Virus Corona Jabodetabek
Pedagang Pasar di Jakarta Paling Banyak Terpapar Virus Corona, Tembus 321 Orang
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat, pedagang pasar di DKI Jakarta paling banyak terkena virus corona dibanding daerah lain
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat, pedagang pasar di DKI Jakarta paling banyak terkena virus corona atau Covid-19 dibanding daerah lain.
Berdasarkan pendataan mereka, ada 321 pedagang di Ibu Kota yang terpapar Covid-19.
“Untuk kasus DKI Jakarta masih tertinggi yaitu 321 pedagang dari 51 pasar positif, dan satu orang meninggal dunia,” kata Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri seperti dilansir dari keterangan pers, Selasa (15/9/2020).
Abdullah mengatakan, Ikappi telah menghimpun data kasus penyebaran Covid-19 di kalangan pedagang dari 96 kabupaten/kota dan 27 provinsi di Indonesia.
• Ada Pedagang Positif Covid-19, Pasar Mayestik Jakarta Selatan Ditutup Tiga Hari Cegah Penyebaran
• Anies Pimpin Langsung Operasi Pengawasan PSBB di Ruas Jalan hingga Restoran di Pasar Festival
Secara nasional, kata dia, jumlah pedagang terkena Covid-19 mencapai 1.344 orang termasuk 47 orang di antaranya meninggal dunia.
“Kasus Covid-19 itu tersebar di 239 pasar yang ada di 96 kabupaten/kota dan 27 provinsi di Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, temuan kasus itu menjadi pukulan sangat berat bagi Ikappi.
Apalagi wabah Covid-19 membuat perekonomian para pedagang pasar anjlok hingga 70 persen.
“Seminggu terakhir kami mendapati penurunan omzet pedagang kami hingga 60 sampai 70 Persen. Kami harus terus bertahan dalam kondisi seberat ini," katanya.
• DBPR Sebut Tahapan Revitalisasi Pasar Ciputat Bakal Berlangsung Dua Kali
• Polisi Petakan Klaster Baru Corona di Perkantoran, Pasar, Tempat Usaha, dan Perumahan
Hingga kini, Ikappi terus melakukan edukasi secara persuasif kepada para pedagang.
Edukasi ditekankan lebih kepada untung-ruginya menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Misalnya kalau sampai pasar tutup karena ada yang positif siapa yang rugi? atau kalau sampai harus isolasi dua minggu nggak bisa jualan, siapa yang rugi? Seperti itu saja sih,” katanya.
“Kami sedang dalam proses ulang melakukan edukasi berupa edaran dan sosialisasi melalui perwakilan-perwakilan Ikappi di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Abdullah mengatakan, Ikappi menyadari pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi selama sehari-dua hari.
• Wakapolri Tegaskan Preman Pasar Dilibatkan untuk Awasi Protokol Kesehatan, Bukan Berikan Sanksi
• Zona Merah Covid-19, Pasar Malam di Tangerang Buka Tanpa Perhatikan Porokol Kesehatan
Pandemi virus corona akan mengubah kebiasaan lama pedagang dan melakukan kebiasaan baru dengan memperkuat protokol kesehatan kepada pedagang pasar tradisional di seluruh Indonesia.
“Pesan besarnya adalah saling menjaga selama pandemi, karena satu sakit tentu berdampak ke semua pedagang."
"Jika ada yang sakit maka semua juga terkena imbasnya, sehingga pedagang dapat menjaga diri dan mengingatkan sesama pedagang,” ucapnya.
Ikappi meminta kepada semua pihak untuk ikut berpartisipasi dan berperan aktif dalam membangkitkan keterpurukan ekonomi ini.
• Pasar dan Mal Diizinkan Beroperasi saat PSBB, Perkantoran Maksimal 25 persen Karyawan
• Polisi Petakan Klaster Baru Corona di Perkantoran, Pasar, Tempat Usaha, dan Perumahan
Caranya mematuhi protokol kesehatan saat berada di pasar seperti memakai masker dan menjaga jarak.
Jika protokol kesehatan diterapkan, kata Abdullah, transaksi di pasar dapat terus terjaga dan omzet pedagang kembali naik.
"Kami juga berharap pemerintah pusat lebih fokus memperhatikan kami melalui program-program pemberdayaan."
"Stimulus permodalan atau bantuan lain yang dapat meringankan beban pedagang dan pedagang tetap terus bisa berdagang untuk mendistribusikan pangan bagi masyarakat,” ujarnya.