Sinopsis Film

Sinopsis Film A Taxi Driver Diangkat dari Kisah Nyata di Trans7 Kamis 2 Juli Pukul 21.30

Pada Mei 1980, reporter Jerman Peter (Thomas Kretschmann) bekerja untuk penugasan di Tokyo, tetapi berita di sana lambat.

imdb
Film A Taxi Driver berdasarkan kisah nyata 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Malam ini, Kamis (2/7/2020) pukul 21.30 K-Movievaganza di Trans7 akan menyuguhkan Film A Taxi Driver.

Sinopsis Film A Taxi Driver ini diangkat dari kisah nyata. 

Pada  Mei 1980, reporter Jerman Peter (Thomas Kretschmann) bekerja untuk penugasan di Tokyo, tetapi berita di sana lambat.

Dia  mendengar dari seorang kolega bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan sedang terjadi di Gwangju, Korea Selatan.

Sinopsis Film The Lodgers di Bioskop TransTV Kamis 2 Juli, Horor Kutukan yang Menghantui Anak Kembar

Saluran telepon benar-benar terputus ke kota. Peter memutuskan untuk pergi ke sana.

Di Seoul, Korea Selatan, Kim Man-Seob (Song Kang-Ho) berjuang untuk memenuhi kebutuhan sebagai sopir taksi, sementara juga merawat putrinya.

Dia butuh uang untuk membayar sewa.

Di sebuah restoran, Kim Man-Seob tak sengaja mendengar bahwa seorang asing menawarkan untuk membayar banyak uang untuk diantar ke Gwangju.

Drive akan mencakup sewa Kim Man-Seob. Dia berlari keluar dari restoran untuk menjemput orang asing itu.

Segera, Peter dan Kim Man-Seob menuju Gwangju dari Seoul.

Gwangju (imdb)

Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana atau kehidupan yang tak terhitung jumlahnya yang akan segera hilang.

Kejujuran memang terkadang menyakitkan. Ada kalanya sulit untuk bersikap jujur, terutama jika hal itu menyangkut “sisi gelap” kita.

Memang tak semua orang bisa melakukannya, karena sudah pasti ada risiko yang menanti. Tentu diperlukan keberanian lebih untuk berkata atau bersikap jujur terhadap segala hal.

Jadwal Acara TV Kamis 2 Juli 2020 di RCTI, SCTV, TransTV, Trans7, Indosiar, GTV, ANTV

Tak hanya manusia sebagai individu saja yang sulit jujur dengan sisi gelapnya, tetapi bisa juga berlaku untuk sebuah bangsa atau negara.

Seperti contohnya, kita mungkin pernah mendengar bahwa ada fakta-fakta sejarah yang dengan sengaja ditutupi atau diubah.

Hal itu dilakukan hanya demi menjaga citra dan persepsi orang banyak. Ya, memang pada dasarnya sulit untuk berdamai dengan keburukan atau kekurangan diri sendiri.

Bisa dibilang, kejujuran juga sering menimbulkan dilema. Meskipun itu adalah perbuatan baik, tetapi juga berpotensi merugikan.

Propaganda, Media, dan Kejujuran

Jika kita berbicara tentang kediktatoran, tentu hal ini tak bisa dilepaskan dari yang namanya propaganda. Kebetulan perihal propaganda juga diangkat oleh sutradara Jang Hoon di film ini.

Chun yang bertindak sebagai penguasa nyatanya tidak hanya melakukan tindakan represif terhadap masyarakat Gwangju semata.

Namun dia juga berusaha membelokkan dan mengontrol opini terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Di dalam film ini, Jang Hoon menggambarkan hal itu melalui perubahan-perubahan pada media massa terkait konflik Gwangju.

Dimulai dari awal film, dengan adegan di mana Kim sedang mendengar siaran radio pada malam hari.

Berita yang disampaikan saat itu terbilang cukup netral, dengan hanya menginformasikan gambaran besar kondisi politik Korea, seperti pengumuman darurat militer hingga berita tentang demo yang dilakukan oleh para mahasiswa.

