Berita Daerah
Benarkah Api Abadi Mrapen Padam Akibat Penggalian? Berikut Penjelasan Ahlinya
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menaruh perhatian khusus soal padamnya api abadi Mrapen di Desa Manggarma
WARTAKOTALIVE.COM - Warga digegerkan dengan padamnya Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Ini adalah momentum pertama kali dalam sejarah.
Secara mengejutkan, api di sana padam sama sekali.
Padamnya api abadi Mrapen ini pertama kalinya dalam sejarah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menaruh perhatian khusus soal padamnya api abadi Mrapen di Desa Manggarma, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Ganjar mengaku khawatir padamnya api tersebut disebabkan oleh aktivitas eksploitasi di sekitarnya.
"Mungkin ada gangguan kiri kanannya. Bisa jadi ternyata di sebelahnya ada orang yang melakukan tindakan yang mengganggu.
Umpama, ada orang menggali di sini, kemudian gasnya bocor ke lubang yang digali itu.
Saya minta tim mengecek dan menyelidiki sekaligus melakukan penelitian," tegasnya.
• Pertama Kali dalam Sejarah Api Abadi Mrapen Padam, Pertanda Apa?
Seperti diketahui, api abadi di Mrapen dikabarkan padam sejak 25 September lalu.
Ganjar pun segera meresponnya dengan meminta Dinas ESDM Jawa Tengah turun tangan.
Selain itu, Ganjar juga meminta para ahli untuk segera melakukan penelitian dan mengungkap penyebab padamnya api abadi Mrapen.
• Atasi Jalur Evakuasi Gunung Merapi di Kemalang Klaten, Ganjar Kucurkan Bantuan Rp14 Miliar
"Saya minta ahli-ahli Geolog ini untuk melakukan tindakan.
Tapi sekarang sedang kita cek, saya minta dilapori perkembangannya," tegasnya.
Ganjar pun berpendapat, padamnya api abadai Mrapen bisa disebabkan faktor alam yang menyebabkan kandungan gas di dalamnya habis.
Sementara Kepala Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Teguh Yudi Pristiyanto mengaku telah melakukan pengecekan ke lokasi pada Rabu (30/9/2020) lalu.
Hasil pengecekan sementara tidak terdapat gas yang keluar dari lubang api. Diketahui, nyala api abadi Mrapen bersumber dari gas alam yang menyembur di titik tersebut.
Namun, belum diketahui penyebab pasti padamnya api abadi, dugaan sementara ialah adanya aktivitas pengeboran sumur oleh warga yang sempat menyemburkan air bercampur gas setinggi 25 meter.
Bisa Dipulihkan
Menurut Sinung, ada beberapa opsi untuk memulihkan sumber api abadi. Tapi memerlukan kajian teknis yang matang. Salah satunya dengan mencari sumber gas baru di dekat lokasi saat ini.
Terpisah, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Grobogan Haerudin, menambahkan akan ada upaya percepatan agar api abadi kembali menyala. Dia mengungkap perlu kajian mendalam terkait upaya tersebut.
"Tadi saya sudah ke sana meninjau lokasi. Yang paling logis yakni mencari sumber gas baru yang kemudian nanti disalurkan ke titik lokasi Api Abadi Mrapen. Tapi itu teknis banget, perlu kajian dan perhitungan yang matang," kata Haerudin.

Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Sarju Winardi menjelaskan adanya Api Abadi Mrapen karena ada sumber gas dan jalur keluar.
Menurutnya fenomena padamnya Api Abadi Mrapen ini bisa terjadi karena beberapa hal.
"Matinya itu bisa mungkin gasnya habis atau jalur keluarnya ada masalah. Masalah itu bisa tersumbat atau karena ada berpindah jalur oleh patahan atau aktivitas pengeboran sehingga dia (gas) berpindah jalur," kata Sarju.
Api abadi Mrapen bisa saja dihidupkan lagi, imbuh Sarju, dengan mengetahui mengetahui jalur keluar gas secara presisi.
"Kita harus tahu kondisi jalur keluar (gas) arahnya dan sumbernya selama ini kita belum mendapatkan gambarannya secara presisi. Jadi kalau misalkan mau dihidupkan lagi secara manual, secara buatan, memungkinkan kalau kita tahu jalur keluarnya secara presisi kemudian sumber gasnya ada," jelasnya.
Untuk diketahui, Api Abadi Mrapen ini kerap menjadi sumber api obor beberapa acara nasional dan internasional.
Misalnya saja, pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Kemudian Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996. Setiap tahun, api abadi dari Mrapen ini juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Lokasi api abadi Mrapen ini pun sudah menjadi destinasi wisata, namun selama pandemi virus COVID-19 objek wisata ini ditutup.
Api abadi Mrapen adalah sebuah kompleks yang terletak di desa Manggarmas, kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Kawasan ini terletak di tepi jalan raya Purwodadi - Semarang, berjarak 26 km dari Kota Purwodadi.
Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.
Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya, misalnya pesta olahraga internasional Ganefo I tanggal 1 November 1963.
Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan HAORNAS.
Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara hari raya Waisak.
Selain api abadi, di komplek tersebut juga terdapat kolam dengan air mendidih yang konon dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta batu bobot yang konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka yang mengangkat tersebut akan mendapatkan keinginannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Misteri di Balik Api Abadi Mrapen Mati Total Sejak 25 September, Ganjar Duga Ini Penyebabnya