Kisah Orangtua Terhimpit Program Belajar Online, Duit Belanja Tekor Buat Beli Kuota Internet
Ini kisah orang tua yang terhiumpit program belajar online karena harus menyisihkan dana besar untuk membeli kuota internet.
Penulis: Desy Selviany |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ini kisah orang tua yang terhiumpit program belajar online karena harus menyisihkan dana besar untuk membeli kuota internet.
Orang tua siswa Martini menghabiskan Rp150.000 hanya dalam waktu dua hari untuk membeli kouta internet.
Hal inilah yang membuat Martini keberatan dengan sistem belajar online.
• Tak Punya Kuota Internet, Siswa Tewas Bunuh Diri Tenggak Racun Tak Bisa Ikut Kelas Online
Ibu dua anak itu mengaku tekor karena harus membeli kouta setiap harinya agar anaknya dapat sekolah.
Menurut Martini, kouta internet mudah habis lantaran anaknya harus terus ikuti video conference selama jam pelajaran dimulai.
"Kemarin saya sudah beli kouta. Eh hari ini ternyata kouta habis, walhasil saya beli lagi. Total Rp150 ribu ada mungkin untuk beli kouta selama dua hari ini," ujar Martini dihubungi Selasa (14/7/2020).
• Tiap Sekolah Diminta Sumbangan Rp 100 Ribu buat Bantu Orang Tua yang Kesulitan Kuota Internet
Hal itu tentu sangat membebaninya mengingat uang jajan sekolah saja tidak sampai di angka sebesar itu.
Walhasil Martini harus mengorbankan banyak hal untuk membeli kouta internet agar anaknya dapat terus sekolah.
Belum lagi, anak Martini yang baru masuk kelas I Sekolah Dasar (SD) tidak terlalu paham dengan belajar lewat video.
• Ruangguru Gandeng Telkomsel Sediakan Kuota Internet Gratis 30 GB untuk Akses Aplikasi Belajar Online
Sesekali anaknya kesal karena bosan melihat video berjam-jam.
"Kadang anak saya suka ngedumel. Ini tontonin apaan sih," ungkap ibu dua anak itu.
Warga Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat itu juga kerap kewalahan saat harus membimbing anaknya belajar menggunakan smartphone.
• Opera for Android, Hemat Kuota Internet
Hal itu lantaran Martini harus membagi waktu antara mengurus bayinya dan anaknya yang mengikuti belajar online.
"Kadang suka enggak kepegang bayi saya karena saya harus perhatikan anak saya yang tengah ikut kelas online," jelasnya.
Bukan hanya Martini, orang tua murid lain di Jakarta Barat Ilham Andriyansah merasa terbebani dengan sistem belajar online.