PPDB
Gagal Daftarkan Anaknya, Orangtua Murid Menduga Banyak Siswa Swasta yang Ikut Daftar PPDB SMAN 2020
Gagal Daftarkan Anaknya, Orangtua Murid Menduga Banyak Siswa yang Sengaja Mengundurkan Diri dari Sekolah Swasta dan Ikut Daftar PPDB SMAN 2020.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, KRAMAT JATI - Faktor usia yang jadi acuan utama proses seleksi PPDB 2020 di Jakarta diprotes oleh para orangtua murid.
Mereka menilai sitem penyaringan tersebut sangat merugikan sejumlah anak yang berusia lebih muda pada PPDB tahun ini.
Terlalu banyaknya siswa yang berusia di atas anak mereka menjadi faktor salah satu faktor utama gagal lolos seleksi.
Mereka pun mengaku menemukan banyak kasus, seperti anak-anak SMA swasta yang baru saja duduk di bangku kelas XI sengaja keluar dari sekolahnya untuk mendaftar kembali PPDB 2020 jalur zonasi SMAN.
"Saya dengar ada murid yang tahun lalu ikut, dia sudah sekolah di swasta, tapi ikut lagi PPDB," ujar Rahma (38) seorang orangtua murid saat ditemui di Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/6/2020).
Anaknya yang berumur 15 tahun 5 bulan yang baru lulus di tahun ini, harus rela tak lolos seleksi, meski jarak sekolah tujuannya, SMAN 62 Jakarta, hanya sekira 70 meter saja.
Meski tak ada aturan yang melarang hal tersebut, namun kasus yang terjadi sangat merugikan anak-anak mereka yang baru saja lulus di tahun ini.
"Kalau begitu ya jelas kalah umur anak-anak yang lulusan sekarang," tuturnya.

Orang tua murid lainnya, Astuti (39) mengatakan bahwa sistem PPDB 2020 saat ini terlalu banyak celah kecurangan yang gagal diprediksi oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Ia pun menunjukkan tangkapan layar terdapat siswa yang nama sekolahnya tak dicantumkan dengan jelas dan lolos seleksi PPDB 2020.
"Kalau yang lain ini harusnya ada nama sekolah asalnya. Seperti anak saya dari SMPN 20, kalau yang saya tunjukkan ini tidak ada asal sekolahnya. Ini kan dipertanyakan," keluh Astuti.
Selain itu, ia juga mengaku pernah menemukan anak yang berusia 14 tahun terdaftar sebagai orang yang lolos seleksi di antara anak-anak yang umurnya 15 tahun.
"Ada beberapa data yang double. Pas saya klik, ada yang umur 14 tahun itu nyempil di antara umur 15 tahun. Enggak tahu ya itu sistemnya yang salah atau bagaimana," tuturnya. (abs)