Virus Corona

Kasus Terus Meningkat, Yuri: Data Kasus COVID-19 di Indonesia Tidak Bisa Dibandingkan Negara Lain

Kasus Terus Meningkat, Gugus Tugas Nasional : Data Kasus COVID-19 di Indonesia Tidak Bisa Dibandingkan Negara Lain

Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19), di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (6/3/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto mengatakan bahwa data kasus dan penanganan COVID-19 berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.

Hal itu dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti tingkat ancaman epidemiologisnya tidak sama.

“Tidak akan bisa secara utuh dibandingkan dengan negara lain, karena memang tingkat ancaman epidemiologisnya tidak sama,” kata Yuri dalam siaran tertulis pada Sabtu (13/6/2020).

Yuri mencontohkan, perbedaan bisa dilihat pada DKI Jakarta sebagai episentrum besar dengan jumlah tes satu juta penduduknya adalah 17.954 orang.

Angka tersebut berada di atas Thailand secara keseluruhan yang mencapai 6.708 per satu juta penduduk.

Kemudian di Filipina 4.419 orang per satu juta penduduk, kemudian Jepang hanya 2.626 per satu juta penduduk.

Dalam hal ini apabila dibandingkan dengan Malaysia, maka Indonesia masih berada di bawahnya.

"Malaysia telah melakukan 19.118 tes per satu juta penduduk,” ungkap Yuri.

Yuri mengakui bahwa tes di Indonesia masih rendah, yakni 1.752 per satu juta penduduk.

Akan tetapi hal itu bukan berarti menjadi gambaran bahwa keseriusan pemerintah tidak terlihat.

Dalam hal ini, Indonesia yang menjadi negara yang terdiri banyak kepulauan dan cakupan wilayah cukup luas menjadi faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan dan menjadi hambatan tersendiri.

“Karena kita melihat, bahwa tanah air kita terdiri banyak kepulauan, terdiri dari banyak wilayah yang cukup luas, dengan kepadatan, dan risiko mobilitas orang yang terkait dengan faktor pembawa penyakit cukup besar, yang sangat berbeda,” jelas Yuri.

Oleh karena itu, pemerintah juga mempelajari beberapa hal, terkait dengan episentrum yang lain, seperti Kota Surabaya, kemudian Makassar, termasuk kemudian Kalimantan Selatan.

“Untuk kita hitung kembali, berapa yang sudah kita lakukan tes per satu juta penduduk,” kata Yuri.

“Ini menjadi faktor pengukur yang lebih obyektif, kalau kemudian kita mau melihat kinerja secara keseluruhan, dari upaya kita bersama dalam menanggulangi COVID-19,” tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved