Omnibus Law
Unggah Video Para Pemuda Telanjang Dada Dijemur di Lapangan Siang Hari, Fadli Zon: Pelanggaran HAM
Diduga pemuda yang berjumlah lebih dari 10 orang itu dijemur dengan telanjang dada dan tidur di tengah lapangan di salah satu kantor polisi.
Keributan itu disebabkan karena aparat terprovokasi oleh demonstran.
“Empat personel diganggu massa, saya yakin anak SMA atau SMK. Satu personel terprovokasi, kebetulan posisi saya pas di belakang personel itu. Mulai bentrok dan ricuh, saya ikut mundur bersama polisi, saya masuk ke aula DPRD,” kata ARN.
Ponsel Disita dan Dipukuli

Namun ketika berlindung, ARN didatangi salah seorang aparat yang juga mulai menginterogasinya.
Aparat juga menyita ponsel milik ARN dan membawanya bersama demonstran lainnya. Ia rupanya dibawa ke lantai atas Gedung DPRD untuk diinterogasi.
ARN diminta mengaku sebagai provokator usai polisi melihat percakapan dari ponselnya.
"Mereka anggap chat saya dengan mahasiswi ini untuk provokasi demo Gedung DPRD jadi ricuh,” kata ARN.
Saat itulah ARN mengaku mengalami tindak kekerasan.
"Kepala dan muka saya beberapa kali dipukul sampai gagang kacamata saya patah," tutur ARN.
Setelah kejadian tersebut, ARN mengaku mengalami sesak napas akibat tendangan. Wajahnya juga lebam karena terkena pukulan.
Ia harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta.
Saat berada di rumah sakit, ARN sempat dijenguk oleh Direktur Kemahasiswaan UGM Suharyadi.
“Pak Haryadi minta saya tetap semangat tetap pikir positif. Saya ingin masalah ini cepat selesai dan bisa kuliah kembali,” ujar dia.
Polisi membantah

Polisi membantah telah melakukan pemukulan terhadap mahasiswa. Apalagi memaksa mereka mengaku sebagai provokator.