuk datang ke Jakarta dan membuat kerusuhan.
87 Tersangka
Polda Metro Jaya menetapkan 87 tersangka dalam kasus kerusuhan unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jakarta.
"Kemarin saya bilang kan 285 yang kita dalami lagi."
"Nah, sekarang diperkecil lagi tinggal 87 yang sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020).
• KRONOLOGI Anggota TGPF Intan Jaya dan Anggota TNI Ditembak KKSB, Diserang Usai Olah TKP
Meski 87 orang tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka, saat ini baru 7 orang saja yang ditahan oleh pihak kepolisian.
Tujuh orang tersebut ditahan lantaran dijerat pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.
Mereka diduga melakukan tindak kekerasan kepada petugas kepolisian.
• 4 Orang Sudah Pulang, Kini Tak Ada Pasien Covid-19 yang Diisolasi di The Green Hotel Bekasi
"Yang sudah ditahan itu baru tujuh."
"Kalau yang tujuh ini ancamannya di atas 5 tahun, jadi ditahan."
"(Dijerat Pasal) 170 (KUHP), mereka (diduga) melakukan pengeroyokan kepada petugas," jelasnya.
• Anggota TGPF Intan Jaya Bambang Purwoko Dibawa ke Jakarta Usai Ditembak, TPNPB Bertanggung Jawab
Sementara, Yusri menjelaskan, 80 tersangka lainnya tidak ditahan karena dijerat dengan ancaman di bawah 5 tahun penjara.
Akan tetapi, penyidik disebutnya akan terus melakukan pendalaman kepada 80 tersangka tersebut.
"Kenapa 80 enggak ditahan? Karena kan pasalnya ada ancaman hukuman, tergantung unsur pasalnya."
• Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 34, Ada Klaster Keluarga di Cigombong dan Parung Panjang
"Sisanya 80 ini masih kita dalami, tapi sudah jadi tersangka."
"Ancamannya sejauh ini masih di bawah 5 tahun, jadi nggak ditahan."
"Nantinya sambil berkembang ini masih didalami," papar Yusri.
• Bereskan Tiga Masalah Pokok, Luhut Yakin Dua Pekan Lagi Kasus Covid-19 di Sembilan Provinsi Turun
Yusri menjelaskan, para tersangka bukan berasal dari mahasiswa ataupun buruh yang mengikuti aksi unjuk rasa.
Mereka disebutnya berasal dari kelompok anarko yang berusaha menyusup untuk menimbulkan kerusuhan.
"Iya, kelompok-kelompok anarko itu," terangnya. (Gita Irawan)