Virus Corona
Meskipun Saat Tengah Malam, Mereka Tetap Mengantar Peti Mati untuk Korban Covid-19
Jika ada pesanan peti mati untuk bayi, tak berapa lama kemudian menyusul pesanan peti mati orang dewasa.
Pada umumnya, kata dia, dinkes dan rumah sakit tidak punya fasilitas untuk penyimpanan peti mati.
Mengingat situasi darurat sekarang ini, pemerintah, dalam hal ini dinkes, tentu wajib punya persediaan peti mati yang bisa digunakan kapan pun.
Namun, karena tidak punya fasilitas penyimpanan, maka dinkes butuh kepastian bahwa perusahaan penyedia peti mati bisa memenuhi permintaan kapan pun jika dibutuhkan.
Kondisi itulah yang ditangkap oleh Argo. Di gudang perusahaannya selalu tersedia puluhan peti siap antar.
Ia menyebut ada dinkes kota tertentu sudah membayar di muka untuk pesanan 300 peti mati, tapi minta dikirim sesuai jumlah yang dibutuhkan.
Dengan cara seperti itu, dinkes bisa melayani masyarakat dengan baik tanpa perlu menyediakan fasilitas penyimpanan peti mati.
Layanan kedukaan
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada itu masuk bisnis layanan kedukaan (funeral management) sejak dua tahun lalu.
Layanan ini mencakup membuat peti mati, melayani kedukaan yang meliputi pemulasarAan (perawatan, memandikan, merias, meng-kafani, mensolatkan bagi yg muslim) menyediakan peti dan perlengkapannya, mobil ambulans dan kru pemakaman.

"Sering kami juga diminta untuk membantu proses pemakaman di TPU karena pihak ambulans yg disewa keluarga almarhum bukan dari kami, yang cuma menyediakan sopir," tutur Argo.
Selain itu, perusahaannya melayani kargo jenazah/abu jenazah baik untuk dalam kota, luar kota, luar pulau maupun luar negeri.
Untuk tempat persemayaman jenazah, Argo mengaku sudah bekerja sama dengan sejumlah rumah duka.
Klakson ambulans bunyi, tanda akan ada pesanan
Dalam menjalankan bisnis yang hanya sedikit orang yang menekuninya itu, Argo melakoninya sebagaimana menjalankan bisnis pada umumnya.
Ia mengakui memang terkadang mengalami hal-hal yang di luar nalar.