Virus Corona
UPDATE Corona Dunia, Kematian Lewati 400.000 Orang, Kenapa Brasil Akan Hapus Laporan Resmi Covid-19?
Angka kematian dunia karena virus corona 400.000 orang. 3 negara dengan tambahan kematian terbanyak adalah Amerika Serikat, Brasil dan India.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Angka kematian dunia karena virus corona sudah melewati angka 400.000 orang.
Tiga negara dengan tambahan kematian terbanyak adalah Amerika Serikat, Brasil dan India.
Update data www.worldometers.info menunjukan bahwa jumlah total kasus corona virus sebanyak 7,078,897 kasus.
• Update Virus Corona Dunia Minggu 7 Juni Kasus Mencapai 6,9 Juta dan Sembuh Sudah Separuhnya
• Begini Pembelaan KD Terhadap Raul Lemos Terkait Kesan Tengah Berkonflik dengan Aurel, Bahkan Azriel
Jumlah korban meninggal dunia 404.975 orang adapun jumlah pasien sembuh 3.453.287 orang.
AS terbanyak dengan tambahan 18.423 kematian, disusul Brasil 16.722 kematian, dan India 10.884 orang kematian.

Sementara itu menurut perhitungan Reuters, angka kematian global akibat virus corona baru mencapai 400.000 orang pada hari Minggu (7/6/2020).
• 5 Fakta Banjir Rob di Pantai Mutiara, Sekda Bantah Tanggul Jebol, Ahok Pastikan Rumah Anaknya Aman
Kondisi ini menyusul melonjaknya jumlah kasus infeksi corona di Brasil dan India.
Data Reuters menunjukkan, Amerika Serikat bertanggung jawab atas sekitar seperempat dari semua angka kematian. Namun, angka kematian akibat corona di Amerika Selatan meningkat dengan cepat.
Jumlah kematian yang dikaitkan dengan Covid-19 hanya dalam lima bulan sekarang sama dengan jumlah orang yang meninggal setiap tahun akibat malaria, salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia.
Sementara, kasus global corona mendekati angka 7 juta, di mana sekitar 2 juta, atau 30%, dari kasus-kasus tersebut terjadi di Amerika Serikat.
• Saat Bertugas ke Palu, Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo Positif Corona, Ratna Termasuk OTG
Menurut penghitungan Reuters, Amerika Latin memiliki wabah terbesar kedua dengan lebih dari 15% kasus.
Kematian Covid-19 pertama dilaporkan pada 10 Januari di Wuhan, China.
Amerika Serikat memiliki angka kematian tertinggi di dunia yang mencapai hampir 110.000 kasus.
Angka kematian di Brasil meningkat dengan cepat dan negara itu diprediksi dapat melampaui Inggris dengan jumlah kematian terbesar kedua di dunia.
Jumlah total kematian akibat corona diyakini lebih tinggi dari angka 400.000 yang dilaporkan secara resmi.
• Soeharto Muda Pernah Ditampar Pendiri Kopassus, Dianggap Melakukan Kesalahan Fatal
Pasalnya, banyak negara kekurangan pasokan untuk menguji semua korban dan beberapa negara tidak menghitung angka kematian di luar rumah sakit.
Brasil Hapus Data Resmi
Sementara itu Brasil memutuskan untuk hanya melaporkan kasus virus corona dalam 24 jam terakhir, di tengah kritikan atas Presiden Jair Bolsonaro yang dianggap tak becus tangani wabah.
Kementerian kesehatan juga memutuskan menghapuskan data total kasus Covid-19 dari situs resmi pemerintah selama beberapa bulan terakhir.
Dalam dalih Presiden Bolsonaro, data kumulatif virus corona, seperti yang dilakukan negara lain, tidak mencerminkan gambaran sebenarnya.
aat ini, Brasil merupakan negara kedua yang paling parah terdampak Covid-19 di dunia di bawah AS, seperti dilaporkan BBC Minggu (7/6/2020).
Negeri "Samba" melaporkan sekitar 676.000 konfirmasi penularan positif, dengan korban meninggal mencapai lebih dari 36.000 orang.
• Azriel Ancam Bongkar Rekaman Makian Raul Lemos, Krisdayanti Minta Netizen Tidak Menyudutkan Suaminya
Diyakini, jumlah kasus maupun kematian di negara Amerika Latin itu lebih tinggi karena tes yang dilakukan tidak memadai.
Jair Bolsonaro sudah mendapat kritikan tidak hanya karena menolak menerapkan lockdown, seperti yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kemudian pada Jumat (5/6/2020), presiden sayap kanan itu mengancam keluar dari WHO karena dia anggap "organisasi yang bias politik".
Presiden yang dikenal sebagai "Trump dari Negeri Tropis" itu juga ikut dalam aksi demo menentang lockdown, dan mengabaikan social distancing.
Seperti apa pernyataan Brasil?
Pada Sabtu (6/6/2020), Brasilia memutuskan menghapus data Covid-19 yang sudah terdokumentasi oleh pemerintah pusat maupun kota.
Sebagai gantinya, kementerian kesehatan hanya menyatakan 27.075 kasus dan 904 kematian baru dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Di Twitter, sang presiden menyatakan data kumulatif tersebut "sama sekali tidak merepresentasikan apa yang sedang dialami negara ini".
Meski begitu, dia sama sekali tidak memberi alasan mengapa pihaknya hanya menyajikan data harian.
• Raul Lemos Maki Anak-anak Krisdayanti, Azriel Hermansyah Ancam Bongkar Rekaman Percakapan Mereka
Dia hanya menyebut kebijakan baru akan ditelurkan untuk "meningkatkan laporan".
Sontak saja, keputusan tersebut disambut dengan kecaman baik oleh jurnalis maupun Kongres, terjadi ketika mereka melaporkan 1.000 kasus selama empat hari beruntun.
Pakar kesehatan mengatakan, kasus penularannya akan semakin meningkat karena mereka masih kata jauh dari puncak wabah virus corona.
Pekan lalu, angka korban meninggal Negeri "Samba" melewati Italia, membuatnya berada di urutan ketiga setelah AS dan Inggris.
Dengan semakin banyaknya korban, Bolsonaro masih meremehkan virus bernama resmi SARS-Cov-2 dengan menyebutnya "flu rungan".
Dia terus melanjutkan propaganda yang menyerang pemerintah daerah, menuduh lockdown yang mereka terapkan malah memperburuk ekonomi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kini, Brasil Hanya Akan Laporkan Kasus Virus Corona Selama 24 Jam Terakhir", Penulis : Ardi Priyatno Utomo