Berita Nasional

Sandi Sedih Stimulus untuk UMKM Tersendat, Padahal Peran UMKM Sangat Penting Selama Krisis Covid-19

Sandiaga Uno Sedih Stimulus untuk UMKM Tersendat. Padahal Peran UMKM Sangat Penting Menjaga Roda Ekonomi Bangsa di Tengah Krisis Imbas Pandemi

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Sandiaga Uno menggandeng sejumlah pengusaha lokal di antaranya Ultimate U, SAGE, NIION, TanaAir, BHS, Amble, STAYCOOL untuk menggelar lelang Donasi di laman Instagram @Ultimateu_ID yang dilakukan pada hari ini, Rabu 20 Mei 2020. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pengusaha Sandiaga Uno meminta pemerintah segera menyikapi keadaan terkini dan kondisi ekonomi.

Menurut dia, upaya yang dapat dilakukan dengan cara reorientasi baru di sektor ekonomi.

"Jika kita fokus pada narasi besar tanpa ada eksekusi kemungkinan ekonomi semakin terpuruk dan masuk fase kerusakan permanen," ungkap Sandi dalam siaran tertulis pada Senin (6/7/2020).

Dia menjelaskan UMKM memegang peranan penting dalam menjaga roda ekonomi di indonesia.

Mengenai siasat menghidupkan ekonomi masyarakat terutama di tengah covid-19 ini, Sandi menegaskan revitalisasi UMKM menjadi kunci.

"UMKM terkena hempasan badai duluan ibarat pertarungan tinju UMKM terpukul jatuh di ronde pertama dari pertarungan. Sejak awal UMKM terdampak karena permintaaan turun dan kurang," kata dia.

Dia mendengar curhatan pedagang UMKM dan pencetak lapangan kerja sebagai kontributor 97 persen lapangan kerja.

Penjualan menurun, permodalan terkendala pesanan drastis terjun, logistik tidak lancar dan kredit macet harus dihadapi perusahaan perbankan.

"Survei sampai proyeksi 47 persen umkm berhenti usaha nyatanya jauh lebih besar lagi. Tak hanya bisnis, tetapi ekonomi keluarga dan pekerja tertekan dengan naiknya biaya hidup," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, perlu reprioritizing. Di setiap krisis bertahan dan bangkit karena peran UMKM amat besar.

Pemerintah sudah buat paket kebijakan, namun, dia menambahkan, betapa rendah realisasi.

"Lima bulan UMKM dan sektor ekonomi kena hantaman krisis pandemi. Realisasi sangat membuat kita prihatin. Stimulus kurang dari satu persen dari yang dianggarakan udah tereksekusi. Pemerintah ingin membantu umkm, tetapi belum konkrit hasil kerja," jelas Sandi.

"Kelihatannya pemerintah belum membantu UMKM, sebaliknya malah UMKM yang bantu pemerintah," kata wakil ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.

Sandi merasa miris dengan hal itu.

Pasalnya pelaku UMKM dalam menjalankan bisnis mereka memiliki keluarga yang harus dihidupi.

Belum lagi, naiknya biaya rumah tangga di saat ekonomi memburuk membuat pelaku UMKM tertekan ganda.

Dia pun menyarankan agar pemerintah secepatnya melakukan re-prioritizing.

Sandi menyebut, setiap ekonomi Indonesia terkena krisis selama ini bisa bertahan dan bangkit, lantaran peran UMKM yang amat besar dalam menggerakkan roda perekonomian.

Dia menyebut, pemerintah pusat memang sudah membuat paket kebijakan untuk membantu pelaku UMKM dengan anggaran Rp 34,15 triliun.

Sayangnya, kebijakan itu belum juga dieksekusi.

Dengan kondisi seperti itu, Sandi menyarankan, pemerintah Indonesia harus membalikkan tren saat ini.

Caranya adalah dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.

"Ini untuk sektor UMKM dan ekonomi keluarganya," kata Sandi.

Sandi melanjutkan, pelaku UMKM perlu memerhatikan beberapa indikator dalam menghadapi shifting ekonomi agar usahanya tetap berjalan.

Salah satunya adalah kesehatan finansial wajib dijaga agar UMKM bisa melalui krisis ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19.

"Indikator kesehatan usaha terutama finansial, cash is king. Indikator konsumsi dan prilaku konsumen, karena perubahan telah terjadi," kata Sandi.

Menurut Sandi, salah satu kendala yang dihadapi para pelaku UMKM dalam masa pandemi ini adalah terganggunya supply chain.

Hal itu khususnya berdampak terhadap pelaku yang bergantung pada bahan baku impor.

Sandi menyebut, efek wabah virus corona membuat rantai pasokan barang impor kemungkinan terganggu, terutama produk kesehatan dan pangan.

Hal itu karena karena semua negara akan mengamankan cadangan pangan, alat kesehatan, dan kebutuhan strategis lainnya.

Sandi pun menyarankan gara impor menjadi pilihan terakhir, misalnya hanya untuk menjaga stok.

Namun, dalam jangka menengah dan panjang, pelaku usaha harus membangun kemandirian.

"Langkah yang harus diambil adalah cepat berinovasi. Temukan bahan baku lokal dan terapkan kearifan lokal. Bangun kapasitas produksi secepatnya. Jangan mager (malas gerak), apalagi rebahan," jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved