Viral Medsos

BABAK Baru Kasus Gilang Bungkus Kain Jarik, 15 Orang Mengadu Korban Fetish, Ini yang Dilakukan Unair

Babak baru kasus Gilang bungkus kain jarik, yakni ada 15 korban fetish Gilang bungkus kain jarik.

Editor: PanjiBaskhara
Kolase Warta Kota/Tangkap Layar Akun Twitter @m_fikris
Sosok Gilang yang disebut-sebut warganet sebagai predator fetish kain jarik atau predator bungkus kain jarik akhirnya terungkap. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Babak baru kasus Gilang bungkus kain jarik, yakni ada 15 korban fetish Gilang bungkus kain jarik.

Diketahui, aksi pelecehan seksual Gilang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) tersebut menjadi viral di media sosial (medsos).

Mengetahui adanya 15 pengaduan korban Gilang fetish bungkus kain jarik tersebut, kini membuat pihak Unair gandeng kepolisian.

"Ini bagian dari komitmen kami untuk ikut menyelesaikan kasus tersebut," ujarnya Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Suko Widodo di Surabaya, Sabtu (1/8/2020), dikutip dari Kompas.com.

HEBOH! Karakter Figur Gilang Bungkus Viral di Twitter: Fetish Bungkus yang Gemes-gemes

Apa Itu Fetish? Berikut Penjelasan Lengkap Soal Fetish yang Kini Jadi Perbincangan Publik

Pelecehan Seksual Berkedok Riset, Kain Jarik Jadi Objek Fetish, Ini Sosok Predator dan Arti Fetish

Meski telah menerima pengaduan, pihak Unair mengaku masih kesulitan menggali data dikarenakan rata-rata korban enggan membuka identitas mereka.

"Tetapi agak sumir karena 15 orang yang melapor melalui daring tidak menyebutkan siapa namanya"

"Mereka hanya menyebut bahwa pernah dihubungi dengan cara seperti ini"

"Kalimatnya mengajak dengan alasan riset, tapi korban menolak," ucapnya.

Suko meminta siapapun yang merasa menjadi korban mahasiswa G segera menghubungi help center, yakni melalui "helpcenter.airlangga@gmail.com" atau menghubungi via nomor telepon 081615507016.

"Di help center tersebut nanti para korban akan didampingi psikolog untuk membantu menyelesaikan persoalan itu," jelas Suko.

Dengan banyaknya korban yang melapor, kata dia, diharapkan persoalan pelecehan seksual "fetish" itu cepat selesai agar meninggalkan trauma di masyarakat.

Mengenai ada atau tidaknya korban yang telah melapor ke kepolisian, Suko menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur dan Polrestabes Surabaya untuk menangani perkara tersebut.

Korban Gilang sang Predator 'Fetish Kain Jarik (Capture Twitter @m_fikris)

"Kami telah kontak Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya untuk bersama menangani kasus ini. Namun sejauh ini belum ada yang laporan ke polisi," tuturnya.

Saat ini Unair telah menjatuhkan sanksi berupa skorsing sementara ke mahasiswa G karena masih dilakukan pengumpulan bukti lebih lanjut.

"Sanksi telah diberikan yakni skorsing sementara. Tapi tidak menutup kemungkinan akan diberikan sanksi lebih tegas karena kami masih mengumpulkan bukti-bukti," kata Suko.

Seperti diketahui, lini media sosial Twitter dihebohkan dengan munculnya nama Gilang, seorang mahasiswa Unair yang diduga memiliki kelainan fetish.

Gilang Predator 'Fetish Kain Jarik' ternyata pernah foto bareng Ernest Prakasa
Gilang Predator 'Fetish Kain Jarik' ternyata pernah foto bareng Ernest Prakasa (Instagram @ernestprakasa)

Gilang merupakan mahasiswa Universitas Airlangga yang belakangan diketahui sering melakukan pelecehan seksual pada korbannya yang didominasi pria muda.

Dengan unggahan akun @m_fikris di Twitter yang bercerita dugaan pelecehan yang melibatkan  mahasiswa di Surabaya.

Twit tersebut ditulis seseorang yang mengaku sebagai salah satu korban pelecehan.

Di awal thread-nya, korban menulis Predator fetish kain jarik Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa  PTN di SBY.

Di unggahannya, korban bercerita jika pelaku memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik setelah sebelumnya kaki, tangan, mata, serta telinga ditutup menggunakan lakban.

Hal itu dilakukan dengan kedok ingin melakukan penelitian ilmiah. Jika permintaan tersebut tak dikabulkan, pelaku mengeluarkan ancaman.

Ada dugaan Gilang memiliki fetish membungkus orang lain dengan kain jarik yang menutupi seluruh tubuh korban.

Fetish kain jarik yang dimiliki Gilang lantas membuat banyak orang penasaran, sebenarnya apakah fetish bisa sembuh?

Istilah fetish mendadak ramai diperbincangkan warganet pasca viral cerita tentang seorang mahasiswa bernama Gilang yang memiliki kesukaan atau fetish melihat pria diikat lalu dibungkus kain.

Beberapa korban dari Gilang mengungkapkannya di Twitter.

Menurut penjelasan dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ fetish sendiri didefinisikan sebagai ketertarikan akan sesuatu hal non genital atau non seksual. 

Secara umum manusia atau makhluk hidup akan naik hasrat seksnya saat melihat sesuatu yang sifatnya seksual misalnya, alat kelamin atau anggota tubuh lainnya.

Sedangkan pada fetish ini gairah seksual justru muncul justru bukan dari benda-benda seksual.

“Misalnya, gairah seksualnya timbul karena melihat high heels, atau saat melihat orang memakai seragam tertentu,” ujar Andreas kepada Kompas.com saat dihubungi, Jumat (31/7/2020).

Andreas mengatakan bahwa memiliki fetish adalah hal yang wajar, asalkan masih dalam batas yang normal.

Fetish menjadi gangguan seksual ketika ada pemaksaan dan merugikan orang lain.

Gangguan yang disebut parafilia

Psikiater dr. Andri, Sp.KJ, FAPM, mengatakan bahwa fetish yang menjadi sebuah gangguan seks menyimpang masuk dalam kategori parafilia.

“Fetish yang lebih difokuskan sebagai masalah atau gangguan yang terkait dengan parafilia, secara seksual tidak lazim perilakunya"

"Kalau sudah mengganggu, ada istilah fetish disorder,” ujar Andri dalam unggahan di Youtube channel-nya.

Untuk melihat apa alasan Gilang melakukan fetish kain jarik pada para korbannya, psikiater harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Tapi memang salah satu hal yang penting untuk psikiater adalah melihat dasar dari aksi satunya, jadi gangguan kejiwaan yang bisa terjadi pada orang yang mengalami fetish ini,” ujar Andri.

“Misalnya apakah dia mengalami gangguan depresi, karena penelitian mengatakan, fetish dan kelainan seksual lainnya di parafilia banyak dialami orang-orang yang depresi,” lanjutnya.

Kecenderungan memiliki perlaku seksual menyimpang parafilia ini biasanya juga disertai dengan rendahnya kepercayaan diri dan self eksteem atau harga diri yang juga rendah.

Bagaimana mengatasinya?

Andri menambahkan bahwa fetish yang sudah tergolong dalam parafilia ini sebenarnya bisa diatasi dengan menjalani terapi kejiwaan.

“Ini biasanya kalau terapi perilaku akan sangat membantu, apalagi kalau dorongan seksualnya masih bisa dikendalikan oleh orang tersebut,” kata Andri.

Terapi tersebut ditujukan agar perbuatannya tidak merugikan orang lain.

“Karena bagaimanapun kita tidak berharap orang ini melakukannya lagi, tapi juga kita perlu berempati,” kata Andi. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Kasus Fetish Kain Jarik Berkedok Riset Masuki Babak Baru, 15 Korban Lapor Kini Unair Gandeng Polisi

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved