Virus Corona

Penemuan Virus Baru di China Berasal dari Babi Dikhawatirkan akan Jadi Pandemi Lagi

Jenis flu baru yang telah diidentifikasi di China mirip dengan flu babi tahun 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru.

via bbc.com
ILUSTRASI - ditemukan virus baru di China 

WARTAKOTALIVE.COM, CHINA -- Terbaru ditemukan virus di China yang akan berpotensi menjadi pandemi 

Kita semua tahu bahwa virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019.

Awalnya, pihak medis menyebutkan sebagai virus corona Wuhan.

Namun kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan SARS-CoV-2.

Sayap Bologna Musa Barrow Mempersembahkan Gol ke Gawang Sampdoria untuk Korban Virus Corona

Setelahnya, WHO juga mengumumkan bahwa virus corona sebagai pandemi, di mana ini adalah epidemi dalam skala internasional dan biasanya memengaruhi sejumlah besar orang. 

Sebab, sudah hampir 10 juta orang di dunia terinfeksi virus corona dan ratusan ribu lainnya meninggal dunia.

Bahkan terjadi masalah ekonomi yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaannya.

Seolah belum selesai, ada lagi sebuah virus yang berpotensi menjadi 'pandemi'.

Dan lagi-lagi virus itu ditemukan di China.

Dilansir dari BBC pada Selasa (30/6/2020), kata para ilmuwan, baru-baru ini muncul sebuah jenis baru flu yang berpotensi menjadi pandemi telah ditemukan di China.

Di mana virus ini muncul dan dibawa oleh babi, tetapi dapat menginfeksi manusia.

Presiden Joko Widodo Kembali Evaluasi Menteri Terkait Penanganan Pandemi Covid-19

Walau begitu, para peneliti tetap khawatir bahwa virus jenis baru itu dapat bermutasi lebih lanjut.

Lalu menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia. Setelahnya dapat memicu wabah global, seperti pandemi virus corona.

Kesamaannya, virus corona juga disebutkan berasal dari hewan, yaitu kelelewar. Lalu bermutasi menginfeksi manusia.

Para ilmuwan menulis dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences bahwa mereka sedang berusaha mengukur untuk mengendalikan virus pada babi.

Lalu juga melakukan pemantauan ketat terhadap pekerja industri babi.

Ancaman pandemi

Para ilmuwan mengatakan bahwa virus flu jenis baru ini bisa menjadi ancaman dunia.

Apalagi ketika dunia sedang berusaha untuk mengakhiri pandemi virus corona saat ini.

Tercatat, pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia adalah wabah flu babi pada tahun 2009 yang dimulai di Meksiko.

Awalnya pandemi ini tidak begitu mematikan, tapi tetap saja membahayakan.

Terutama bagi orang yang lebih tua atau lansia yang memiliki kekebalan tubuh rendah.

Untuk sekarang, para ilmuwan memberi nama virus flu baru ini dengan sebutan G4 EA H1N1.

Jenis flu baru yang telah diidentifikasi di China mirip dengan flu babi tahun 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru.

Sejauh ini, itu tidak menimbulkan ancaman besar.

Tetapi Prof Kin-Chow Chang dan rekan-rekan yang telah mempelajarinya, mengatakan itu adalah salah satu yang harus diawasi.

Virus G4 EA H1N1 dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.

Mereka menemukan bukti infeksi baru-baru ini mulai pada orang yang bekerja di RPH dan industri babi di China.

Saat ini, vaksin flu tampaknya tidak melindungi dari pasien. Tapi dokter dapat diadaptasi untuk melakukannya jika diperlukan.

Prof Kin-Chow Chang, yang bekerja di Universitas Nottingham di Inggris, mengatakan kepada BBC, "Saat ini, kita sedang fokus dengan virus corona."

"Tetapi kita tidak boleh melupakan virus baru yang berpotensi berbahaya."

"Kita seharusnya tidak mengabaikannya," pesannya.

Flu Babi Era Obama-Biden

Donald Trump mengecam Barack Obama meyusul kritik yang ditujukan kepadanya soal penanganan pandemi coronavirus.

Selain menyerang Obama, seperti dikutip Daily Mail, Trump juga mengecam Wakil Obama kala jadi Presiden yakni Joe Biden yang diprediksi  menjadi calon Partai Demokrat 2020 dalam Pilpres 2020 ini.

"Kami mendapat nilai bagus untuk penanganan pandemi CoronaVirus, terutama BAN awal orang-orang dari China, sumber infeksi, memasuki AS," Demikian Trump kerkicau.

Ia lalu membandingkan dengan pemerintahan Obama saat menangani wabah H1N1 atau Flu Babi.

"Bandingkan dengan bencana Obama / Sleepy Joe yang dikenal sebagai H1N1 Flu Babi. Nilai jelek, polling buruk - tidak punya petunjuk! " kicaunya.

Sekitar satu tahun setelah Obama menjabat, pandemi H1N1 menghantam AS. Dan pada Oktober 2009 ia menyatakan wabah itu darurat nasional.

Kicauan kasar Trump yang lebih dari 50-tweet Minggu pagi berakhir dengan tulisan 'HAPPY MOTHER'S DAY!'

Kicauan dan posting ulang membahas beragam topik, mulai dari membanting 'berita palsu', hingga penyelidikan yang melibatkan campur tangan Rusia, hingga DOJ menjatuhkan kasus Michael Flynn, ke negara yang mulai dibuka kembali.

Dia menggembar-gemborkan negara itu mulai mengakhiri penguncian dan tinggal di rumah dengan tweet gambar dari lapangan golf Los Angeles, yang sekarang dibuka kembali dan menerima pemesanan.

Trump bahkan meretwet sejumlah kicauan menyangkut Obama.

Trump juga berbagi tweet lain yang menyoroti tindakan yang menurutnya bermasalah selama masa kepresidenan Obama.

Kecaman Obama

Sebelumnya, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengecam keras penggantinya, Donald Trump, dalam menangani krisis virus corona di AS.

Ilustrasi Obama makan kodok.
Ilustrasi Obama makan kodok. (The Guardian)

Dalam percakapan video untuk kalangan terbatas, Obama menyebut penanganan pandemi oleh pemerintah AS sebagai "bencana yang sangat amburadul".

Obama mengatakan hal itu ketika mendorong eks-stafnya agar membantu tim sukses calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam pilpres mendatang, seperti dilaporkan CNN.

Gedung Putih menanggapi pernyataan Obama dengan mengatakan bahwa respons Presiden Trump terhadap pandemi merupakan aksi "yang belum pernah terjadi sebelumnya" sehingga dapat "menyelamatkan nyawa rakyat AS".

Selama percakapan video, Obama mengatakan pendekatan Trump terhadap pemerintah dalam menanggapi virus corona patut disalahkan.

"Hal itu akan menjadi buruk bahkan dengan langkah terbaik pemerintah," katanya seperti dikutip dalam percakapan video itu.

"Itu benar-benar bencana yang sangat kacau ketika pola pikir 'apa untungnya buat saya' dan 'persetan dengan orang lain', diterapkan dalam pemerintahan kita."

Obama juga mengkritik keputusan pembatalan tuntutan pidana terhadap mantan Penasihat Keamanan Nasional, Michael Flynn.

Bagaimana situasi virus corona di AS?

Hampir 80.000 orang meninggal dunia dan pemerintah AS memastikan lebih dari 1,3 juta kasus - keduanya merupakan yang tertinggi di dunia.

Banyak negara bagian mulai menerapkan karantina wilayah alias lockdown pada Maret lau.

Namun saat ini sudah mencabutnya, sehingga memungkinkan warga untuk kembali bekerja.

Tetapi para pejabat kesehatan memperingatkan pelonggaran itu dapat menyebabkan virus menyebar lebih jauh.

Pendekatan Trump terhadap pandemi ini tidak jelas.

Seperti ditulid BBC Indonesia, Pada Februari lalu dia menolak ancaman pandemi, dengan mengatakan persoalan itu akan hilang dengan sendirinya, tetapi pada pertengahan Maret dia mengakui tingkat keparahannya.

Pada April, dia mengatakan bahwa mengonsumsi cairan disinfektan bisa menjadi pengobatan - ucapan yang ditolak para ahli.

Pekan lalu dia mengumumkan akan mengakhiri kerja gugus tugas virus corona.

Tetapi kemudian dia mengatakan masa kerjanya akan berlanjut - namun fokus pada pembukaan kembali aktivitas ekonomi.

Anggota gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih mungkin terpapar virus

Dalam perkembangan terbaru, tiga anggota gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih melakukan isolasi mandiri selama dua pekan karena kemungkinan terpapar Covid-19.

Dr Anthony Fauci, yang dikenal sebagai simbol melawan virus di AS, adalah salah seorang yang akan masuk ke karantina.

Lembaga yang dipimpinnya, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan dia "berisiko relatif rendah" terpapar virus tersebut.

Anthony Fauci kemudian dinyatakan negatif.

Pria berusia 79 tahun itu akan bekerja dari rumah untuk sementara waktu dan akan diuji secara teratur, kata lembaga itu.

Sekretaris pers Wakil Presiden Mike Pence, Katie Miller, mengatakan istri asisten Trump, Stephen Miller, dinyatakan positif terkena virus itu pada Jumat lalu.

Sumber: Intisari
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved