Virus Corona
Arief Poyuono Bilang Negara Besar dan WHO Lakukan Propaganda Covid-19 untuk Hancurkan Ekonomi Dunia
Arief Poyuono menilai ada propaganda negara besar di balik penyebaran pandemi Covid-19, yang membuat ekonomi global mengalami krisis.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai ada propaganda negara besar di balik penyebaran pandemi Covid-19, yang membuat ekonomi global mengalami krisis.
Negara besar tersebut memainkan propaganda terkait penyebaran pandemi Covid-19, untuk memicu ketakutan negara lain.
Yang kemudian membuat terjadinya lockdown di provinsi atau wilayah-wilayah yang menjadi pusat ekonomi di negara masing-masing.
• Sekum PP Muhammadiyah Lebih Pilih Istilah New Reality Dibanding New Normal, Ini Alasannya
"Ada negara besar melakukan shutdown ekonomi dunia dengan propaganda penyebaran Covid-19 bersama WHO."
"Untuk kemudian memicu lockdown di salah satu provinsi yang menjadi pusat ekonomi."
"Menciptakan ketakutan negara lain yang akhirnya ikut melakukan kebijakan yang sama dengan negara tersebut, yaitu melakukan lockdown ataupun PSBB," jelas Arief Poyuono kepada Tribun, Selasa (9/6/2020).
• Aturan Ganjil Genap Mobil Kemungkinan Diterapkan pada 12 Juni 2020, untuk Motor Masih Dirapatkan
Hal ini dikuatkan dengan sebuah fakta, di mana hanya satu saja kota industri yang menerapkan lockdown di negara besar yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19.
Tidak semua kota-kota industri di negara besar yang menjadi pusat penyebaran Covid-19 menerapkan lockdown.
"Inilah propaganda Covid-19," ucapnya.
• Daftar 15 Provinsi Tanpa Penambahan Kasus Baru Covid-19 pada 8 Juni 2020
Propaganda Covid-19 tersebut, kata Arief, membuat negara lain menerapkan kebijakan lockdown, yang kemudian berimbas besar pada perekonomian dunia.
"Ada keganjilan jika dibandingkan dengan kasus pandemi avian flu, SARS, dan MERS yang pernah terjadi, yang tidak kalah ganasnya dengan Covid-19."
"Tidak ada satu negara pun atau negara yang jadi Pusat Avian Flu melakukan kebijakan lockdown kala itu."
• Novel Baswedan Dituding Sandera Nurhadi, Kuasa Hukum: Neta S Pane Kerjanya Rusak Martabat Lembaga
"Bahkan vaksin dan obat Avian Flu pun butuh waktu lama untuk ditemukan."
"Ada propaganda negara besar dan WHO di balik krisis ekonomi global akibat Covid-19," paparnya.
Sementara, jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 847 orang, per Senin (8/6/2020).
• Penyedia Jasa Transportasi Bakal Didenda Rp 500.000 Bila Tak Lakukan Hal Ini kepada Penumpang
"Sehingga total ada 32.033 kasus positif," ujar Juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto, Senin (8/6/2020).
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 406 orang, sehingga total pasien sembuh ada 10.904 orang.
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 32 orang, sehingga total ada 1.883 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 7 Juni 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 8.033 (25.8%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 5.948 (19.1%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 2.404 (7.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 1.904 (6.1%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 1.615 (5.2%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 1.285 (4.1%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 1.129 (3.6%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 1.064 (3.4%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 1.035 (3.3%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 808 (2.6%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 626 (2.0%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 605 (1.9%)
BALI
Jumlah Kasus: 582 (1.9%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 496 (1.6%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 495 (1.6%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 329 (1.1%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 269 (0.9%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 259 (0.8%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 244 (0.8%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 228 (0.7%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 210 (0.7%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 186 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 179 (0.6%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 169 (0.5%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 159 (0.5%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 144 (0.5%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 134 (0.4%)
RIAU
Jumlah Kasus: 118 (0.4%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 103 (0.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 102 (0.3%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 97 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 94 (0.3%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 92 (0.3%)
ACEH
Jumlah Kasus: 20 (0.1%). (Lusius Genik)