Virus Corona
ORANG Miskin Afrika Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Virus Corona Universitas Oxford Inggris, Diprotes
Ribuan rakyat jelata dan orang miskin di Afrika Selatan jadi kelinci percobaan Virus Corona produksi Universitas Oxford Inggris diprotes aktivis.
* Vaksin Virus Corona diujocobakan kepada orang miskin Afrika
* 2.000 orang jadi kelinci percobaan Vaksin Corona buatan Universitas Oxford
* Sentimen anti-vaksin meningkat di seluruh Afrika
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Rakyat jelatan dan orang miskin di Afrika jadi bahan uji coba Vaksin Virus Corona produksi Oxford University, Inggris.
Tindakan para peneliti Virus Corona yang menjadikan orang Afrika sebagai kelinci percobaan itu menuai protes para aktivis.
Mereka menganggap bahwa Benua Afrika bukanlah tempat pembuangan dan tempat uji coba vaksin Covid-19.
Sekelompok orang berunjuk rasa menentang vaksin Coronavirus pertama di Afrika dan menuduh para peneliti 'memanipulasi yang rentan' menjadi sukarelawan untuk pengujian vaksin dari Universitas Oxford, Inggris.
• Ujicoba Vaksin Corona Baru akan Dilakukan Awal Juni untuk Manusia Dimulai di India
• Terbaru, Para Peneliti di Italia Ungkap Covid-19 Bisa Mati Tanpa Vaksin karena Virus Makin Melemah
Dailymail.co.uk melaporkan, sekitar 2.000 orang di Afrika Selatan diperkirakan akan ambil bagian dalam pengadilan Johannesburg, yang dimulai minggu lalu.

Alasan uji Coba di Afrika
Vaksin ini juga sedang diuji di Inggris, Brasil, dan para peneliti mengatakan bahwa itu perlu diuji di Afrika untuk memastikan tidak terpengaruh oleh kondisi lokal di negara tersebut.
Tetapi para demonstran yang berkumpul di Universitas Witwatersrand, Johannesburg, membakar topeng mereka dan mengklaim tes dilakukan terhadap orang miskin yang tidak memahami risikonya.
"Orang-orang yang dipilih sebagai sukarelawan untuk vaksinasi, mereka tampak seolah-olah berasal dari latar belakang yang buruk, tidak cukup memenuhi syarat untuk mengerti," kata penyelenggara protes Phapano Phasha sebelum acara.
• Dokter Reisa Sebut Obat Dexamethasone Bukan Penangkal Covid-19 dan Bukan Vaksin
"Kami percaya mereka memanipulasi yang rentan," tambah aktivis dan komentator politik itu. Sekitar 2.000 sukarelawan di Afrika Selatan diperkirakan akan ambil bagian.
Para peneliti harus terlebih dahulu memastikan vaksin berfungsi di tempat lain sebelum membawanya ke Afrika, kata Phasha.
"Narasi yang kami dapatkan adalah benua kami adalah tempat pembuangan," katanya mengacu pada komentar yang beredar luas yang dibuat awal tahun ini oleh peneliti Prancis Jean-Paul Mira.