Berita Politik

Dahnil Anzar Simanjuntak Sentil Said Didu yang Dinilai Diskreditkan Orang Parpol

Dahnil melihat cuitan tersebut sebagai 'ajang membanggakan diri' seorang Said Didu dengan menjatuhkan orang lain yang bergabung di dalam partai politi

Editor: Feryanto Hadi
Tribun Wow
Dahnil Anzar Simanjuntak 

Sebelumnya, Muhammad Said Didu dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah terlibat perdebatan terkait dinasti politik.

Berawal saat Fahri Hamzah mencibir orang-orang yang meledek Partai Gelora, termasuk dirinya, soal dukungan terhadap anak Presiden Jokowi Gibran Rakabuming di Pilwalkot Solo dan Bobi Nasution di Pilawalkot Medan.

Orang-orang tersebut mengkritik langkah Partai Gelora, sebagai partai baru, dan menudingnya ingin 'main aman' dengan mendukung anak-menantu Presiden Jokowi.

Sementara itu, Fahri Hamzah menyebut, tidak ada dinasti politik di negara demokrasi. Proses politik di negara demokrasi tak menjamin siapapun untuk menang.

 Kenang Kejamnya Pemberontakan PKI di Madiun 18 September 1948, Fadli Zon: Kiai Diculik dan Dibantai

 Pelajaran Sejarah Terancam Dihapus, JJ Rizal: Dasar Rezim Hipokrit!

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat bertemu pimpinan DPR di Istana Kepresidenan, Senin (23/9/2019).
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat bertemu pimpinan DPR di Istana Kepresidenan, Senin (23/9/2019). (BIRO PERS SATPRES)

"Dalam negara demokrasi tidak akan terjadi dinasti politik sebab kekuasaan demokratis tidak diwariskan melalui darah secara turun temurun. Tapi dia dipilih melalui prosesi politik, orang yang masuk prosesi politik itu, belum tentu menang dan belum tentu juga kalah," kata Fahri, Jumat (18/9).

Fahri bilang satu-satunya dinasti politik yang ada di Indonesia saat ini adalah Dinasti Hamengkubowono di Yogyakarta. Idealnya, menurut dia, dinasti itu hanya sebagai simbol, tak perlu mendapat jabatan publik setingkat gubernur.

Mantan Wakil Ketua DPR itu mengaku telah mengajak debat orang-orang yang menuding Gelora melanggengkan dinasti politik karena mendukung anak dan mantu Presiden Joko Widodo. Fahri menilai kelompok tersebut tidak paham konsep politik dinasti.

"Akhirnya jadi percakapan di pingggir jalan, percakapan orang yang tidak berkualitas. Jadi orang bodoh itu, tidak hanya di istana, tapi juga di pinggir jalan karena tidak berkualitas," ucapnya.

 Rekonstruksi Pembunuhan Manajer HRD, dengan Mengancam Pelaku Minta Nomor Pin ATM Korban

 Bandar Narkoba Terpidana Mati Asal Cina Kabur dari Tahanan Lapas Tangerang dengan Cara Gali Lubang

Respon Said Didu

Membaca statemen Fahri Hamzah, Said Didu memberikan respon.

Said Didu, yang selama ini dikenal dekat dengan Fahri, mengaku punya pandangan lain tentang dinasti politik.

"Bung @Fahrihamzah, saya tetap berpemdapat bahwa penguasa yang mencalonkan keluarganya utk posisi jabatan politik saat masih berkuasa adalah jalan menuju dinasti politik," tulis Said Didu di akun Twitternya, Jumat.

"Biarlah saya dan yg berpendapat demikian anda cap sebagai orang bodoh. Selamat dengan arah barunya," imbuhnya.

Sementara itu, Fahri membalas komentar dari Said Didu.

Said Didu seusai Diskusi Publik Pertamina Sumber Kekacauan, yang digelar oleh Indonesia Resources Studies (Iress) di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Said Didu seusai Diskusi Publik Pertamina Sumber Kekacauan, yang digelar oleh Indonesia Resources Studies (Iress) di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (19/12/2019). (TRIBUNNEWS/LITA FEBRIANI)

Fahri kembali menegaskan, proses pemilu tidak bisa disamakan dengan dinasti.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved