Berita Video
VIDEO: Imam Budi Hartono Sebut Farabi Paling Cocok Dampingi Dirinya di Pilkada Depok 2020
"Ada juga dari orangnya SBY, orangnya Sandi (Sandiaga Uno). Semyanya siap untuk memenangkan Pilkada," papar Imam.
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Ahmad Sabran
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK- Niat Imam Budi Hartono maju sebagai bakal calon wali kota Depok dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok 2020 rupanya menyedot perhatian sejumlah pihak.
Terbukti dari banyaknya orang-orang yang ingin melamar sebagai bakal calon wakil wali kota Depok mendampingi Iman.
Hal itu dikatakan Imam saat berbincang dengan para pewarta Kota Depok di Hotel Bumi Wiyata, Beji, Depok, Rabu (1/7/2020)
Ada lima orang yang dikatakan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini yang mendatanginya.
Diantaranya Ketua DPD Partai Golkar Farabi El Fouz, pengusaha dan tokoh orang Depok H. Acep Al Azhari, selebritis yang kini terjun ke politik melalui PAN Lucky Hakim.
"Ada juga dari orangnya SBY, orangnya Sandi (Sandiaga Uno). Semyanya siap untuk memenangkan Pilkada," papar Imam.
Namun pria yang akrab disapa IBH ini mengatakan, dirinya dan PKS memiliki kriteria khusus untuk orang yang ingin maju bersamanya dalam meraih kesuksesan merebut kursi pimpinan di lembaga Eksekutif Kota Depok.
Pertama, kata IBH, harus dapat membantu meraih kemenangan suara, artinya orang tersebut dapat menambah pundi-pundi suara.
"Kalau pangsa pasar suaranya sama ya akan sulit (untuk menaikan suara)," aku Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat ini.
Kedua, harus memiliki partai politik (parpol). Syarat ini dikatakan IBH berfugsi demi solidnya cita-cita dalam membangun pemerintahan yang lebih baik lagi.
Ketiga, dalam pertarungan Pilkada, Imam mengatakan tak dapat dihindari adanya permasalahan soal pendanaan atau biaya.
Jangan sampai, kata IBH, seorang wakil hanya mengandalkan pembiayaan dari walinya saja melainkan harus sama-sama bergerak secara keseluruhan termasuk soal dana.
"Dari kelima orang itu, yang paling cocok memang Farabi karena masui dalam tiga kriteria tadi," tutur IBH.
IBH pun memaparkan meski dalam tubuh PKS tidak terlalu mementingkan soal uang, namun setidaknya harus ada perencanaan matang terkait pembiayaan.
"Di PKS ada atau ngga ada uang harus tetap bergerak tapi kan kalau ada (uang) itu akan memercepat mesin partai untuk bergerak. Masang baliho, spanduk, dan lain-lain kan butuh uang," ujarnya.