Virus Corona
Sektor-Sektor Ini Diprediksi Sulit Bangkit Usai Pandemi Corona, Begini Penjelasan Bank Mandiri
Banm Mandiri memperkirakan siapa saja atau debitur mana saja yang setelah pandemi Covid-19 selesai ada kemungkinan besar untuk tidak bisa bangkit
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Bank Mandiri Tbk sedang mengevaluasi para debiturnya yang mendapat restrukrisasi karena pandemi corona atau Covid-19.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, kajian itu mencakup nasabah di segmen credit card sampai corporate banking.
Perseroan nantinya akan memperkirakan siapa saja atau debitur mana saja yang setelah pandemi Covid-19 selesai ada kemungkinan besar untuk tidak bisa bangkit kembali usahanya.
• Catat, Jadwal Operasional Terbaru Damri Saat New Normal, Sudah Beroperasi Sejak 3 Juni 2020
• Diduga Kurang Bayar Usai Kencan dengan PSK, Pria Ini Dikeroyok dan Dibacok Hingga Tewas
"Mengenai dari industri sektor mana, sebagian besar ada di sektor hotel restoran dan akomodasi, transportasi, kontruksi, dan properti itu mungkin sekira 70 hingga 80 persen dari sektor tersebut," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Senin (8/6/2020).
Debitur di sektor itu menurut Bank Mandiri setelah adanya restrukrisasi dan Covid-19 selesai, tidak bisa mengembalikan kewajibannya.
"Kita berencana untuk menyiapkan CKPN atau cadangan sampai dengan Maret tahun depan, sehingga kalau memang debitur-debitur tersebut tidak bisa bangkit dan harus downgrade ke NPL, sebagian dari CKPN-nya sudah mulai kita siapkan secara bertahap dari mulai bulan April lalu," kata Siddik.
• Polda Mtero Jaya Minta Dishub DKI Jakarta Bikin Pedoman Teknis Aturan Ganjil Genap untuk Motor
Adapun, Bank Mandiri belum dapat menyebutkan untuk jumlah pencadangan CKPN yang disiapkan karena masih melakukan berbagai macam kajian.
Sementara itu, Siddiq menambahkan, perseroan sudah menyetujui total jumlah debitur yang direstukturisasi karena dampak Covid-19 itu sekira 404 ribu debitur sampai 7 Juni 2020.
"Kita sudah setujui permohonan restrukrisasinya dengan total baki debet Rp 99 triliun dengan jumlah debitur 404 ribu. Dari Rp 99 triliun itu dari segmen wholesale banking, corporate banking, dan commercial banking itu sekira Rp 51,6 triliun, sisanya sekira 47,3 triliun dari berbagai segmen ritel," pungkasnya.
• Sempat Akan Jual Rumahnya, di Masa Pelonggaran PSBB Ashanty Mulai Buka Beberapa Usahanya
Harapan Presiden Jokowi
Sebelumnya Harapan sekaligus tujuan yang dilontarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan diberlakukannya new normal rupanya tidak sejalan dengan kalangan pengusaha.
Jokowi berharap agar new normal dapat menumbuhkan geliat ekonomi di tengah keterpurukan imbas pandemi.
Bertolak belakang dengan harapan Jokowi, para pengusaha di DKI Jakarta justru merasa khawatir menghadapi new normal di tengah pandemi Covid-19.
• Ini 4 Mal di Tangsel yang Mengajukan Izin Buka Kembali, Izin Diteruskan ke Gugus Tugas Covid-19
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi mengatakan, para pengusaha khawatir pemasukan yang mereka dapatkan nantinya tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
"Kalau usahanya dimulai, lalu pangsa pasarnya tidak ada, itu akan memengaruhi kapital yang semakin berkurang di mana biaya operasional tetap keluar, sedangkan income tidak balance," ujar Diana saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).