Berita Internasional
Pemerintah Komunis China Tuduh Arab Saudi Eksplorasi Bijih Uranium untuk Kembangkan Senjata Nuklir
Pemerintah Komunis China menuding Arab Saudi mengeksplorasi bijih uranium untuk pengembangan senjata nuklir.
* China sebut Arab Saudi kembangkan senjata nuklir
* Arab Saudi memiliki 90.000 ton uranium yang sedang ditambang
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Pemerintah Komunis China menyebut Kerajaan Arab Saudi tengah menyiapkan senjata nuklir.
Negara di kawasan Timur Tengah itu memiliki cadangan bahan baku bom nuklir, yakni bijih uranium.
Diperkirakan, Arab Saudi memiliki cukup cadangan bijih uranium yang dapat ditambang untuk membuat bahan bakar dan senjata nuklir.
Dailymail.co.uk melaporkan, ahli geologi China telah membantu kerajaan memetakan cadangan uraniumnya dengan kecepatan luar biasa sebagai bagian dari perjanjian kerja sama nuklir mereka.
• Politbiro Komunis China Bakal Bertemu Penasihat Keamanan Korsel, Antara Lain Bahas Bom Nuklir Korut
• Laporan Militer AS: Korea Utara Diyakini Punya 60 Bom Nuklir dan 2.500-5.000 Ton Senjata Kimia
Rincian saham terkandung dalam laporan rahasia mereka yang telah dilihat oleh The Guardian.
Pengungkapan itu akan meningkatkan kekhawatiran tentang persenjataan potensial Arab Saudi.
Laporan tersebut menyatakan bahwa para ahli geologi bekerja sepanjang tahun, termasuk di musim panas yang terik, untuk mengidentifikasi cadangan.
Mereka menemukan bahwa lebih dari 90.000 ton uranium dapat diproduksi dari tiga endapan utama di tengah dan barat laut negara itu.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi cadangan dan menghitung biaya penggaliannya.
Negara Timur Tengah telah terbuka tentang rencananya untuk menggunakan nuklir dan mengekstrak uraniumnya di dalam negeri.
Seorang pejabat senior sebelumnya mengakui rencana untuk bergerak menuju 'swasembada' dalam memproduksi bahan bakar nuklirnya.
Eksportir minyak utama dunia itu mengatakan ingin menggunakan logam itu untuk mendiversifikasi bauran energinya, tetapi pengayaan uranium juga membuka kemungkinan penggunaan bahan tersebut oleh militer.
Mark Hibbs, rekan senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for Peace, mengatakan: 'Jika Anda mempertimbangkan pengembangan senjata nuklir, semakin banyak program nuklir asli Anda, semakin baik."
