Banjir Jakarta

Anies Baswedan Nilai TOA Tidak Relevan sebagai Alat Peringatan Banjir

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai penggunaan alat pengeras suara TOA sangat tidak relevan sebagai alat peringatan dini bencana banjir.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
dok.YouTube Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat rapat pimpinan membahas pengendaliam banjir di Jakarta. 

Berdasarkan informasi yang dia terima, banyak TOA di 14 kelurahan yang terendam banjir tidak berfungsi.

“Lebih baik early warning system menggunakan WA (WhatsApp), masjid atau yang punya speaker (alat pengeras suara) di mana-mana. Tapi karena sudah terlanjur ada, yah dipakai namun nggak perlu ditambah,” jelasnya.

Anies mengatakan, banjir merupakan bencana rutin yang dialami Provinsi DKI Jakarta sejak puluhan tahun silam.

Karena itu, seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) di Pemprov DKI Jakarta harusnya sudah memiliki cara untuk penanangan banjir yang melanda Ibu Kota.

Anies lalu meminta kepada BPBD DKI untuk berkolaborasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) DKI agar menyiapkan sistem penanganan banjir.

Sistem penanganan banjir itu akan menjadi panduan bagi SKPD lain dalam membantu penanganan banjir.

Misalnya Dinas Perhubungan di bidang transportasi, Dinas Sosial di bidang logistik, Dinas Kesehatan di bidang kesehatan, Satpol PP di bidang evakuasi dan sebagainya.

Koordinasi dengan Diskominfotik diperlukan karena dinas tersebut memiliki data bencana banjir, dari ketinggian air hingga wilayah mana yang terkena banjir.

“BPBD koordinir, siapkan protap dan petanya. Jadi, sebelum kejadian kita sudah siap. Hari ini kalau kejadian (banjir) kita gelagapan, seakan-akan ini banjir pertama. Lah tanah ini sudah puluhan tahun kena banjir, tapi cara kita menanganinya adhoc,” ungkap Anies.

Seperti diketahui, BPBD DKI Jakarta telah memiliki 14 TOA sebagai disaster warning system (sistem peringatan bencana).

Seluruh 14 alat itu tersebar di berbagai wilayah Provinsi DKI Jakarta, di antaranya Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Namun pada 2020 ini, BPBD mengusulkan anggaran sekitar Rp 4 miliar untuk pembelian enam alat TOA sebagai DWS.

Hal itu dikatakan Kepala Pusat Data dan Informasi pada BPBD DKI Jakarta Muhammad Ridwan pada Senin (13/1/2020).

Menurut dia, enam unit alat itu dibangun di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berpotensi meluap saat hujan deras terjadi di hulu ataupun di Jakarta.

Dia mengklaim, satu titik speaker memiliki empat speaker yang dipasang berbagai arah sehingga jangkauannya diklaim mencapai 500 meter.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved