Sejarah
Hari Ini Gedung Sate di Bandung Genap Berusia 100 Tahun, Ada Misteri yang Belum Terpecahkan
Di balik kemegahan dan keanggunannya, Gedung Sate menyimpan banyak kisah perjuangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Gedung Sate yang berada di pusat kota Bandung, Jawa Barat menyimpan sejarah penting bagi bangsa Indonesia.
Keberadan gedung tersebut, kini menjadi destinasi wisata favorit sekaligus ikon kota Bandung.
Di balik kemegahan dan keanggunannya, Gedung Sate menyimpan banyak kisah perjuangan.
Salah satunya, kisah tentang Angkatan Moeda Pekerdjaan Oemoem yang mempertahankan Gedung Sate dan Kemerdekaan Indonesia dari serangan tentara Gurkha dan NICA.
• Museum Sejarah Nabi dan Peradaban Islam Terbesar Bakal Dibangun di Ancol Jakarta Utara
Seperti diketahui, pada 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan diikuti oleh pengambilalihan aset-aset pemerintah yang ada di Bandung, termasuk Gedung Sate.
Pada 2 September 1945, Pemerintah Indonesia membentuk kabinet pertama dan para menteri menyusun organisasinya.

Departemen Pekerjaan Umum kemudian ditetapkan berpusat di Kota Bandung.
Kantornya menempati Gedung Sate. Saat itu menteri pertamanya dijabat oleh Abikusno Tjokrosoejoso.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan, yakni pada 24 November 1945, tentara Inggris, Gurkha, dan NICA, tiba di sekitar Gedung Sate.
Untuk menghadapinya, perwakilan Angkatan Moeda Pekerdjaan Oemoem meminta izin kepada Komando Madjelis Persatuan Perdjoeangan Priangan (MP3) untuk melakukan perlawanan terhadap tentara asing yang berupaya mengepung Gedung Sate pada 29 November 1945.
Pada 3 Desember 1945 pukul 11.00 sampai 14.00, pasukan Gurkha dan NICA menyerbu masuk Gedung Sate. Kemudian terjadilah baku-tembak.
• Mengintip Jejak Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli
Pertempuran tidak seimbang. Tentara Gurkha dan NICA mengepung 21 pemuda di dalam Gedung Sate. Dengan berbekal revolver yang dimiliki, para pejuang pun lekas menyerang balik tentara-tentara tersebut.
Selama empat jam, satu per satu dari mereka pun jatuh.
Sebanyak tujuh pahlawan gugur, sisanya sebanyak 14 orang mundur.
Ketujuh pahlawan tersebut dikubur dalam satu lubang di halaman belakang Gedung Sate yang sekarang menjadi lapangan tenis.