Namun seiring berjalannya film, perlahan terlihat bagaimana pemerintah Chun menggunakan kekuasaannya dalam mengontrol media massa.

Ada dua adegan yang dengan jelas menggambarkan hal itu. Pertama, ketika Peter baru tiba di Korea dan bertemu rekan sesama reporter di sebuah restoran.

Awalnya Peter diberi tahu mengenai report guidelines, yang isinya melarang aspek-aspek tertentu untuk diberitakan, terutama segala hal tentang Gwangju.

Namun yang paling membekas adalah ketika Peter diperlihatkan surat kabar lokal Gwangju.

Ada sebuah halaman yang kosong melompong, hampir tidak ada tulisan sama sekali. Dijelaskan bahwa hal itu terjadi karena ‘sensor’ oleh pemerintah.

Adegan kedua adalah ketika Kim sedang berada di sebuah kedai di luar Gwangju. Dia mendengar percakapan antar pengunjung tentang kondisi di Gwangju.

Hal itu cukup membuat Kim gerah, karena seluruh hal yang dibicarakan nyatanya berbeda dengan apa fakta yang telah dilihat dan dialaminya selama di Gwangju.

Bisa dibilang, kedua adegan itu menunjukkan pengaruh besar dalam propaganda. Adegan pertama memperlihatkan bagaimana manuver sang pemegang kuasa dalam mengontrol media massa.

Sedangkan yang kedua adalah efek atau hasil yang timbul dari pemberitaan media massa, yaitu pembentukkan opini publik.

Ya, bisa dibilang apa yang ditunjukkan pemerintah saat itu adalah bukti bahwa memang sulit untuk membuka sisi gelap diri sendiri. Mereka takut menghadapi risiko kehilangan kepercayaan masyarakat. Akhirnya pemerintah Korea saat itu memilih untuk bertindak manipulatif dengan cara menekan media massa.

Ironis memang, di satu sisi berani untuk menghabisi nyawa orang lain. Namun di sisi lain takut untuk bersikap jujur.

Berawal dari Kebohongan

Lucunya di film ini, kisah Kim sendiri pun sebenarnya berawal dari ketidak jujuran. Malah hal itulah yang mempertemukan Kim dan Peter. Di sini pun juga terlihat bagaimana mereka pada awalnya sempat bersitegang karena Kim yang berbohong.

Kebohongan Kim sendiri sebenarnya lebih disebabkan karena kepolosan hatinya. Mengingat motif utamanya dalam menyerobot pekerjaan mengantar ke Gwangju adalah karena sang anak.

Kim memang membutuhkan uang tambahan untuk membayar sewa rumah dan biaya hidup.

Imdb.com

Seperti yang disebutkan di awal tulisan, bahwa kejujuran terkadang menimbulkan dilema. Hal inilah yang juga dialami oleh Kim.

Di akhir-akhir film, dia sempat memilih untuk meninggalkan Peter dan pergi dari Gwangju karena khawatir dengan anaknya.

Namun pada akhirnya, Kim sendiri tak bisa berbohong pada dirinya, bahwa sebenarnya ia begitu peduli pada keselamatan Peter dan penduduk Gwangju.

Kim pun mengalami dilema berat. Di satu sisi dia ingin segera bertemu dengan putrinya. Namun, hati nuraninya seolah berkata ada yang lebih penting dari itu. Ada konflik batin yang cukup hebat pada dirinya.

Lebih dari itu, Kim berada di tengah kebimbangan antara menjadi penduduk Korea yang mematuhi pemerintah atau orang yang dicap sebagai pembangkang.

Akhirnya, dia pun dengan berani bersikap jujur pada dirinya dan mengikuti hari nuraninya. Meskipun saat itu risikonya jauh lebih tinggi ketimbang di awal kedatangannya di Gwangju.

Judul Asli: Taeksi Unjeonsa (Korea)
Sutradara: Jang Hoon
Penulis: Eom Yu-na
Pemeran: Song Kang-ho, Thomas Kretschmann, Yoo Hae-jin, Ryu Jun-yeol, Yoo Eun-mi
Genre: Action, Drama, History
Durasi: 137 Menit

.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved