Virus Corona DKI Jakarta

Kisah Heru Pujihartono, Pengusaha Katering yang Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Heru Pujihartono memutuskan tetap mempertahankan karyawannya di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, tak bijak bila yang dilihat cuma untung dan rugi.

Editor: Eko Priyono
Dokumen pribadi
Pemilik bisnis jasa boga dan servis pernikahan Nendia Primarasa, Heru Pujihartono (kedua kiri) bersama eks pelatih timnas Indonesia, Rahmad Darmawan (kedua kanan). 

Pandemi Covid-19 menghantam nyaris seluruh sektor usaha di Tanah Air. Banyak pebisnis terpaksa gulung tikar dan memutus kerja para karyawannya.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Namun masih ada pengusaha yang mati-matian merawat bisnis rintisan juga karyawannya. Satu di antaranya adalah Heru Pujihartono.

Heru merupakan pendiri bisnis jasa boga dan servis pernikahan Nendia Primarasa. Usaha ini berdiri sejak tahun 2004.

Selama 16 tahun berdiri, sudah banyak klien yang diservis Nendia Primarasa. Yang teranyar adalah Heru dipercaya menangani pesta pernikahan Febia Aldina Darmawan dan Herwin Tri Saputra.

Febia merupakan anak pelatih Madura United dan eks juru taktik timnas Indonesia, Rahmad Darmawan. Resepsi berlangsung 2 Februari 2020 lalu, tepat sebulan sebelum kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi.

Eks pelatih timnas Indonesia, Rahmad Darmawan (paling kiri) saat menggelar resepsi pernikahan anaknya, 2 Februari 2020.
Eks pelatih timnas Indonesia, Rahmad Darmawan (paling kiri) saat menggelar resepsi pernikahan anaknya, 2 Februari 2020. (Dokumen pribadi)

Selepas itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Daerah--khususnya di DKI Jakarta--mulai menerapkan sejumlah kebijakan terkait penanganan virus Covid-19 di wilayah masing-masing.

Hal itu dilakukan dengan menutup sejumlah tempat wisata, meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, sampai penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

PSBB inilah yang membuat penyelenggaraan resepsi pernikahan tak mendapatkan izin. Akad nikahnya sendiri diperbolehkan asal mengikuti protokol kesehatan.

"Pastinya terdampak tapi saya coba berpikir positif karena musibah ini bukan cuma di Jakarta saja. Apapun jenis usahanya pasti terdampak. Apalagi seperti di kami yang memang melibatkan banyak orang, menggelar resepsi pernikahan yang melibatkan 1.000 sampai 2.000 orang. Dampak pandemi Covid-19 ini begitu terasa," ujar Heru kepada Warta Kota belum lama ini.

"Meski akad sudah bisa dilakukan, tapi resepsinya kan belum. Jadi usaha kami pasti terkena imbas musibah ini," sambung penggerak Nendia Media FC, tim sepak bola yang beranggotakan para pewarta dari beragam media cetak dan elektronik.

Dipertahankan

Di tengah paceklik pemasukan buntut puluhan resepsi pernikahan yang dibatalkan, Heru tak lantas mengambil jalan pintas.

Menurutnya, bisa saja ia mengikuti langkah para pengusaha selama pandemi Covid-19 yang memutus hubungan kerja dengan karyawannya.

"Tapi itu bukan cara yang ingin saya ambil. Jumlah karyawan tetap saya ada 40 orang. Selama pandemi ini mereka tetap kami gaji. Karena apa? Sejak berdiri tahun 2004, mereka sudah banyak 'memberi' untuk saya. Sekarang belum sampai setahun pandemi melanda, rasanya tak masuk akal saya langsung mem-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) mereka," ujar Heru yang mengagumi klub Liga Inggris, Chelsea.

Lantas bagaimana cara Heru mempertahankan usahanya? Selama lima bulan terakhir, Heru menalangi pos pengeluaran untuk menggaji karyawannya dengan tabungan pribadi. Bahkan ia mengaku rela menggadai sejumlah barang.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved