Berita Video
VIDEO: Warga Mekarsari Cimanggis Depok Kesal Pabrik Bakso Buang Limbah Berbau Busuk
"Saya dan keluarga saya setiap hari harus mencium bau busuk dari limbah mereka, belum lagi suara berisik mesin saat mereka sedang produksi,"
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Ahmad Sabran
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK- Tarwondo Dipuro sudah tak dapat lagi menyembunyikan emosinya, bertahun-tahun hidup berdampingan dengan pabrik bakso yang menimbulkan limbah beraroma busuk, menjadi alasan dirinya marah lantaran pabrik bakso tetap beroperasi di pemukiman warga RT 05/04 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Kepada Warta Kota, pria yang akrab disapa Wondo ini tampak geram saat menjelaskan bagaimana nasibnya dan keluarga harus terus disuguhkan bau busuk dari limbah dan suara bising akibat proses produksi pabrik bakso
"Saya dan keluarga saya setiap hari harus mencium bau busuk dari limbah mereka, belum lagi suara berisik mesin saat mereka sedang produksi," kata Wondo kepada Warta Kota di perumahan tempat tinggalnya, Jumat (19/6/2020).
Wondo yang di rumahnya menggunakan air conditioner (AC) pun kerap mencium aroma busuk hingga ke semua sudut rumahnya.
Sehingga dinginnya Ac pun tak dapat dirasakannya dengan tenang lantaran bercampur dengan aroma busuk.
"Bayangkan kondisi seperti itu terus menerus saya alami selama bertahun-tahun ini. Ketenangan keluarga saya benar-benar terusik," katanya dengan nada tegas.
Tak hanya itu, rumah Wondo yang menempel persis dengan pabrik bakso tersebut juga pernah didatangi kerumunan lalat hijau dari air limbah pabrik.
Saat itu, Wondo mengatakan tembok yang merupakan tempat pembuangan aliran limbah tiba-tiba jebol dan alirannya sampai ke pemukiman warga termasuk ke rumahnya.
"Itu lalat hijau sampai masuk ke rumah, baunya busuk luar biasa," kata Wondo.
Hal senada juga dikatakan Lamtur Manulang yang rumahnya juga berhimpitan dengan pabrik bakso Selera Prima.
Lamtur mengatakan, sebagai orang yang menjadi korban langsung dari limbah pabrik tersebut, dirinya tidak pernah diberitahukan oleh pihak pabrik bahwa disamping rumahnya itu akan didirikan pabrik.
Hanya bau dan bau lah yang bisa diketahui Lamtur yang kala itu melintas berbarenhan dengan aliran air berwarna putih yan mengalir di selokan kecil, namun Lamtur mengaku tak mengetahui dari mana asalnya.
"Sampai pada puncaknya, tiba-tiba jebol lah itu tembok yang alirannya lewat di depan jalanan rumah warga, sudah seperti kali," katanya.
Pria yang telah belasan tahun tinggal dikawasan itu pun mengaku lansung menyambangi pabrik guna meminta pertanggung jawaban pemilik pabrik atas jebolnya air limbah.
"Saya datangi itu pabrik dan bilang ke pemiliknya, hari ini kamu minum juga itu air limbah," tutur Lamtur menuturkan kembali perkataannya ketika bertemu pemilik pabrik.