Edukasi Kesehatan

Nasihat Dokter Naek L Tobing Semasa Hidup, Jangan Bangga Punya Anak Lelaki Gendut? Pasti Mikro-MrP

Kalau di sekitar alat kelamin sudah berbulu, atau berkumis, dan sperma sudah keluar, dipastikan takkan ada lagi pertumbuhan penis; itulah mikropenis

Editor: domu d ambarita
WartaKotaLive.com/Domu D. Ambarita
Dokter Naek L Tobing, semasa hidup, dan buku mengenai edukasi kesehatan anak, berjudul “Bahaya terlambat atasi Mikropenis akan Menderita Seumur Hidup” 

“AWAL saya  praktik Seksologi Kedokteran, tahun 1984, tidak ada pasien anak laki-laki yang mengeluhkan mengenai kelamin kecil, mikropenis. Kalaupun ada pasien mikropenis, yang bersangkutan sudah dewasa, dan datang konsultasi karena merasa testis atau buah zakarnya tidak menghasilkan hormon.”

Demikian kata Dokter Naek Lumban Tobing SpKJ, sex educator dan sex counselor pada pengantar buku berjudul “Bahaya terlambat atasi Mikropenis akan Menderita Seumur Hidup” yang diterbitkan PT Elex Media Komputindo, Jakarta, tahun 2016.

Buku ini dianggap menjadi panduan orangtua mengenali kesehatan seks anak, mengenali fakta dan mitos seputar organ vital lelaki.

Dokter Naek L Tobing lahir pada 14 Agustus 1940, di Lumban Suhi-suhi Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. dr Naek L Tobing  meninggal pada usia 80 tahun pada 6 April 2020, di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.

Menurut dr naek, pasien mikropenis pada usia dewasa, umumnya karena penyakit bawaan yang berat. Jikapun penis masih dapat diobati dan tumbuh, siasialah sebab reproduksi, untuk mendapatkan keturunan hampir pasti tidak dapat berlangsung.

Tanda-tanda penyakit mikropenis pada anak lelaki
Tanda-tanda penyakit mikropenis pada anak lelaki (WartaKotaLive.com/Domu D. Ambarita)

Edukasi - Inilah Standar Ukuran Ideal Mr-P Anak Anda agar Dianggap Normal oleh Dokter, Cek Ya

Barulah sejak sekitar tahun 2005, mulai ada anak laki-laki yang dibawa orangtuanya berobat ke dokter Naek. Pasien mengeluh ukuran penis terlalu kecil atau gagal sunat karena penis seperti tertanam, mendelep ke dalam tubuh.

Semakin lama kian banyak pasien sejenis. Dan mereka berasal hampir dari segala kota di Indonesia, dari Aceh sampai Papua.

Sekali-sekali ada juga keluarga Indonesia yang tinggal di luar negeri.

“Saya pernah menerima pasien dari daerah Timur Tengah, Malaysia, Kanada dan Amerika Serikat. Pada waktu sekolah libur, keluarga pulang ke Indonesia, lalu membawa anaknya berobat.”

“Ketika saya bertanya, ‘mengapa tidak berobat di luar negeri?’ mereka menjawab, “tidak obati karena  tidak ada  jenis gangguan (mikropenis) tersebut  di sana.”

Ada juga anggapan, penis kecil akan tumbuh dengan sendirinya.  “Terpaksalah mereka berobat  ke saya.”

Berdasarkan pemeriksaan darah dan kromosom pasien, lazimnya, semuanya normal. Pemeriksaan hormon, hasilnya  testosteron sangat rendah bahkan tidak bisa diukur berapa angkanya, karena terlalu kecil.

Tanda-tanda penyakit mikropenis pada anak lelaki, dapat dilihat dari ukuran Mr P yang teramat kecil
Tanda-tanda penyakit mikropenis pada anak lelaki, dapat dilihat dari ukuran Mr P yang teramat kecil (WartaKotaLive.com/Domu D. Ambarita)

Sanggah Mitos Fitnes Dapat Mengecilkan Penis, Ade Rai Posting Potretnya Bersama Arya Bocah Obesitas

Segera Berobat, Anak Mikropenis Jangan Tunggu Sampai Pubertas

Padahal pertumbuhan penis anak memerlukan jumlah hormone testosteron yang cukup dalam darah sesuai dengan umurnya.

“Bila jumlah testosteron tidak bertambah sampai lelaki pubertas, maka penis akan tetap kecil selamanya. Jadi penting dilakukan pemeriksaan dan pengobatan dini, pra-pubertas yang mana rambut belum tumbuh di sekitar penis, dan sperma belum keluar, belum pernah mimpi basah.”

Kalau di sekitar alat kelamin sudah berbulu lebat, atau seorang laki-laki sudah berkumis, dan sperma sudah keluar, dapat dipastikan tidak akan ada lagi pertumbuhan penis.

Terkait jumlah hormon dalam darah begitu rendah, sampai tidak dapat diukur, sedangkan hal lain yang terkait pertumbuhan penis semua normal, apa sesungguhnya yang terjadi?

Ternyata faktor yang tidak normal dan menjadi penyebab utama ialah berat badan pasien terlalu tinggi. Kegemukan. Obesitas.

Sebagian besar anak berobat, memiliki berat badan melebihi 50 kilogram. Bahkan ada anak memiliki timbangan di atas 70 kg. Jadi jelaslah penyebabnya ialah karena obesitas.

