Pendidikan
Guru SD Islam Sabilillah Malang Curhat Soal Pembelajaran Jarak Jauh
Dalam pembelajaran jarak jauh guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi untuk mengajar murid-muridnya.
Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sudah sebulan ini pembelajaran jarak jauh diberlakukan di seluruh Indonesia. Pada semester 1 ini pembelajaran jarak jauh dimulai 13 Juli 2020.
Ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19. Pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Lalu, Orang tua bisa apa?
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.
Guru memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah.
Menurut Guru Bahasa Arab, SD Sabilillah Malang, Nur Chasan, dalam pembelajaran jarak jauh guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi untuk mengajar murid-muridnya dengan memanfaatkan media dalam jaringan internet (online).
Hal ini sesuai dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet.
Guru dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), google meeting, elearning, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
"Guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet," kata Nur Chasan melalui siaran persnya, Senin (31/8/2020).
Nur Chasan menjelaskan, koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet.
Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
Dalam satu hari rata-rata menghabiskan kuota 2 Giga byte untuk mengakses internet.
• Timnas Indonesia U-19 Ikuti Turnamen di Kroasia, Berikut Jadwal Terbarunya
• Ditodong Pistol dan Mobil Dirusak Massa, Korban Kerusuhan di Ciracas Alami Trauma
Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.
"Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus pembelajaran yang berbasis daring," tandasnya.
Dia menyatakan bahwa bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orang tua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring.
Hal ini berkaitan dengan peran dan tugas semua stakeholder yang ada di sekolah. Masa pembelajaran Covid-19 telah berjalan, secara otomatis salah satu unsur proses pembelajaran model abad 21 adalah memanfaatkan tekhnologi.
Dengan berbagai“pembelajar”, menajadi “merdeka”. Proses Pembelajaran semacam ini, semakin menguatkan pentingnya metode, model, pendekatan, dan strategi pembelajaran bagi guru yang susuai subtansinya.
Pentingnya Pesan-pesan Edukatif
Nur Chasan menjelaskan, dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19.
Dengan demikian pembelajaran yang hampir sama dengan pembelajaran tatap muka tetapi berbasis online.
Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian tujuan pembelajarannya dapat tercapai.
• KTP Pria Mojokerto ada di Video Markas ISIS di Yaman, Begini Kondisi Rumah dan Kata Tetangganya
• Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, Tak Mau Buat Pemainnya Stres
Saat ini Pembelajaran Jarak jauh sudah diberlakukan secara menyeluruh di wilayah tanah air Indonesia.
Banyak sekali kendala yang dialami oleh siswa, guru, dan orang tua.
"Orangtua banyak yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh ini. Setiap bulan masih harus membayar SPP penuh. Padahal anaknya tidak menikmati fasilitas yang ada di sekolah. Belum lagi pengeluaran tambahan anaknya untuk membeli kuota internet," ujarnya.
Nur Chasan menyebutkan bahwa kendala pembelajaran jarak jauh masih cukup banyak. Guru yang masih gagap teknologi akan sulit menyiapkan pembelajaran yang akan dilakukan. Fasilitas intenet di sekolah mendukung.
Orangtua masih banyak yang tidak siap untuk menfasilitasi pembelajaran jarak jauh anaknya.
Untuk mengatasi kendala pembelajaran jarak jauh yang terjadi saat ini memerlukan kerja sama antara beberepa pihak terkait. Guru perlu mengupgrade diri dalam mengasah kemampuannya dalam bidang teknologi informasi.
• Pelatih Persija Jakarta, Sergio Farias, Tak Mau Berkomentar Soal Motta dan Osvaldo
• Calo Praktik Aborsi Ilegal Raden Saleh Dibekuk Polisi, Ditemukan Uang Rp 881 Juta,
Semua aplikasi pembelajaran yang diperlukan oleh guru hendaknya dikuasai. Media pembelajaran yang sesuai dimasa Covid-19 ini perlu diperhatikan kemanfaatannya.
Pihak sekolah hendaknya menfasilitasi dengan wifi yang signalnya kuat. Tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Sekolah hendaknya menfasilitasi semua guru untuk mengupgrade diri dalam menyongsong mempersiapkan pembelajaran jarak jauh.
Dari pihak orangtua tentunya harus mempersiapkan fasilitas pendukung belajar anaknya.
Fasilitas wifi atau paketan internet mutlak diperlukan di rumah ketika anaknya ditinggal orang tuanya bekerja di luar rumah.
Guru les privat setidaknya mendampingi anaknya yang masih sekolah dasar. Sedangkan untuk anak SMP dan SMA bisa secara mandiri mengikuti pembelajaran daring ini.
Dampak Jangka Menengah
Sementara itu, Nur Chasan, menjelaskan, pembelajaran jarak jauh juga memberikan dampak jangka menengah.
Pada anak usia dini akan mengalami pelambatan perkembangan motorik, psikologis, dan sosio pembelajaran.
Perkembangan motorik anak usia dini akan terganggu. Anak yang biasanya belajar dengan teman sebayanya.
Belajar bersama-sama dengan temannya hilang seketika. Dampak psikologisnya anak akan merasa terisolasi di rumah.
• Calo Praktik Aborsi Ilegal Raden Saleh Dibekuk Polisi, Ditemukan Uang Rp 881 Juta,
• Adik Ipar Edo Kondologit Tewas di Tahanan, Keluarga Minta Keadilan ke Mapolres Sorong Kota Papua
Terus berada di rumah akan menyebabkan anak menjadi sulit bergaul dengan teman-temannya.
"Apalagi jika anak tunggal akan merasa sendiri terus di rumah. Namun jika mempunyai banyak saudara akan menyebabkan kerukunan antar anggota keluarganya. Pada hari biasa, saudara-saudaranya sibuk dengan tugas masing-masing, saat ini mereka akan selalu berkumpul setiap hari," paparnya.
Menurutnya, tutorial dengan dengan teman sebaya akan mudah terjadi. Kakaknya akan mengajari adiknya jika mengalami kesulitan dalam belajarnya. Sementara itu dampak sosio pembelajaran di sekolah juga akan hilang.
Dimana temannya saling bercanda, bergurau, saling mengolok-olok juga akan hilang. Kehidupan sekolah yang kadang membuat mereka asyik bekerja sama, berinteraksi, dan bertemu gurunya otomatis akan hilang dengan seketika.
Namun, untuk anak usia SMP dan SMA dampak jangka menengah ini pengaruhnya sedikit jika mereka mengikuti pembelajaran daring secara mandiri.
Hal ini akan memupuk rasa tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri. Kemampuan mengeksplorasi diri sendiri untuk menghadapi kehidupan nyata akan muncul lebih cepat.
Mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah diri mereka sendiri dengan lebih baik.