Virus Corona
Peningkatan Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Dipicu Tracing yang Agresif
Peningkatan Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Dipicu Tracing yang Agresif
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa meningkatnya penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia disebabkan karena tracing yang agresif.
Adapun penambahan kasus tersebut merupakan spesimen yang dikirim oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan di daerah, dan tidak didominasi dari hasil laporan rumah sakit.
"Penambahan kasus positif ini, disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan, sehingga bisa kita lihat, bahwa sebagian besar penambahan kasus ini adalah spesimen yang dikirim oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan," ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (10/6/2020).
• Lima Provinsi Terbanyak Kasus Covid-19, Jakarta Masih di Posisi Pertama Disusul Jawa Timur
Menurut Yuri, hal tersebut menjadi bukti bahwa tracing yang agresif dapat memicu banyak kasus positif, sehingga upaya isolasi mandiri segera dapat dilakukan agar penyebaran virus dapat dikendalikan.
Sebagaimana yang diketahui sebelumnya, bahwa upaya tracing yang agresif tersebut sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo sebelumnya.
"Ini adalah bukti, bahwa memang tracing yang agresif akan bisa menangkap begitu banyak kasus positif, dan sudah barang tentu kita akan menginginkan kasus ini, kemudian melakukan isolasi dengan sebaik-baiknya secara mandiri, agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain," katanya.
Berdasarkan kinerja data yang dilaporkan Gugus Tugas Nasional, diketahui angka penambahan kasus positif masih terjadi dan meningkat.
Namun apabila melihat sebaran per provinsi, sebagian besar sudah dalam kondisi stabil.
• Wajib Diperhatikan, Dokter Reisa: Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Resiko Penularan COVID-19
"Kita bisa melihat, bahwa memang secara keseluruhan kita masih meningkat angkanya, tetapi kalau kemudian kita lihat sebaran per provinsi, sebenarnya sebagian besar provinsi sudah dalam kondisi stabil," jelas Yuri.
Gugus Tugas Nasional melalui Gugus Tugas Daerah telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 17.757 spesimen, sehingga akumulasi yang sudah diperiksa adalah 446.918 spesimen hingga Rabu (10/6/2020).
Dari pemeriksaan tersebut didapatkan kasus positif sebanyak 1.241 orang, sehingga totalnya menjadi 34.316 hingga Rabu (10/6/2020).
Berdasarkan rincian lebih lebih lanjut, penambahan kasus positif terbanyak di lima provinsi meliputi, Jawa Timur dengan tambahan 273 kasus konfirmasi positif dan 97 sembuh, Sulawesi Selatan 189 dan melaporkan 53 sembuh, DKI Jakarta 157 orang dan melaporkan 146 sembuh.
Selanjutnya Jawa Tengah meningkat 139 orang dan melaporkan 118 orang sembuh, Kalimantan Selatan 127 orang positif baru dan 10 orang sembuh.