Berita Bekasi
Ada 18 Warga Terkena DBD, Perumahan Mustika Grande Dilakukan Fogging
Perumahan Mustika Grande, Burangkeng, Setu, Kabupaten Bekasi dilakukan fogging untuk memberantas nyamuk demam berdarah dengue (DBD
Penulis: Muhammad Azzam |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Muhammad Azzam
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Perumahan Mustika Grande, Kelurahan Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi dilakukan fogging untuk memberantas nyamuk demam berdarah dengue (DBD), pada Selasa (14/7/2020).
Fogging dilakukan menyusul sebanyak 18 warga di perumahan tersebut terkenda DBD. Kegiatan fogging ini dilakukan oleh Kalbe dengan produk Entrostop dan Handy Clean.
Ismuri, Wakil Ketua BPD (badan permusyawaratan desa) mengatakan sebanyak 18 warga yang terkena DBD rata-rata menimpa anak-anak.
"Karena wilayah sini penduduk sangat padat sekali dan juga saluran air yang menjadi salah satu penyebab tumbuhnya jentik-jentik nyamuk," kata Ismuri.
Ia mengaku sangat terbantu dengan di lakukannya fogging pada perumahan tersebut, sebab dapat membantu mencegahan DBD.
"Ini akhirnya difogging, biar jentik nyamuk mati dan cegah DBD," ungkap dia.
Sementara itu, Ristanto Area Activition Kalbe Consumer Health Divition melalui Produk Entrostop dan Handy Clean menjelaskan bahwa selain fogging.
Pihaknya jugha melakukan kerja bakti warga serta mengedukasi warga terhadap budaya bersih dan sehat.
"Kita inginkan ajarkan perilaku hidup sehat dan bersih. Termasuk kenalkan produk Entrostop sebagai obat diare dan Handy Clean sebagai hand sanitizer 70 persen alkohol serta double moisturizer dengan aroma lavender," beber dia.
Selain melakukan fogging di wilayah tersebut, pihaknya juga melakukan lomba kebersihan lingkungan dan kegiatan lainnya.
Ristanto mengungkapkan dilakukannya penyemprotan ini, diharapkan masyarakat bisa terhindar dari penyakit DBD di tengah pandemi Covid-19. DBD ini tidak kalah bahaya dengan Covid-19.
"Ya kita bantu warga agar lingkungannya terbebas dari nyamuk aedes aegypti. Tim menyasar bagian dalam dan luar rumah agar sarang dan jentik nyamuk benar-benar mati," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dr. Sri Enny Mainarti mengatakan bahwa kasus DBD mengalamu penurunan pada tahun ini dibandingkan tahun 2019 lalu.
Tercatat sepanjang Januari hingga Februari 2020 hanya ada 51 orang warga Kabupaten Bekasi terserang DBD.
"Penurunan cukup tinggi ya, tahun 2019 itu sepanjang Januari hingga Februari ada 237 kasus, 2020 ada 51," ujarnya, pada Selasa (23/6/2020).
Adapun rinciannya, kasus DBD tahun 2019 pada Januari ada 85 dan Februari 152 kasus. Sedangkan tahun 2020, pada Januari ada 30 kasus dan Februari 21 kasus.
"Untuk data Maret, April, Juni belum terima. Tapi menurun kasusnya DBD ini," terang Sri.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Irfan Maulana mengungkapkan penurunan kasus terjadi dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat atas kebersihan lingkungannya semakin tinggi.
Apalagi setelah adanya pandemi Covid-19 ini, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) warga sangat tinggi.
"Kalau sekarang kondisinya masyarakat sudah lebih aware ya, karena adanya covid ini PHBS nya makin bagus, terhadap lingkungannya makin peduli," ungkap dia.
Atas perilaku masyarakat itu, Irfan mengapresiasi dan meminta agar tetap mempertahankannya.
"Ini sangat mempengaruhi tidak ada peningkatan kasus sekarang ini," ucapnya.
Irfan menambahkan meskipun Dinas Kesehatan lebih fokus terhadap penanganan Covid-19. Akan tetapi, penanganan penyakit lainya seperti DBD tetap diperhatikan.
"Ya sekarang ini kita memamg fokus di Covid tapi ya tidak kita lupakan juga DBD ini yang lainnya kita kerjakan juga," imbuh dia.
Adapun untuk upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dalam penanganan DBD pihaknya telah melakukan upaya-upaya penanggulangan DBD, diantaranya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik), penyuluhan di setiap Puskesmas terkait pemberantasan sarang nyamuk serta Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Memantau, dan Menimbun).
"Itu si sudah baku dari di wilayah sudah ada deteksi dininya. Kalau ada kasus-kasus peningkatan DBD kan teman teman puskesmas tim lainnya langsung lakukan upaya lebih tinggi," beber dia.
Selain waspada terhadap Covid-19, warga juga diminta tetap waspada DBD. Utamanya ialah gerakan 3M plus.
"Tetap jaga diri, jaga lingkungan kemudian paling penting itu 3M plus," tandasnya. (MAZ)