Gempa Bumi
Rangkas Bitung Banten Dilanda Gempa, Tangerang Ikut Bergoyang
Rangkas Bitung, Banten dilanda gempa bumi pada Selasa (7/7/2020) siang. Dampaknya pun dirasakan oleh warga Tangerang.
WARTAKOTALIVE.COM, TIGARAKSA - Rangkas Bitung, Banten dilanda gempa pada Selasa (7/7/2020) siang ini. Dampaknya pun dirasakan oleh warga Tangerang.
Seperti yang terjadi di Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Satu dari pegawai Pemda setempat, Ano mengaku merasakan dampak yang terjadi pada gempa Rangkas Bitung.
"Tadi goyang," ujar Ano kepada Warta Kota di Tigaraksa, Gedung Pusat Pemkab Tangerang, Selasa (7/7/2020).
Ia menjelaskan kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 12-an. Hal senada juga disampaikan oleh satu dari pegawai lainnya yakni Nurul.
"Terasa getaran juga lagi fotocopy," kata Nurul.
• Presiden Jokowi Beberkan Upaya Strategis Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
• Sri Mulyani: Ekonomi Dunia Sudah Resesi Akibat Covid-19 dan Mulai Masuk pada Potensi Depresi
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut telah terjadi gempa berkekuatan 5,4 M. Gempa terjadi di kedalaman 82 Km.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut telah terjadi gempa berkekuatan 5,4 M pada pukul 11.44, Selasa (7/7/2020)
Gempa terjadi di kedalaman 82 km dan tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa ada di 18 km barat daya, Rangkas Bitung, Banten.
Gempa ini dirasakan oleh sebagian warga Jakarta adn Depok.
Menurut BMKG gempa ini tidak berpotensi tsunami
Info Gempa Mag: 5.4, 07-Jul-20 11:44:14 WIB, Lok:6.69 LS, 106.14 BT (18 km BaratDaya RANGKASBITUNG-BANTEN), Kedlmn:82 Km
• Kedalaman Gempa Jepara Jawa Tengah 539 Km, Guncangannya Dirasakan di Wilayah yang Luas
"Rasanya kaya nyungsep masuk," kata Palupi yang berada di kisaran Mampang, merasakan gempa tersebut. "Iya, gede ini. Berasa di Depok," kata Kristianto Purnomo.
Gempa kali ini terasa berbeda, bukan bergoyang, tetapi seperti naik turun.
Hal ini dirasakan oleh Shinta yang tinggal di Apartemen Kalibata City lantai 7.
"Iya, ini gempanya nggak biasa, bukan goyang.
BMKG mengatakan waspada bila kemungkinan terjadi gempa susulan.
Gempa Besar Landa Jepara Jawa Tengah dengan Kekuatan 6,1 Skala Richter
Sebelumnya diberitakan, Gempa bumi besar melanda kawasan Jepara, Jawa Tengah, dan sekitarnya.
Gempa bumi berkekuatan 6,1 skala richter ini terjadi Selasa (7/7/2020) pukul 05:44 WIB.
Lokasi gempa bumi di barat laut Jepara, tepatnya di 6.12 Lintang Selatan,110.55 Bujur Timur.
Info BMKG menyebutkan, titik gempa berada di 53 km Barat Laut Jepara, Jawa Tengah, dengan kedalaman 578 Km.
Berdasarkan prakiraan BMKG, gempa besar ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Kekuatan Gempa sampai Ratusan Km
Gempa bumi besar yang terjadi di sekitar Jepara, Jawa Tengah, dirasakan hingga ratusan kilometer.
Gempa yang berpusat di Jepara juga menjadi trending topic twitter pagi ini.
Informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang berpusat di Jepara tersebut juga dirasakan hingga Lampung dan Bali.
Informasi situs resmi BMKG, bmkg.go.id, gempa bumi di Jepara itu dirasakan di Tanggamus dan Krui di Lampung, dengan kekuatan II skala MMI (Modified Mercalli Intensity)
Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902, demikian ditulis BMKG.
• Gempa di Jepara Trending, Banyak yang Tak Merasa, Mengapa Gempa Sering Terjadi Pada Malam Hari?
• KEKUATAN Gempa Bumi di Jepara Jawa Tengah Dahsyat Dirasakan Ratusan Km sampai ke Lampung dan Bali
Kekuatan gempa bumi juga biasa diukur dengan Skala Richter yang lebih objektif.
