Aplikasi
Melalui Aplikasi Nafas, 27 Sensor Kualitas Udara di Jakarta Berikan Data Real Time kepada Pengguna
Nafas bekerja sama dengan Airly menanamkan 45 sensor kualitas udara yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bogor.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
Aplikasi Nafas juga menampilkan daftar kualitas udara dari beberapa kota untuk dibandingkan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemprov DKI bersama dengan Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies meluncurkan kerja sama berupa Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta pada Rabu (23/9/2020) lalu.
Dalam kerja sama tersebut, Pemprov DKI dan Bloomberg Philanthropies turut mengumumkan beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah polusi udara di Jakarta, termasuk website dan dokumen, 'Menuju Udara Bersih Jakarta'.
Langkah pertama yang disampaikan dalam dokumen tersebut adalah Pemantauan Kualitas Udara Ambien, di mana salah satu inisiatif adalah memperbesar jaringan pemantauan kualitas udara di Jakarta melalui sebuah sensor pemantauan kualitas udara yang terhubung dengan aplikasi Nafas.
Aplikasi buatan Nafasaria Pte.Ltd ini bisa mengukur kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya secara real-time.
• Rilis Oktober, Ponsel Misterius Itu Ternyata Oppo Reno4 F, Punya Bodi Ramping dan Dual Punch Hole
• Setelah Ponsel Unik LG Wing, Giliran LG K42 dan LG K71 Diperkenalkan, Ini Keunggulan dan Spesifikasi
Titik sensor
Nafas telah memasang 27 sensor kualitas udara di berbagai titik DKI Jakarta.
Setiap sensor itu nantinya dapat memberikan data kualitas udara real-time bagi pengguna melalui aplikasi.
Nafas bekerja sama dengan Airly menanamkan 45 sensor kualitas udara yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bogor.
Sensor tersebut bisa menahan panas, kelembaban, dan hujan di iklim tropis seperti Indonesia.
• Tahan 9 Jam Lebih buat Main Games, Ini Harga dan Spesifikasi Lengkap Asus ROG Phone 3 di Indonesia
• Hari Apoteker se-Dunia, PP IAI Gelar Lomba Video Edukasi dan Webinar untuk Siswa dan Kader PKK
Sensor Airly PM2.5 yang dirancang dan diproduksi di Eropa, terbuat dari bahan stainless steel yang khusus dipasang untuk luar ruangan.
Sensor tersebut bertugas untuk mengukur berbagai polutan di udara, mengukur suhu, tekanan barometrik, kelembaban, dan tiga jenis particulate matter (PM), yakni PM1, PM2.5, dan PM10.
“Data yang benar-benar lokal sangat penting untuk mengetahui kualitas udara di sekitar mereka," kata Co-Founder & Chief Executive Officer Nafas, Nathan Roestandy, dalam keterangan tertulis, Jumat (25/9/2020).
"Hal inilah yang membuat kami merancang Nafas untuk terhubung ke total 45 jaringan sensor PM2.5 kami sendiri di Jabodetabek,” imbuhnya.
• Ajak Konsumen Peduli Kualitas Udara, Pertamina Uji Emisi Gratis
Lebih dari 400 pemerintah lokal
Sementara, Co-Founder & Chief Growth Officer Nafas Piotr Jakubowski mengatakan Sensor yang digunakan juga dipakai di lebih dari 400 pemerintah lokal di seluruh Eropa termasuk Inggris, Belanda, Norwegia, Polandia, Italia, Jerman, Belgia dan lain-lain.
“Dengan jaringan 45 sensor yang sudah terpasang, kami berharap data kualitas udara ini bisa dipakai pemerintah dan juga publik dengan aplikasi yang mudah dipakai dan dibaca,” ujarnya.
Cara sensor bekerja
Lalu bagaimana sensor alat pemantau kualitas udara ini bekerja?
Seperti dilansir kompas.com, Rabu (23/9/2020), nantinya masing-masing titik lokasi sensor akan merekomendasikan aktivitas dan gaya hidup yang sebaiknya dilakukan berdasarkan kualitas udara saat itu.