Gempa Bumi

Rangkas Bitung Banten Dilanda Gempa, Tangerang Ikut Bergoyang

Rangkas Bitung, Banten dilanda gempa bumi pada Selasa (7/7/2020) siang. Dampaknya pun dirasakan oleh warga Tangerang.

Istimewa
ILUSTRASI Gempa bumi. Rangkas Bitung, Banten dilanda gempa pada Selasa (7/7/2020) siang ini. Dampaknya pun dirasakan oleh warga Tangerang. 

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada laporan kerusakan dan korban yang jatuh akibat gempa.

 6 Fakta Planet Venus Disebut Planet Surga, Bisakah Manusia Tinggal di Sana?

Meski tak menimbulkan tsunami, berita gempa langsung trending topic di twitter.

Berikut komentar netizen terkait trending #gempa

@langgengnoee_Itu efek nyawa belum berkumpul jd nga ngerasain #gempa

@Alfmln_: Tiba tiba bangun tidur kasur goyang, gw kira ada yang goyangin ternyata Lindu

@tfnlzy: Denpasar juga kerasa

@Dessyani19: Semoga Allah selalu melindungi kita semua. Dimanapun kita berada aamiin #gempa

@ManusiaPluto1: #gempa yang di Jawa Timur katanya kerasa gempa, lah gua yang kotanya sebelahan sama Jogja kok gak kerasa

@its_erlina: Kok bisa ya orang lain ngga kerasa gempa , padahal lumayan kenceng gempanya malah dibilang halu lagi

@charminggirlnih: Tadi aku ngerasa si kek goyang gitu tapi belum mikir itu gempa cuma mikir aku pusing aja kali. #gempa

 Aris Munandar, Penjual Buah yang Viral karena Dianggap Mirip Ariel Noah

@tetapijodohmu: gempa doang? #gempa di jepara.. dan saya tinggal dijepara.. tapi kok gak kerasa apa-apa ya

@wasyourbae: gempa kak

@yugoghani: pagi pagi ada notice gempa di jawa. tp tidur semalem aman aja.

@Rizky_NM1: Kenapa pusat #gempa rata" di dasar laut semua si kebanyakan skrng" in

@annisanida_: aku kira bajuku digerakin setan eh ternyata ada gempa

@jos_wito: kenapa #gempa selalu terjadi malam hari ya?

Kenapa Gempa Selalu Malam hari

 Sebuah unggahan di media sosial Twitter yang menanyakan mengapa gempa bumi sering terjadi pada malam hari menarik perhatian warganet.

Unggahan tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Twitter @collegemenfess pada Minggu (5/7/2020).

"Ceritain dong yang tau secara ilmiah, kenapa gempa sering terjadi di malam hari? Yg jurusan teknik geo kalik ya," tulis akun tersebut.

Dari unggahan tersebut, beberapa warganet menanggapi dan menanyakan hal yang sama.

"iya ih dan knp tiap gempa selalu bisa kebangun:')" tulis akun tersebut.

 Prediksi Susunan Pemain dan Live Streaming Arsenal vs Leicester, Adu Tajam Vardy vs Aubameyang

Apa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini?

Saat dikonfirmasi tentang hal ini, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono mengatakan, tidak ada alasan ilmiah mengapa gempa sering terjadi pada malam hari.

Menurut Daryono, hal itu terjadi karena kebetulan semata.

"Analisisnya, ya itu hanya kebetulan kejadiannya pada malam atau dini hari. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/7/2020).

Daryono mengungkapkan, terjadinya gempa karena proses fisis berupa patahan batuan kulit bumi.

Pada suatu kondisi, lanjut dia, di mana batuan atau kulit bumi itu tidak mampu menahan lagi dorongan sehingga terbangun dan bebatuan tidak bisa lentur lagi.

 Prediksi Susunan Pemain dan Live Streaming Arsenal vs Leicester, Adu Tajam Vardy vs Aubameyang

"Kemudian mengalami dislokasi dengan tiba-tiba sehingga terjadilah patahan yang kemudian memancarkan gelombang seismik atau gelombang gempa," jelas Daryono.

Batuan yang tertekan mengalami akumulasi medan stress dan tidak bisa lentur lagi dan akhirnya patah tersebut, tidak terpengaruh oleh waktu baik pagi, siang, sore, atau malam.

Oleh karena itu, lanjut dia, hal itu hanya kebetulan dan tidak ada hubungannya dengan waktu-waktu tertentu.

"Kebetulan juga beberapa hari ini terjadi gempa pada malam hari. Tapi, sebenarnya banyak kok gempa yang terjadi pada pagi, siang, atau sore," kata Daryono.

Tidak bisa dihubung-hubungkan Daryono menyatakan, orang awam berkesimpulan gempa bumi hanya terjadi pada malam atau dini hari saja hingga akhirnya mengaitkannya dengan sesuatu.

Ia mengatakan, ini sama halnya dengan anggapan masyarakat bahwa banyak bencana terjadi setiap bulan Desember.

 Apa Enaknya sih Pakai Sepeda Brompton? Ini Kata Ketua Komunitas Broder

"Jawabannya ya cuma kebetulan saja. Tidak bisa di-othak-athik gathuk (dihubung-hubungkan), lalu pada malam hari saja yang waspada. Waspada itu ya harusnya sepanjang hari," papar Daryono.

Apalagi, bagi masyarakat yang memiliki rumah tidak tahan gempa, maka kewaspadaannya harus lebih tinggi.

"Sehingga penting sekali bangunan yang tahan gempa atau mitigasi struktural itu," jelas Daryono.

Saat disinggung mengapa dalam sepekan terakhir sering terjadi gempa bumi, Daryono mengatakan, hal ini juga hanya kebetulan.

"Iya (kebetulan). Dari 30 Juni lalu hingga 5 Juli 2020, setidaknya ada 11 gempa bumi yang dirasakan dengan kekuatan yang bervariasi," jelas dia.

"Jadi memang kita itu kan di daerah-daerah sumber gempa. kita memiliki 295 sesar aktif yang sudah dikenali. Yang belum dikenali masih banyak," lanjut Daryono.

Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki 13 generator gempa besar yang bernama segmentasi megathrust.

Segmentasi megathrust ini menjadi sumber gempa besar yang berada di laut selain juga bisa memicu tsunami.

 MENTERI Tjahjo Kumolo Pastikan Tidak Ada Pembukaan Penerimaan CPNS Selama Dua Tahun

"Kalau yang 295 sesar aktif tadi banyak yang di daratan, jadi dekat dengan rumah-rumah kita, perkantoran maupun sekolahan," kata Daryono.

 Daryono mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dan tidak boleh abai terhadap peningkatan frekuensi gempa pada akhir-akhir ini.

Dalam membangun rumah, karena berada di wilayah rawan gempa, sebaiknya diberi rangka besi.

"Jangan irit-irit campuran semennya. Jangan sekali-kali bangun rumah tidak memakai besi tulangan," kata dia.

"Jadi gempa itu tidak membunuh dan melukai, tetapi bangunan dengan kualitas rendah itu lah yang membunuh dan melukai," ujar Daryono.

Bagi masyarakat yang berada di pesisir pantai rawan tsunami, Daryono mengingatkan untuk tidak mendirikan rumah atau tempat usaha di bibir pantai.

Perhatikan soal jarak aman dari pantai. Jika terjadi tsunami, maka penghuni dari bangunan tersebut berisiko menjadi korban jika tidak segera menyelamatkan diri. (dik)

Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Gempa 6,1 Magnitudo Guncang Jepara, Tak Berpotensi Tsunami",  dan "Kenapa Gempa Sering Terjadi pada Malam Hari? Ini Jawaban BMKG",  dan "BMKG: Gempa Bumi Berkekuatan 5,2 M Terjadi di Barat Daya Banten",

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved