Pemilu 2024
Survei: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil Masuk Top Three Pemilu 2024
Hasil survei New Indonesia Research & Consulting menyebutkan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil memiliki elektabilitas tertinggi.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil merupakan tokoh politik yang memiliki elektabilitas tertinggi atau masuk dalam Top Three pada Pemilu 2024.
Itulah hasil survei yang dilakukan oleh New Indonesia Research & Consulting.
Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (28/6/2020), mengatakan, isu mewabahnya Covid-19 yang terus mewarnai pemberitaan menjadi wacana publik yang sangat kuat.
Dampak politis pun, kata dia, tak terhindarkan di tengah mulai hangatnya peta elektoral menuju Pemilu 2024.
"Kinerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai terbaik oleh publik Indonesia dalam mengatasi corona," kata Andreas.
Menurut dia, Ganjar memuncaki opini publik dengan penilaian 23 persen, sedangkan Kang Emil menyusul sebesar 16,8 persen.
• INSIDEN Penembakan di Louisville AS, Satu Meninggal Dunia, Satu Terluka
Berturut-turut di bawahnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (12,8 persen), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (9,3 persen), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (8,1 persen).
Selain itu ada pula nama gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (4,5 persen), gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (2,7 persen), Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (1,3 persen), dan Gubernur Banten Wahidin Halim (1,0 persen).
Nama-nama lain tidak mencapai 1 persen, dan sisanya tidak tahu atau tidak menjawab 18,8 persen.
"Ketika diterjemahkan ke dalam tingkat elektabilitas, Ganjar dan Kang Emil menempati tiga besar menuju Pemilu 2024, bersama Prabowo yang masih paling tinggi," jelas Andreas.
• Perusahaan Besar di AS Boikot Facebook, Zuckerberg Kehilangan Kekayaan 7 Miliar Dolar AS
Elektabilitas Prabowo sebesar 18,9 persen, sedangkan Ganjar dan Kang Emil masing-masing 14,3 persen dan 11,0 persen.
Yang menarik, Andreas mencermati figur Kang Emil yang berhasil melewati Anies dengan elektabilitas 9,8 persen.
"Hal ini tampak paralel dengan buruknya opini publik terhadap kinerja Anies dalam mengatasi corona, sebaliknya Ganjar dan Kang Emil dipersepsikan terbaik kinerjanya," katanya.
Di bawah Anies ada nama Sandiaga Uno (8,9 persen), Khofifah (4,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (2,7 persen), Risma (1,6 persen), Erick Thohir (1,3 persen), Mahfud MD (1,2 persen), Puan Maharani (1,1 persen), dan Susi Pudjiastuti (1,0).
• Zoya Rilis Busana Muslim yang Diklaim Dapat Membunuh Virus SARS-cov-2 Penyebab Covid-19
Nama-nama lain kurang dari 1 persen, sisanya tidak tahu/tidak menjawab 19,8 persen.
Secara umum, faktor kinerja dan kepemimpinan yang merakyat serta terukur menjadi kunci keberhasilan Ganjar dan Kang Emil dalam meraih dukungan publik.
"Sebaliknya sosok seperti Anies tertinggal karena kinerjanya dinilai kurang konkret dan terjebak dalam narasi belaka tanpa realisasi nyata di lapangan," ucapnya.
Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 8-18 Juni 2020, dengan jumlah responden 1200 orang.
• Seorang Anak Alami Sesak Nafas Disengat Ubur-ubur di Pantai Kukup, Yogyakarta
Metode survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden survei sebelumnya yang dipilih secara acak.
Margin of error survei sekitar 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei: Capres blusukan masih disukai publik
Sebelumnya diberitakan, Calon Presiden (Capres) yang rajin blusukan atau melakukan kegiatan memasuki tempat-tempat tertentu untuk mengetahui sesuatu masih menjadi kebiasaan pemimpin yang paling disukai publik.
• 5 Alasan LBH Jakarta Minta Anies Baswedan Cabut SK Kadisdik DKI Jakarta soal PPDB Online
Kebiasaan itu menurut hasil survei proyeksi politik 2024 yang dilakukan dua lembaga survei politik yaitu Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) disukai responden sebanyak 45,2 persen, disusul kemudian dengan kemampuan cepat-tanggap dalam mengatasi permasalahan darurat sebanyak 29,7 persen.
"Jadi blusukan seperti yang dilakukan oleh para pemimpin kita itu jauh lebih disukai ketimbang yang lainnya. Dan banyak juga pemimpin-pemimpin yang hanya populer di udara, tapi elektabilitasnya dia tidak berkaki, karena jarang turun ke masyarakat," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno di Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Menurut Adi, masyarakat suka dengan pemimpin yang mau berinteraksi dengan masyarakat.
Apalagi pemimpin tersebut senantiasa menyapa dan menghibur suasana hati masyarakat yang dilanda kesusahan dalam hidupnya.
• Negara Lindungi Pekerja Migran Bermasalah Saat Kembali ke Tanah Air, Masuk Kategori VVIP
Selain dari faktor kebiasaan, survei juga membuktikan bahwa mayoritas publik masih memilih capres berdasarkan sifat dan kepribadiannya.
Sifat dan kepribadian yang paling disukai oleh publik adalah jujur dan antikorupsi (50,7 persen), serta tegas dan berani dalam mengambil tindakan (16,9 persen).
Sifat dan kepribadian itu disukai karena publik menyukai pemimpin yang moralnya baik.
Kriteria pemimpin yang bermoral baik menurut responden adalah pemimpin yang jujur (38,4 persen) dan bertanggung jawab (31,9 persen).
• Warga Negara Asing Ilegal Diduga Jadi Penghuni Apartemen di Cengkareng Jakarta Barat
Pada kriteria lainnya, Adi mengatakan bahwa responden menekankan aspek keagamaan dalam memilih Capres-Cawapres, namun tidak menekankan aspek kesukuan.
Pada aspek keagamaan, responden menginginkan pasangan Capres muslim-Cawapres Muslim (68,2 persen). Sedangkan pada aspek kesukuan, responden tidak menekankan pada suku tertentu.
Sebanyak 60,8 persen menyatakan bahwa Capres-Cawapres boleh berlatar belakang dari suku manapun.(Antaranews)