Berikut adalah cakupan wilayah yang merasakan gempa bumi yang berada 53 km arah barat laut Jepara, Jawa Tengah.
Pusat gempa berada di laut 53 km barat laut Jepara dirasakan (dalam MMI) hingga :
III MMI Yogyakarta
III Mataram
III Purworejo
III Kuta
II-III Denpasar
II-III Kebumen
II Banjar Negara
II Cilacap
II Boyolali
II Krui, Lampung
II Pesisir Barat
II Pangandaran, Jawa Barat
II Tanggamus, Lampung
II Gianyar, Bali
II Pekalongan
Trending Topic Twitter
Gempa berkekuatan 6.1 magnitudo mengguncang Jepara, Jawa Tengah, dan sekitarnya.
Guncangan terjadi pada Selasa (7/7/2020) sekitar 05.54 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebutkan, pusat gempa berada di 53 kilometer barat laut Jepara.
• BREAKING NEWS: Gempa Besar Landa Jepara Jawa Tengah dengan Kekuatan 6,1 Skala Richter
• Hasil, Klasemen dan Jadwal Lengkap Liga Spanyol, Sevilla Pepet Atletico, Barca dan Real Laga Kandang
BMKG Pusat gempa yang terletak di lepas pantai, berkedalaman 578 kilometer.
Netizen melaporkan guncangan gempa terasa hingga Denpasar Bali.
Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada laporan kerusakan dan korban yang jatuh akibat gempa.
• 6 Fakta Planet Venus Disebut Planet Surga, Bisakah Manusia Tinggal di Sana?
Meski tak menimbulkan tsunami, berita gempa langsung trending topic di twitter.
Berikut komentar netizen terkait trending #gempa
@langgengnoee_Itu efek nyawa belum berkumpul jd nga ngerasain #gempa
@Alfmln_: Tiba tiba bangun tidur kasur goyang, gw kira ada yang goyangin ternyata Lindu
@tfnlzy: Denpasar juga kerasa
@Dessyani19: Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Dimanapun kita berada aamiin #gempa
@ManusiaPluto1: #gempa yang di Jawa Timur katanya kerasa gempa, lah gua yang kotanya sebelahan sama Jogja kok gak kerasa
@its_erlina: Kok bisa ya orang lain ngga kerasa gempa , padahal lumayan kenceng gempanya malah dibilang halu lagi
@charminggirlnih: Tadi aku ngerasa si kek goyang gitu tapi belum mikir itu gempa cuma mikir aku pusing aja kali. #gempa
• Aris Munandar, Penjual Buah yang Viral karena Dianggap Mirip Ariel Noah
@tetapijodohmu: gempa doang? #gempa di jepara.. dan saya tinggal dijepara.. tapi kok gak kerasa apa-apa ya
@wasyourbae: gempa kak
@yugoghani: pagi pagi ada notice gempa di jawa. tp tidur semalem aman aja.
@Rizky_NM1: Kenapa pusat #gempa rata" di dasar laut semua si kebanyakan skrng" in
@annisanida_: aku kira bajuku digerakin setan eh ternyata ada gempa
@jos_wito: kenapa #gempa selalu terjadi malam hari ya?
Kenapa Gempa Selalu Malam hari
Sebuah unggahan di media sosial Twitter yang menanyakan mengapa gempa bumi sering terjadi pada malam hari menarik perhatian warganet.
Unggahan tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Twitter @collegemenfess pada Minggu (5/7/2020).
"Ceritain dong yang tau secara ilmiah, kenapa gempa sering terjadi di malam hari? Yg jurusan teknik geo kalik ya," tulis akun tersebut.
Dari unggahan tersebut, beberapa warganet menanggapi dan menanyakan hal yang sama.
"iya ih dan knp tiap gempa selalu bisa kebangun:')" tulis akun tersebut.
• Prediksi Susunan Pemain dan Live Streaming Arsenal vs Leicester, Adu Tajam Vardy vs Aubameyang
Apa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini?
Saat dikonfirmasi tentang hal ini, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono mengatakan, tidak ada alasan ilmiah mengapa gempa sering terjadi pada malam hari.
Menurut Daryono, hal itu terjadi karena kebetulan semata.
"Analisisnya, ya itu hanya kebetulan kejadiannya pada malam atau dini hari. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/7/2020).
Daryono mengungkapkan, terjadinya gempa karena proses fisis berupa patahan batuan kulit bumi.
Pada suatu kondisi, lanjut dia, di mana batuan atau kulit bumi itu tidak mampu menahan lagi dorongan sehingga terbangun dan bebatuan tidak bisa lentur lagi.
• Prediksi Susunan Pemain dan Live Streaming Arsenal vs Leicester, Adu Tajam Vardy vs Aubameyang
"Kemudian mengalami dislokasi dengan tiba-tiba sehingga terjadilah patahan yang kemudian memancarkan gelombang seismik atau gelombang gempa," jelas Daryono.
Batuan yang tertekan mengalami akumulasi medan stress dan tidak bisa lentur lagi dan akhirnya patah tersebut, tidak terpengaruh oleh waktu baik pagi, siang, sore, atau malam.
Oleh karena itu, lanjut dia, hal itu hanya kebetulan dan tidak ada hubungannya dengan waktu-waktu tertentu.
"Kebetulan juga beberapa hari ini terjadi gempa pada malam hari. Tapi, sebenarnya banyak kok gempa yang terjadi pada pagi, siang, atau sore," kata Daryono.
Tidak bisa dihubung-hubungkan Daryono menyatakan, orang awam berkesimpulan gempa bumi hanya terjadi pada malam atau dini hari saja hingga akhirnya mengaitkannya dengan sesuatu.
Ia mengatakan, ini sama halnya dengan anggapan masyarakat bahwa banyak bencana terjadi setiap bulan Desember.
• Apa Enaknya sih Pakai Sepeda Brompton? Ini Kata Ketua Komunitas Broder
"Jawabannya ya cuma kebetulan saja. Tidak bisa di-othak-athik gathuk (dihubung-hubungkan), lalu pada malam hari saja yang waspada. Waspada itu ya harusnya sepanjang hari," papar Daryono.
Apalagi, bagi masyarakat yang memiliki rumah tidak tahan gempa, maka kewaspadaannya harus lebih tinggi.
"Sehingga penting sekali bangunan yang tahan gempa atau mitigasi struktural itu," jelas Daryono.
Saat disinggung mengapa dalam sepekan terakhir sering terjadi gempa bumi, Daryono mengatakan, hal ini juga hanya kebetulan.
"Iya (kebetulan). Dari 30 Juni lalu hingga 5 Juli 2020, setidaknya ada 11 gempa bumi yang dirasakan dengan kekuatan yang bervariasi," jelas dia.
"Jadi memang kita itu kan di daerah-daerah sumber gempa. kita memiliki 295 sesar aktif yang sudah dikenali. Yang belum dikenali masih banyak," lanjut Daryono.
Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki 13 generator gempa besar yang bernama segmentasi megathrust.
Segmentasi megathrust ini menjadi sumber gempa besar yang berada di laut selain juga bisa memicu tsunami.
• MENTERI Tjahjo Kumolo Pastikan Tidak Ada Pembukaan Penerimaan CPNS Selama Dua Tahun
"Kalau yang 295 sesar aktif tadi banyak yang di daratan, jadi dekat dengan rumah-rumah kita, perkantoran maupun sekolahan," kata Daryono.
Daryono mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dan tidak boleh abai terhadap peningkatan frekuensi gempa pada akhir-akhir ini.
Dalam membangun rumah, karena berada di wilayah rawan gempa, sebaiknya diberi rangka besi.
"Jangan irit-irit campuran semennya. Jangan sekali-kali bangun rumah tidak memakai besi tulangan," kata dia.
"Jadi gempa itu tidak membunuh dan melukai, tetapi bangunan dengan kualitas rendah itu lah yang membunuh dan melukai," ujar Daryono.
Bagi masyarakat yang berada di pesisir pantai rawan tsunami, Daryono mengingatkan untuk tidak mendirikan rumah atau tempat usaha di bibir pantai.
Perhatikan soal jarak aman dari pantai. Jika terjadi tsunami, maka penghuni dari bangunan tersebut berisiko menjadi korban jika tidak segera menyelamatkan diri. (dik)
Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Gempa 6,1 Magnitudo Guncang Jepara, Tak Berpotensi Tsunami", dan "Kenapa Gempa Sering Terjadi pada Malam Hari? Ini Jawaban BMKG", dan "BMKG: Gempa Bumi Berkekuatan 5,2 M Terjadi di Barat Daya Banten",