Virus Corona

Arief Poyuono Bilang Negara Besar dan WHO Lakukan Propaganda Covid-19 untuk Hancurkan Ekonomi Dunia

Arief Poyuono menilai ada propaganda negara besar di balik penyebaran pandemi Covid-19, yang membuat ekonomi global mengalami krisis.

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono saat ditemui tim Tribunnews.com di Kawasan Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Arief Poyuono menceritakan tentang warisan dari orang tuanya mengenai ramuan jamu yang diperolehnya sehingga dirinya memproduksi jamu anti Virus Corona. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai ada propaganda negara besar di balik penyebaran pandemi Covid-19, yang membuat ekonomi global mengalami krisis.

Negara besar tersebut memainkan propaganda terkait penyebaran pandemi Covid-19, untuk memicu ketakutan negara lain.

Yang kemudian membuat terjadinya lockdown di provinsi atau wilayah-wilayah yang menjadi pusat ekonomi di negara masing-masing.

Sekum PP Muhammadiyah Lebih Pilih Istilah New Reality Dibanding New Normal, Ini Alasannya

"Ada negara besar melakukan shutdown ekonomi dunia dengan propaganda penyebaran Covid-19 bersama WHO."

"Untuk kemudian memicu lockdown di salah satu provinsi yang menjadi pusat ekonomi."

"Menciptakan ketakutan negara lain yang akhirnya ikut melakukan kebijakan yang sama dengan negara tersebut, yaitu melakukan lockdown ataupun PSBB," jelas Arief Poyuono kepada Tribun, Selasa (9/6/2020).

Aturan Ganjil Genap Mobil Kemungkinan Diterapkan pada 12 Juni 2020, untuk Motor Masih Dirapatkan

Hal ini dikuatkan dengan sebuah fakta, di mana hanya satu saja kota industri yang menerapkan lockdown di negara besar yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19.

Tidak semua kota-kota industri di negara besar yang menjadi pusat penyebaran Covid-19 menerapkan lockdown.

"Inilah propaganda Covid-19," ucapnya.

Daftar 15 Provinsi Tanpa Penambahan Kasus Baru Covid-19 pada 8 Juni 2020

Propaganda Covid-19 tersebut, kata Arief, membuat negara lain menerapkan kebijakan lockdown, yang kemudian berimbas besar pada perekonomian dunia.

"Ada keganjilan jika dibandingkan dengan kasus pandemi avian flu, SARS, dan MERS yang pernah terjadi, yang tidak kalah ganasnya dengan Covid-19."

"Tidak ada satu negara pun atau negara yang jadi Pusat Avian Flu melakukan kebijakan lockdown kala itu."

Novel Baswedan Dituding Sandera Nurhadi, Kuasa Hukum: Neta S Pane Kerjanya Rusak Martabat Lembaga

"Bahkan vaksin dan obat Avian Flu pun butuh waktu lama untuk ditemukan."

"Ada propaganda negara besar dan WHO di balik krisis ekonomi global akibat Covid-19," paparnya.

Sementara, jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 847 orang, per Senin (8/6/2020).

Penyedia Jasa Transportasi Bakal Didenda Rp 500.000 Bila Tak Lakukan Hal Ini kepada Penumpang

"Sehingga total ada 32.033 kasus positif," ujar Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto, Senin (8/6/2020).

Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 406 orang, sehingga total pasien sembuh ada 10.904 orang.

Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 32 orang, sehingga total ada 1.883 pasien Covid-19 yang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 7 Juni 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 8.033 (25.8%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 5.948 (19.1%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 2.404 (7.7%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 1.904 (6.1%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 1.615 (5.2%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 1.285 (4.1%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 1.129 (3.6%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 1.064 (3.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 1.035 (3.3%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 808 (2.6%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 626 (2.0%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 605 (1.9%)

BALI

Jumlah Kasus: 582 (1.9%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 496 (1.6%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 495 (1.6%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 329 (1.1%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 269 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 259 (0.8%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 244 (0.8%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 228 (0.7%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 210 (0.7%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 186 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 179 (0.6%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 169 (0.5%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 159 (0.5%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 144 (0.5%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 134 (0.4%)

RIAU

Jumlah Kasus: 118 (0.4%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 103 (0.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 102 (0.3%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 97 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 94 (0.3%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 92 (0.3%)

ACEH

Jumlah Kasus: 20 (0.1%). (Lusius Genik)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved