PPDB

Rahma Kecewa Anaknya Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi Meski Jarak Sekolah dengan Rumah Hanya 70 Meter

Pelaksanaan PPDB Jakarta Kembali Dikeluhkan Warga, Seperti Rahma yang Anaknya Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi Meski Jarak Sekolah dengan Rumah 70 Meter

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Rahma saat ditemui di Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, KRAMAT JATI - Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) kian menimbulkan polemik.

Banyak orang tua murid protes lantaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengutamakan usia calon siswa sebagai acuan utama penerimaan sekolah.

Kekecewaan seperti yang dirasakan Rahma (38) warga Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Putrinya yang berumur 15 tahun 5 bulan yang hendak mendaftar di SMAN 62 Jakarta tak lolos seleksi jalur zonasi.

Padahal jarak rumah dengan sekolah tujuan hanya sepandang mata, sekira 70 meter dari rumahnya.

"Anak saya umurnya 15 tahun 5 bulan 22 hari. Daftar di SMAN 62 Jakarta, jarak sekolah dari rumah hanya 70 meter, tapi enggak lolos," kata Rahma saat ditemui di kediamannya, Selasa (30/6/2020).

Ia pun telah mencoba mendaftar ke 10 SMAN yang tergolong sebagai zonasi sekolah sebelumnya, seperti SMAN 9, 51, 62, 42 dan 104.

Namun tak satu pun sekolah dari pilihannya tersebut yang lolos.

"Di lingkup zonasi sudah nyoba juga, tapi enggak lolos juga karena lebih banyak anak-anak yang umurnya di atas anak saya. Padahal anak saya ini 15 tahun 5 bulan," ucapnya.

Rahma mengaku telah melakukan pengecekan terhadap sistem data siswa yang telah lolos PPDB di Kelurahan Kramat Jati.

Berdasarkan penulusuran, usia terendah yang lolos seleksi berumur 15 tahun 6 bulan, sedangkan yang tertinggi 18 tahun.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Astuti (39).

Warga Kelurahan Batu Ampar ini amat kecewa lantaran anaknya tak lolos seleksi sekolah yang jaraknya hanya 500 meter dari rumah.

"Enggak lolos karena faktor umur. Putra saya umurnya 14 tahun 11 bulan, tapi di Kelurahan Batu Ampar usia termuda itu 15 tahun 8 bulan, tertua 20 tahun," keluh Astuti.

Mereka berharap agar pemerintah bisa membuat seleksi PPDB tahap dua agar anak-anak yang tak lolos seleksi karena faktor usia masih bisa ditampung di sekolah negeri pilihannya yang jaraknya dekat dari rumah. (abs)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved