Virus Corona

Soal Klaim Surabaya Sudah Zona Hijau Covid-19, Khofifah: Biarlah Pemerintah Pusat yang Menentukan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara soal klaim Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menyebut Surabaya berstatus zona hijau.

Youtube Kompas TV
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memimpin rapat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga kota di Jawa Timur, yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Ia akhirnya mengikuti keinginan ketiga kepala daerah agar PSBB di Surabaya Raya tak diperpanjang, Senin (8/6/3030). Ia menyebut soal warna zona covid-19 di Surabaya biar pemerintah pusat yang menentukan. 

WARTAKOTALIVE.COM, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara soal klaim Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menyebut Surabaya berstatus zona hijau.

Terkait pernyataan itu, Khofifah mengatakan, yang berhak menentukan status zona sebuah daerah bukan pemerintah daerah tersebut, melainkan pemerintah pusat.

"Yang menentukan status zona bukan pemkot, pemkab, atau pemprov, tapi satgas pusat sepekan sekali," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (4/8/2020) malam.

Ilustrasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan status Covid-19 di acara ILC, Selasa (9/6/2020)
Ilustrasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan status Covid-19 di acara ILC, Selasa (9/6/2020) (ILC TV One)

Zonasi penyebaran dirilis setiap sepekan pada Selasa malam melalui sistem informasi Bersatu Lawan Covid-19 atau (BLC).

Cegah Virus Corona, Wali Kota Risma Sosialisasi Pakai Motor Hingga Hukum Push Up Pelanggar

Kasus Virus Corona di Surabaya Meningkat Tajam, Risma Sebut Persebaran Terbesar di Komplek Mewah

"Kami (Pemprov Jatim) biasanya juga ikut mengunggah dari BLC untuk update zonasi peta," jelas Khofifah.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim, wilayahnya telah berubah menjadi zona hijau atau risiko rendah penularan virus corona.

Risma mengatakan, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Surabaya juga cukup tinggi.

"Di mana kondisi Surabaya sudah (zona) hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak," kata Risma dikutip dari siaran pers, Senin (3/8/2020).

Mantan Bintang Porno Asal Beirut Mia Khalifa Sebut Ledakan di Kota Kelahirannya karena Konspirasi

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan, perubahan status zona hijau itu berdasarkan kajian pakar epidemiologi yang diterima Pemkot Surabaya.

Dari laporan itu, kata Irvan, transmission rate di Surabaya telah berada di bawah angka satu.

"Dari pakar epidemiologi, dr Ati, disampaikan data sampai dengan 26 Juni 2020 memang hijau, untuk transmission rate-nya itu sudah di bawah satu. Bahkan sampai dengan delapan hari kita sudah hijau," kata Irvan saat dikonfirmasi, Selasa (4/8/2020).

Penemuan Gudang Ganja di Citra Maja Lebak Banten, Empat Pelaku Diringkus Polisi

Adapun Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, perubahan warna hijau yang dimaksud Risma bukan pada zona, melainkan warna yang terdapat pada reproduksi efektif (Rt).

Warna hijau tersebut merupakan representatif angka reproduksi yang efektif di kota Surabaya selama dua minggu terakhir, mulai dari tanggal 21 juli 2020 lalu.

Dalam data milik Dinkes Surabaya, angka rate transmitiion atau tingkat penularan Covid-19 di kota Surabaya selama 2 minggu terakhir kurang dari satu sehingga disimbolkan dengan warna hijau.

Shock Digugat Harta di Pengadilan, Eks Suami Jenita Janet Inginkan Rumah, Apartemen, Mobil dan Moge

Selama 14 hari terakhir, terhitung mulai 21 Juli-3 Agustus, Rt di Surabaya kurang dari angka satu.

Itu artinya penularan sudah dapat dikendalikan.

Sebelumnya Risma mengatakan, angka kesembuhan kasus Covid-19 di Surabaya juga cukup tinggi.

"Di mana kondisi Surabaya sudah (zona) hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak," kata Risma dikutip dari siaran pers, Senin (3/8/2020).

Dipertanyakan Pakar Epidemiologi 

Smentara itu Pakar Epidemiologi Windhu Purnomo dari Universitas Airlangga mempertanyakan data yang digunakan Tri Risma sehingga dapat menyimpulkan  Surabaya sudah masuk zona hijau.

Menurutnya, kasus Covid-19 di Surabaya masih bertambah setiap hari berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi.

"Kita tidak tahu Ibu Wali Kota ini menggunakan data mana, karena dari data yang ada dari Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi dilaporkan ke pusat kami analisis dari hari ke hari dan  Surabaya  belumlah kalau hijau, karena kalau kita lihat saja kasus baru masih terus ada," ujarnya dilansir YouTube Kompas TV, Selasa (4/8/2020).

 Hebat, 5 Mahasiswa ITS Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Suhu untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Ia menambahkan, kasus Covid-19 di Surabaya penambahannya tidak setajam dahulu, tapi kurvanya belum turun.

"Memang tidak tajam meningkat seperti dulu. Situasinya flat tinggi. Kita menunggu apakah akan turun, kalau akan turun berarti ini puncak," imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan jika keputusan suatu daerah dikatakan zona hijau, zona kuning atau zona merah adalah kewenangan Gugus Tugas Pusat.

 Update Kasus Virus Corona Rabu 8 Juli di Surabaya dan Jawa Timur Bertambah 308 Kasus Baru

"Ini zona hijau bukan Kabupaten, Kota atau Provinsi. Zona itu tiap Selasa akan diumumkan oleh Gugus Tugas Pusat," ungkapnya.

Ia juga mengapsesiasi kinerja tenaga kesehatan di Jawa Timur karena angka kesembuhan pasien Covid-19 tinggi.

"Kerja keras para nakes, para relawan juga rumah sakit sudah menghasilkan kesembuhan pasien yang luar biasa, tapi tetap harus waspada bahwa tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan," imbuhnya.

Sebelumnya Risma mengungkapkan Kota Surabaya sudah menjadi zona hijau penularan Covid-19.

Ia ungkapkan saat menggelar video conference bersama pedagang dan perwakilan masyarakat Kecamatan Gunung Anyar, Sabtu (1/8/2020).

"Kondisi Surabaya sudah hijau, artinya penularannya kita sudah rendah lalu yang sembuh sudah banyak," ujarnya, dilansir TribunJatim.

Risma mengatakan, saat ini kondisi Kota Surabaya disebut sudah lebih baik dari sebelumnya.

Dia mengaku hal itu berdasarkan data dari Kemenkes.

Menurut data tersebut, wilayah Kota Surabaya tingkat penularannya sudah menurun dengan kesembuhan yang kian meningkat.

Dalam komunikasi virtual itu, Risma memang membahas penurunan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya, khususnya kawasan Gunung Anyar.

Dia mengungkapkan, terkait pemblokiran lokal yang dilakukan di Jalan Rungkut Menanggal, jalan tersebut kini sudah dibuka untuk akses ke luar kota.

Hal itu dilakukab agar warga yang memiliki usaha dapat kembali aktif dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

Namun, Risma meminta warga di sana untuk lebih disiplin protokol kesehatan.

Kemudian, Risma juga mengaku bakal mengembangkan protokol kesehatan yang sudah ada di berbagai sektor.

Lebih lanjut dalam komunikasi virtual itu, Risma meminta agar warga mengoptimalkan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo untuk menekan angka penyebaran.

FOLLOW US

Risma juga berpesan, camat serta jajaran di kecamatan untuk terus melakukan pendampingan dan pemantauan.

Selain itu, harus saling mengingatkan satu sama lain. Risma juga berpesan agar masyarakat lebih disiplin terhadap protokol kesehatan.

“Apalagi sudah ada Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dijaga jaraknya kalau ada pembeli yang tidak menggunakan masker boleh tidak dilayani,” paparnya.

4 Fakta Klaim Zona Hijau versi Risma

Wali Kota Tri Rismaharini kini boleh berbangga, Kota Surabaya yang tadinya berubah menjadi zona hitam karena pertumbuhan positif virus corona kini beragsur-angsur mulai menurun.

Bahkan kini Surabaya mulai menjadi zona hijau.

Padahal, sebelumnya akibat banyaknya korban di Surabaya, kota it diprediksi bakal menjadi Wuhan karena banyaknya kasus Covid-19.

Kini kabar gembira disampaikan Risma karena angka penularan Virus Corona (Covid-19) di kota yang dipimpinnya, mengalami tren penurunan.

Potongan gambar video pemakaman protokol Covid-19 di Kecamatan Jambangan Surabaya, Rabu (24/6/2020).
Potongan gambar video pemakaman protokol Covid-19 di Kecamatan Jambangan Surabaya, Rabu (24/6/2020). (KOMPAS.COM/A. FAIZAL)

Jumlah orang sembuh juga terus meningkat.

Jika melihat data kasus Virus Corona di laman infocovid-19.jatimprov.go.id hari ini, Minggu (2/8/2020), kenaikan jumlah pasien sembuh lebih besar dibandingkan kenaikan kasus positif Covid-19.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya tentang klaim Risma:

1. Pasien sembuh naik lebih banyak

Melansir infocovid-19.jatimprov.go.id, kasus positif COVID-19 di Kota Surabaya hari ini bertambah 65 orang.

Sedangkan pasien sembuh Virus Corona di Kota Surabaya hari ini bertambah 137 orang.

Sehingga total kasus positif COVID-19 di Kota Surabaya kini menjadi 8.756, sedangkan total pasien sembuh mencapai 5381.

Dari 8.756 kasus tersebut, 2.599 pasien COVID-19 masih menjalani perawatan.

Pasien meninggal di Kota Surabaya hari ini juga bertambah 5 orang, sehingga totalnya 776 pasien dinyatakan meninggal dunia karena COVID-19.

Sedangkan untuk pasien Suspect COVID-19 jumlahnya 2.219 orang.

2. Tren penularan Covid-19 menurun

Sebelumnya, Risma mengklaim tren penularan Covid-19 menurun dan angka kesembuhan di Surabaya kian meningkat.

Kota Surabaya, disebutnya sudah menjadi zona hijau.

"Kondisi Surabaya sudah hijau, artinya penularannya sudah rendah, lalu yang sembuh sudah banyak,” kata Risma saat menggelar video conference bersama pedagang dan perwakilan masyarakat Kecamatan Gunung Anyar, Sabtu (1/8/2020).

Risma mengatakan, saat ini kondisi Surabaya disebut sudah lebih baik dari sebelumnya.

Dia mengaku hal itu berdasarkan data dari Kemenkes.

Di mana wilayah Surabaya tingkat penularannya sudah menurun dengan kesembuhan yang kian meningkat.

Dalam komunikasi tersebut, Risma memang membahas penurunan penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan, khususnya kawasan Gunung Anyar.

3. Jalan Rungkut Menanggal sudah dibuka

Dia mengungkapkan, terkait dengan pemblokiran lokal yang dilakukan di Jalan Rungkut Menanggal,

jalan tersebut kini sudah dibuka untuk akses ke luar kota.

Dia menyebut hal itu agar warga yang memiliki usaha dapat kembali aktif dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.

Risma meminta warga di sana untuk lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan.

 Dua Pegawai Positif Covid-19, Lantai Tiga dan Empat Kantor Kecamatan Matraman Ditutup Tiga Hari

4. Optimalkan peran kampung tangguh

Lebih lanjut dalam komunikasi virtual itu, Risma meminta agar warga mengoptimalkan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo untuk menekan angka penyebaran Covid-19.

Risma juga berpesan, camat serta jajaran untuk terus melakukan pendampingan dan pemantauan.

Selain itu, harus saling mengingatkan satu sama lain.

Risma juga berpesan agar masyarakat lebih disiplin terhadap protokol kesehatan.

“Apalagi sudah ada Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, ayo jaga jarak kalau ada pembeli yang tidak menggunakan masker, boleh tidak dilayani,” paparnya.

5. Tren kasus COVID-19 di Gunung Anyar menurun

Sementara itu, Camat Gunung Anyar, Maria Agustin mengungkapkan, di wilayahnya saat ini tren kasus memang mengalami penurunan.

Terbukti jumlah kasusnya tidak sebesar sebelumnya.

Menurut dia, salah satunya warga saat ini sudah jauh lebih sadar terkait protokol kesehatan. Meski begitu, usaha yang dijalankan terus bakal ditingkatkan.

"Kampung Tangguhnya juga berjalan, yang utama memang kesadaran warga," terang dia saat dikonfirmasi terpisah.

Risma Siapkan Program Senam Pernapasan untuk Pasien Covid-19

Selain itu, Pemkot Surabaya juga menggandeng ahli penyakit paru untuk memberikan treatment senam pernapasan bagi pasien Covid-19.

Hal itu dilakukan agar nantinya pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh, fungsi pernapasan atau paru-parunya kembali optimal.

"Sehingga mereka bisa melakukan senam supaya paru-parunya bisa maksimal fungsinya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa (21/7/2020).

Risma mengatakan, sebelumnya Pemkot sempat mendapat informasi dari para ahli tentang seseorang yang sembuh dari Covid-19, berpotensi memiliki masalah di organ paru-paru.

Sebagai tindak lanjut dari hal itu, Pemkot menggandeng ahli paru untuk memberikan treatment lanjutan, di antaranya senam pernapasan.

Lokasi untuk tempat khusus senam itu tengah dipersiapkan Pemkot Surabaya.

Risma mengatakan, rencananya lokasi yang dipilih nanti berupa tempat yang lapang, luas dengan udara yang segar.

Selain itu, lokasinya nanti juga akan jauh dari pemukiman padat penduduk.

"Kami segera mungkin menyiapkan tempat untuk mereka bisa lakukan senam pernafasan, ini disupport oleh para ahli penyakit paru di Surabaya," ujar Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.

 (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Risma Sebut Surabaya Zona Hijau, Pakar Epidemiologi Mempertanyakan Data yang Digunakan, 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terkait Klaim Risma soal Surabaya Jadi Hijau, Khofifah: Yang Menentukan Pemerintah Pusat, Bukan Daerah"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved