Berita Jabodetabek

Aturan Baru Naik KRL, Penumpang Wajib Memakai Baju Lengan Panjang

Ada aturan baru untuk penumpang KRL. Mulai pekan depan, penumpang harus mengenakan pakaian berlengan panjang.

Warta Kota/Muhammad Azzam
Calon penumpang KRL Commuter Line memadati Stasiun Bekasi, pada Senin (8/6/2020) lalu atau pada awal diterapkannya masa transisi PSBB dan adaptasi new normal. 

Para penumpang kereta rel listrik (KRL) harus bersiap menerima peraturan baru. Mulai minggu depan, PT Kereta Comuter Indonesia (KCI) akan memberlakukan aturan penggunaan baju lengan panjang bagi pengguna KRL.

Kewajiban menggunakan lengan panjang itu mengikuti Surat Edaran Kementerian Perhubungan (SE Kemenhub) Nomor 14 tahun 2020.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, penumpang tidak akan diizinkan masuk stasiun jika tak menggunakan lengan panjang. Aturan tersebut wajib diikuti oleh para pengguna KRL.

"Sesuai SE Kemenhub No 14 memang diwajibkan menggunakan lengan panjang," ujar Anne saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7) sore.

Antisipasi Lonjakan Penumpang, Mulai Besok 13 Juli, KCI Tambah Jumlah KRL dari Bogor dan Cikarang

Petugas KRL Kembalikan Uang Rp 500 Juta, Erick Thohir Minta Pimpinan BUMN Meniru, Apa Maksudnya?

Anne mengatakan, penumpang bisa menggunakan jaket, kemeja, dan kaus lengan panjang.

Pihak KCI sudah menyosialisasikan aturan penggunaan lengan panjang bagi para pengguna KRL selama satu minggu.

"Seluruh jalur (KRL) satu minggu ini sudah kita sosialisasikan masif. Mudah-mudahan minggu depan sudah tertib (berlengan panjang) semua," tambah Anne.

Adapun persyaratan penumpang KRL yang diatur dalam SE Kemenhub Nomor 14 Tahun 2020 yaitu menggunakan masker, membawa hand sanitizer, tidak boleh berbicara di dalam kereta, dan mencuci tangan.

Selain itu, menjaga jarak sesuai dengan tanda tempat duduk dan berdiri yang ada di stasiun dan di dalam kereta, serta menggunakan jaket atau pakaian lengan panjang.

Sebut Stasiun Masih Jadi Klaster Penularan, Bima Arya Imbau Penumpang KRL Waspada dan Berhati-hati

Sementara itu, jumlah penumpang KRL terus bertambah meski pandemi Covid-19 belum berakhir.

Penambahan jumlah penumpang tersebut seiring bertambahnya aktivitas perkantoran di Jakarta.

Seperti data pada Senin (6/7), tercatat sebanyak 419.292 orang menggunakan KRL. Angka tersebut merupakan angka tertinggi pengguna KRL selama pandemi Covid-19.

PT KCI kemudian mengoperasikan layanan kereta luar biasa (KLB) untuk mengurai kepadatan antrean penumpang di Stasiun Bogor, Senin (13/7).

Ada dua jadwal keberangkatan KLB yang dioperasikan dari Stasiun Bogor dengan tujuan Stasiun Manggarai dengan waktu yang lebih awal, yakni pukul 03.41 WIB dan 03.52 WIB.

Pemerintah juga menambah operasional layanan bus gratis menjadi 150 armada untuk mengurai kepadatan penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek di Stasiun Bogor.

Cerita Mujenih, Petugas Kebersihan yang Temukan Uang Rp 500 Juta di Gerbong KRL Jakarta-Bogor

Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menanggapi bahwa penggunaan lengan panjang untuk mencegah penularan Covid-19 tidak ada risetnya.

"Enggak ada risetnya dan juga kaitannya secara mekanisme penularan Covid-19," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7/2020).

Penyebab penularan utama virus SARS-CoV-2 yakni saat tangan menyentuh wajah seperti mata hidung, dan mulut.

Dicky mengatakan bersenggolan antar sesama penumpang tidak boleh, baik memakai lengan panjang atau tidak. Minimal harus dicegah atau diminimalisir.

Kurangi kapasitas penumpang Justru menurutnya yang harus diutamakan adalah mengurangi kapasitas penumpang, sehingga tidak terjadi kepadatan.

"Saat ini sebaiknya diturunkan dulu kapasitas penumpang karena posisi penularan Covid-19 di masyarakat tinggi," tambahnya.

Idealnya, kata dia, 25 sampai 35 persen dari kapasitas. Tapi kebijakan itu perlu dibarengi kerja sama berbagai pihak.

"Pengurangan kuota penumpang perlu dibarengi dengan penambahan frekuensi kereta atau busway untuk mengurangi penumpukan," imbuh dia.

Dicky mengatakan, penting juga untuk membuka jendela atau mengatur ventilasi agar sirkulasi baik.

Solusi agar penumpang tidak berdesakan menurut Dicky selain menurunkan kapasitas penumpang, juga membuat sistem tiket online. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved