Berita Video
VIDEO: Cerita Sopir Ambulans Khusus Pembawa Pasien Infeksi Covid-19, Kerap Terjebak Macet
Pengalaman itu turut dikisahkan oleh Joharis (33) selaku sopir ambulans Puskesmas Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG - Kasus infeksi virus corona masih terhitung masif terjadi sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia.
Di tengah masifnya kasus infeksi covid-19, berimbas akan kesiapsiagaan petugas sopir ambulans untuk mengoperasikan transportasi khusus pasien itu dalam waktu yang tak menentu.
Pengalaman itu turut dikisahkan oleh Joharis (33) selaku sopir ambulans Puskesmas Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Joharis mengatakan dirinya kerap berjibaku dengan waktu guna mengantarkan para pasien infeksi covid-19 ke lokasi rujukan penanganan.
Ditambah, saat mengantarkan pasiennya itu dirinya harus mengenakan alata pelindung diri (APD) lengkap penanganan covid-19 dalam waktu berjam-jam.
"Keluh kesah enggak terlalu ada, tapi pakaiannya ini hazmat, gerah. Bawa mobil harus keadaan cepat. Apalagi pernah sekali saya bawa pasien suspect dengan gejala, sudah harus pasang ventilator di Puskesmas terus harus dibawa ke rumah sakit rujukan. Kayak kemarin ke RS Sulianti Saroso," kata Joharis saat ditemui di Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel, Serpong, Senin (12/10/2020).
"Kan kita benar-benar harus kejar waktu tuh. Sedangkan kita pakaian kayak gini, bawa mobil, pake face shield, kadang jalannya enggak keliatan gelap gulita lah, mengembun semua," tambahnya.
Tantangan Joharis tak hanya sampai disitu, sebab tak jarang dirinya mendapat hambatan arus lalu lintas saat membawa pasien infeksi covid-19.
Katanya kemacetan kerap didapati dirinya saat sedang merujuk pasien infeksi covid-19 ke rumah sakit rujukan di kawasan DKI Jakarta.
Bahkan, ia mengaku sempat melawan arus lalu lintas saat terjebak dikemacetan para pengendara.
"Di Pondok Indah, Stasiun Palmerah, Pejompongan itu arah ke RSPI lewat Benhil. Kalau kita lewat jalur sebelah selatan sana Fatmawati enggak mungkin, sedangkan sudah kritis, apalagi jalur antasari, Blok M pasti macetnya lebih parah," ungkap Joharis.
"Ya kita maksain saja, tapi gimana ikut berhenti macet karena terhambat. Kesadarannya sih masih kurang banget pengguna jalan, kita sudah pakai sirine, dikawal relawan masih kurang banget kasih jalur ke kita," lanjutnya.
Selain kisah tersebut, dirinya pun sempat dihadang sejumlah warga saat akan menjemput pasien infeksi covid-19.
Saat itu, kata Joharis sejumlah warga menolak dirinya masuk ke lingkungannya dengan dasar kekhawatiran penularan virus melalui ambulans yang dikendarainya.
"Saya enggak boleh masuk. Jadi saya harus nunggu di Puskesmas, nanti orangnya yang datang ke tempat pelayanan kesehatan, datang baru kami rujuk. Jadi kalau mobilnya masuk ke sana enggak boleh. Kadang ada beberapa warga juga, tetangganya sudah ngomong kalau masuk sini sirinenya jangan di bunyiin. Atau kadang diumpetin di sebelah mana mobilnya nanti pasiennya jalan," pungkasnya.