Kesehatan
Heboh Tawaran Workshop Poligami, Dokter Jelaskan Bisa Tingkatkan Penyakit Jantung dan Kanker Rahim
Belakangan ini, viral sebuah iklan di media sosial terkait workshop poligami. Tahukah Anda dampaknya untuk kesehatan
Begitu juga sebaliknya.
Direktur Utama Klinik Pasutr itu pun menyarankan para pasangan poligami yang tidak merencanakan memiliki anak, lebih baik menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seks karena akan lebih aman bagi kedua pihak.
Sisi psiklogis Menurut dia, wanita yang dipoligami mungkin akan merasa bersaing, cemburu, dan diperlakukan tidak adil sehingga akan sulit mengalami orgasme saat berhubungan badan.
Lebih parah lagi, jika perempuan tersebut mengalami stres, mereka mungkin bisa lebih cepat mengalami menopause.
Dokter Boyke berpendapat, selain rentan dengan penyakit, perempuan juga lebih peka perasaannya apabila dioligami.
Dia mengungkapkan, meski perempuan sudah mengutarakan rela dan ikhlas, ketidakrelaan akan pilihan suami melakukan poligami biasannya terungkap saat behubungan seks, ketika tidak dapat lagi mencapai orgasme.
Keluhan yang sering diucapkan pasien poligami kepada Dokter Boyke yakni, “Dalam hati, mana ada sih, Dok, perempuan yang mau dipologami?”.
Rata-rata pasien menyatakan mereka mau dipoligami karena terpaksa, mengikuti aturan, atau faktor agama.
Pemeriksaan kesehatan Dokter Boyke pun mengingatkan bahwa sebelum menikah kembali, pasangan yang hendak berpoligami disarankan lebih dulu melakukan pemeriksaan kesehatan, baik secara medis maupun psikologis.
Sementara setelah menikah lagi, baik suami maupun istri disarankan rutin memeriksakan diri ke dokter. Menurut dia, para pria yang berpoligami seharusnya juga tak luput dari pemeriksaan.
Mereka mungkin ingin memiliki stamina yang kuat, sehingga ada kalanya mengonsumsi obat kuat untuk melayani istri-istrinya.
Jika demikian, pemeriksaan pada suami bisa difokuskan pada jantung karena efek samping obat kuat.
Pria yang berpoligami juga kadang kala mengalami gangguan kejantanannya.
Misalnya, mereka hanya berereksi pada istri yang lebih muda.
Dia menyarankan agar para pasangan poligami memeriksakan diri secara rutin ke dokter, termasuk pap net dua tahun sekali dan pap smear enam bulan sekali.