Hormon testosteron oleh buah zakar (testis) memang belangsung. Tapi hormon yang ada lebih banyak diserap badan besar dan menyebar melalui darah ke seluruh tubuh yang terlalu gemuk, jumlah testosteron sangat tidak cukup untuk pertumbuhan penis, sehingga tampak kecil, menciut, tidak bertumbuh.

Apabila kejadian tersebut dibiarkan, tanpa pengobatan sampai dia mengalami pubertas, dapat dipastikan penis tidak akan tumbuh-kembang. Panjang penis akan sama dengan penis anak kecil, misalnya, sekitar 5-6 cm.

Ini Panduan New Normal Tempat Kerja dari Menkes Terawan: Mulai Shift, Makan, hingga Edukasi Karyawan

Risikonya, dilihat atau dirasakan secara nyata pada saat dia memasuki masa menikah, organ seks terlalu kecil-pendek, sehingga tidak mampu berhubungan intim dengan istri. Sayang nasi menjadi bubur, sudah terlambat.

Sejak itulah saya mencari obat yang dapat menumbuhkan penis anak yang disebabkan obesitas. Akhirnya saya temukan obat  yang khusus mengembangkan organ seks anak.

Obat ini bisa diberikan dalam bentuk kapsul dan cream (Zalf). Efeknya sangat cepat karena langsung bekerja di penis.

Sesudah 4-5 hari pemberian obat, mulai terlihat penis ereksi atau tumbuh. Dalam dua bulan sudah tercapai pertumbuhan maksimal. Obat khusus untuk anak laki. Dan untuk orang dewasa tidak ada efek sama sekali.

Pasien dipantau secara periodik, sekali 6 bulan, sampai memasuki pubertas. Melewati pubertas, panjang penis waktu lembek untuk orang Indonesia rata-rata 10,43 cm. Ukuran itulah yang perlu dicapai.

Di luar sana, ada orang menempuh pengobatan cara injeksi (suntik) untuk mengatasi mikropenis.

“Menurut saya, obat suntik untuk pengobatan gangguan seks dewasa. Dan itu pun sebaiknya diberikanlah dalam jumlah kecil, dua atau tiga minggu sekali,” ujar Dokter Naek.

Faktanya memang perkembangan penis, namun lambat. Dan perlu diingat, obat untuk gangguan kemampuan seks dewasa,  bukan anak-anak.

Masalah dasar sebenarnya ialah kenapa anak laki-laki sekarang banyak mengalami obesitas? Penelitian terhadap pola hidup anak-anak, terjadi perubahan.

Dahulu, semua anak, jalan kaki pergi dan pulang sekolah. Jarak rumah dengan sekolah bisa sampai 3-4 km, tetap ditempuh jalan kaki.

Lalu sore, anak-anak main bersama teman, jalan ke mana-mana. Mereka bergerak terus dan lupa makan sehingga badan langsing dan kadang disebut kurus.

Sedangkan sekarang, anak-anak sekolah, terutama yang tinggal di kota, mereka dilayani antar-jemput kendaraan. Masalahnya lebih besar, sesudah tiba rumah, anak-anak senang memainkan gawai, alat game atau menonton televisi.

Sambil bermain, mereka ngemil. Sebagian anak tertidur saat memegang alat-alat permainan elektronik. Demikian sampai makan sore atau malam. Pola makan sangat tidak teratur. Bahkan ada juga yang sudah makan sore,  sebelum tidur, ia makan nasi goreng lagi.

Kesimpulannya, anak-anak zaman sekarang hampir tidak bergerak jauh, apalagi menghasilkan keringat dalam sehari, tetapi mereka makan terus.

Kebiasan buruk inilah yang mengakibatkan anak menjadi gemuk. Dari observasi sekolah sekolah yang makmur, sekitar 30 persen muridnya gemuk. Dan tentu saja organ penis mereka menjadi kecil.

Walaupun demikian, hampir semua orangtua tidak menyadari pola hidup anaknya. Hanya sebagian kecil yang menyadari terjadi perobahan pola hidup yang menyebabkan obesitas anak.

Dan hanya segelintir orang tua pula yang memperhatikan pertumbuhan penis anaknya. Bagi mereka yang menyadari, ada yang ketakutan, bagaimana kalau penis anak tetap kecil lalu menikah. Mereka yang galau itu mencari tahu risiko penderita obesitas.

Sebagian lagi orangtua mengetahuinya ada masalah apda alat reproduksi anaknya ketika sedang akan memasuki proses sunat.

Manakala dokter atau juru khitan menolak menyunat si anak, dan meminta orang uta membawa anak berobat ke dokter, barulah mereka tersadar, ternyata ada masalah pada penis anak.

Sebaiknya, buang paradigma lama yang menganggap anak gemuk, bahkan obesitas, sebagai tanda anak-anak sehat dan tumbuh-kembang. Disiplinlah memperhatikan pola hidup dan bermain anak.

Dan ketika melihat ada sesuatu yang ganjil pada pertumbuhan penis anak, bertindaklah sebelum terlambat. Jangan biarkan anak tercinta menderita dan terkena tekanan batin seumur hidupnya karena satu persoalan yang terkesan tabu; mikropenis. (amb, dikutip dari buku berjudul “Bahaya terlambat atasi Mikropenis akan Menderita Seumur Hidup” yang diterbitkan PT Elex Media Komputindo, Jakarta, tahun 2016)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved