Virus Corona Jabodetabek

Bus Sekolah Dimodifikasi Jadi Bus Pengangkut Pasien Covid-19, Ini Penjelasan UPAS Dishub DKI Jakarta

Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Rangga Baskoro
Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, KRAMAT JATI - Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19.

Mengenai modifikasi bus sekolah jadi bus angkut pasien virus corona tersebut, dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

Pihak UPAS Dishub DKI Jakarta punya peran besar dalam membantu masyarakat saat pandemi virus corona atau Covid-19.

Sebab, selain mengangkut petugas medis menuju rumah sakit rujukan Covid-19, UPAS juga mengangkut pasien terindikasi virus corona.

Antisipasi Penumpukan Penumpang, KRL, 50 Bus Sekolah Antar Penumpang ke 5 Stasiun KRL di Jakarta

371 Orang Diangkut Pulang ke Bodetabek Menumpang Bus Sekolah dari 5 Stasiun

Gratis, 50 Bus Sekolah Tersedia di 5 Stasiun untuk Antisipasi Kepadatan KRL, Ini Jadwalnya

Diketahui, pasien yang diangkut merupakan pasien yang baru-baru saja terbukti terindikasi dari hasil rapid test yang diadakan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.

"Permintaan angkut pasien biasanya dari Dinas Kesehatan, jadi setelah ada permintaan, kami kirimkan armada untuk kami antarkan ke wisma atlet atau rs rujukan pasien covid-19"

"Biasanya kami jemput bola di lokasi yang sedang menyelenggarakan rapid test," kata Kepala UPAS Dishub DKI Jakarta Ali Murtadho, saat ditemui di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020).

Pihaknya menyediakan sebanyak 5 armada yang menggunakan bus berukuran medium dan kecil yang kapasitas 20 dan 17 penumpang.

Kru pengangkut terdiri dari 13 orang yang terpilih setelah menjalani pemeriksaan medis.

"Mereka adalah orang-orang pilihan yang punya kemampuan dan lulus tes kesehatan kami jadikan kru angkut pasien Covid-19"

"Dalam pelaksanaannya kru dilatih oleh UPT AGD Dinas Kesahatan DKI Jakarta khusus penanganan Covid-19 dan penggunaan APD," ucapnya.

Armada pengangkut pasien dimodifikasi sedemikian rupa agar menyerupai ambulans.

Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19.
Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020). (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Terdapat sekat pemisah antara kursi kemudi dan penumpang sebagai langkah antisipasi penularan.

Selain itu, bus-bu juga tak diperbolehkan untuk menyalakan AC.

Para penumpang hanya diperbolehkan untuk membuka jendela untuk sirkulasi udara.

"Lalu pemutusan sentra AC. Tidak ada AC. Jendelanya dibuka. Itu demi menjalankan protokol kesehatan," tuturnya.

Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020).
Sejumlah bus sekolah dimodifikasi jadi bus pengangkut pasien positif virus corona atau Covid-19 dijelaskan pihak Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS), Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Kantor UPAS, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (13/6/2020). (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Setelah mengantarkan penumpang menuju Wisma Atlet atau rs rujukan, bus kemudian disterilisasi di kawasan Sunter.

Dilakukan proses disinfeksi agar bus terbebas dari virus.

"Kru nya kemudian setelah menjalankan tugas, kami isolasi di mess UPAS dengan ruangan tersendiri. Dalam 3 hari, kami lihat apakah dia mengalami gejala terpapar atau tidak"

"kalau ada gejala, maka akan kami minta bantuan dinkes untuk pemeriksaan. Kalau 3 hari tidak ada gejala, baru boleh pulang ke rumahnya," ucapnya.

50 Bus Sekolah Antar Penumpang ke 5 Stasiun KRL di Jakarta

Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dishub DKI Jakarta kemarin, Jumat (12/6/2020), operasikan sebanyak 50 unit bus untuk mengantarkan penumpang di 5 stasiun.

Kepala UPAS Dishub DKI Jakarta Ali Murtadho menjelaskan warga cukup antusias diangkut menggunakan bus sekolah sebagai solusi penumpukan penumpang kereta rel listrik (KRL) di stasiun-stasiun saat jam sibuk.

"Total ada 371 penumpang yang kami antarkan pulang ke wilayah Bodetabek," ucap Ali saat dikonfirmasi, Sabtu (13/6/2020).

Petugas Dishub DKI menempelkan stiker pada bus sekolah yang digunakan untuk mengangkut penumpang.
Petugas Dishub DKI menempelkan stiker pada bus sekolah yang digunakan untuk mengangkut penumpang. (Warta Kota/Rangga Baskoro)

Ali merinci, jumlah penumpang yang diangkut di Stasiun Tebet berjumlah 115 orang, Stasiun Tanah Abang 78 orang, Stasiun Sudirman 72 orang, Stasiun Manggarai 74 orang dan Stasiun Juanda sebanyak 32 orang.

Dilihat dari lokasi tujuannya, sebanyak 67 orang telah diantarkan ke daerah Bekasi, 135 orang ke Bogor, 25 orang ke Tangerang dan 144 orang ke Bogor.

"Dari 50 bus yang kami siapkan, sebanyak 44 bus yang melakukan operasional, ini di luar ekspektasi kami karena begitu banyak warga yang minta diantarkan," ujarnya.

Sebelumnya, UPAS Dishub DKI Jakarta mengoperasikan sebanhak 50 bus yang ditempatkan di 5 stasiun yang disinyalir sering terjadi penumpukan penumpang KRL.

Sebanyak 50 bus tersebut mengantarkan penumpang menuju 6 lokasi tujuan di kota-kota satelit.

Seperti ke Terminal Baranangsiang Bogor, Terminal Depok, Terminal Bekasi, Terminal Cikarang, Pasar Modern BSD dan Bintaro Exchange Tangerang.

371 Orang Diangkut Pulang ke Bodetabek Menumpang Bus Sekolah dari 5 Stasiun

Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dishub DKI Jakarta kemarin, Jumat (12/6/2020) operasikan sebanyak 50 unit bus untuk mengantarkan penumpang di 5 stasiun.

Kepala UPAS Dishub DKI Jakarta Ali Murtadho menjelaskan warga cukup antusias diangkut menggunakan bus sekolah sebagai solusi penumpukan penumpang kereta rel listrik (KRL) di stasiun-stasiun saat jam sibuk.

"Total ada 371 penumpang yang kami antarkan pulang ke wilayah Bodetabek," ucap Ali saat dikonfirmasi, Sabtu (13/6/2020).

Ali merinci, jumlah penumpang yang diangkut di Stasiun Tebet berjumlah 115 orang, Stasiun Tanah Abang 78 orang, Stasiun Sudirman 72 orang, Stasiun Manggarai 74 orang dan Stasiun Juanda sebanyak 32 orang.

Dilihat dari lokasi tujuannya, sebanyak 67 orang telah diantarkan ke daerah Bekasi, 135 orang ke Bogor, 25 orang ke Tangerang dan 144 orang ke Bogor.

"Dari 50 bus yang kami siapkan, sebanyak 44 bus yang melakukan operasional, ini di luar ekspektasi kami karena begitu banyak warga yang minta diantarkan," ujarnya.

Sebelumnya, UPAS Dishub DKI Jakarta mengoperasikan sebanhak 50 bus yang ditempatkan di 5 stasiun yang disinyalir sering terjadi penumpukan penumpang KRL.

Sebanyak 50 bus tersebut mengantarkan penumpang menuju 6 lokasi tujuan di kota-kota satelit.

Seperti ke Terminal Baranangsiang Bogor, Terminal Depok, Terminal Bekasi, Terminal Cikarang, Pasar Modern BSD dan Bintaro Exchange Tangerang. (ABS/Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved