Viral Medsos
15 Orang Mengaku Jadi Korban Fetish Kain Jarik, Unair Sudah Lakukan Skorsing Pada Gilang
Tak main-main, pihak Unair juga menggendeng polisi untuk menyelesaikan kasus pelecehan seksual yang meresahkan masyarakat ini.
Gilang merupakan mahasiswa Universitas Airlangga yang belakangan diketahui sering melakukan pelecehan seksual pada korbannya yang didominasi pria muda.
Dengan unggahan akun @m_fikris di Twitter yang bercerita dugaan pelecehan yang melibatkan mahasiswa di Surabaya.
Twit tersebut ditulis seseorang yang mengaku sebagai salah satu korban pelecehan.
• Apa Itu Fetish? Berikut Penjelasan Lengkap Soal Fetish yang Kini Jadi Perbincangan Publik
Di awal thread-nya, korban menulis Predator fetish kain jarik Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY.
Di unggahannya, korban bercerita jika pelaku memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik setelah sebelumnya kaki, tangan, mata, serta telinga ditutup menggunakan lakban.
Hal itu dilakukan dengan kedok ingin melakukan penelitian ilmiah. Jika permintaan tersebut tak dikabulkan, pelaku mengeluarkan ancaman.
Ada dugaan Gilang memiliki fetish membungkus orang lain dengan kain jarik yang menutupi seluruh tubuh korban.
Fetish kain jarik yang dimiliki Gilang lantas membuat banyak orang penasaran, sebenarnya apakah fetish bisa sembuh?
Istilah fetish mendadak ramai diperbincangkan warganet setelah viral cerita tentang seorang mahasiswa bernama Gilang yang memiliki kesukaan atau fetish melihat pria diikat lalu dibungkus kain. Beberapa korban dari Gilang mengungkapkannya di Twitter.
Menurut penjelasan dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ fetish sendiri didefinisikan sebagai ketertarikan akan sesuatu hal non genital atau non seksual.
Secara umum manusia atau makhluk hidup akan naik hasrat seksnya ketika melihat sesuatu yang sifatnya seksual misalnya, alat kelamin atau anggota tubuh lainnya.
Sedangkan pada fetish ini gairah seksual justru muncul justru bukan dari benda-benda seksual.
“Misalnya, gairah seksualnya timbul karena melihat high heels, atau saat melihat orang memakai seragam tertentu,” ujar Andreas kepada Kompas.com saat dihubungi, Jumat (31/7/2020).
Andreas mengatakan bahwa memiliki fetish adalah hal yang wajar, asalkan masih dalam batas yang normal. Fetish menjadi gangguan seksual ketika ada pemaksaan dan merugikan orang lain.
FOLLOW US