Bisnis

Pertamina Bangun Kilang Minyak Dalam Negeri, Ini Alasan dan Progresnya

Apakah alasannya Pertamina harus membangun kilang minyak dan melakukan upgrade terhadap kilang minyak yang sudah ada?

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Fred Mahatma TIS
Dok. Pertamina
Kilang Minyak Balikpapan milik Pertamina 

"Kita bisa mempercepat pembangun Balongan fase pertama bisa duluan selesai (dibandingkan pembangunan kilang Balikpapan) dan bisa produksi pada tahun 2022," sebut Ignatius.

Untuk fase kedua, Pertamina akan mengoptimalisasi produk yang dihasilkan kilang Balongan. Menurut Ignatius pada fase kedua ini, Pertamina sedang melakukan tahap basic design.

“Tahapan ini akan rampung pada September atau Oktober tahun ini dan dilanjutkan dengan kajian engineering yang lebih advance dengan waktu sekitar 6 bulan dan pada pertengahan tahun depan akan masuk lelang pengadaan,” jelasnya.

Adapun untuk fase pertama dan kedua ditargetkan rampung pada 2022.

Masuk pada fase ketiga yakni pembangunan RDMP yang akan terintegrasi dengan petrokimia. Pada fase ini Pertamina bekerja sama dengan China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan dan The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) asal Uni Emirat Arab (UEA). Penandatangan kerja sama ini resmi dilakukan, Jumat (5/6).

Proyek petrokimia di Balongan berbeda dengan proyek RDMP atau modifikasi kilang Balongan.

Akan tetapi, lokasi kedua proyek ini tak berjauhan karena saling berkaitan.

Khusus Balongan fase ketiga direncanakan rampung di tahun 2026.

Cari mitra baru

Untuk RDMP Cilacap, Ignatius mengatakan, Saudi Aramco tidak lagi bermitra dengan Pertamina untuk menggarap proyek ini setelah melakukan kesepakatan perpanjangan kerja sama dari akhir tahun lalu sampai April tahun ini.

Sehingga, Pertamina memutuskan untuk mencari mitra lain.

Meski demikian, dia juga memastikan bahwa batalnya kerja sama dengan pihak Saudi Aramco ini tidak akan mengganggu proyek Pertamina lainnya.

Sebab, saat ini Pertamina justru tengah melakukan upaya percepatan pembangunan, karena RDMP Cilacap ditargetkan rampung pada 2022 mendatang.

"Kita akan percepat beberapa proyek terkait bio-refinery sebagai bagian dari RDMP tersebut, dan akan lebih cepat juga karena ini sifatnya modifikasi," kata Ignatius.

Dengan upaya ini, Ignatius memastikan bahwa modifikasi tersebut akan mampu menambah kapasitas kilang Cilacap, dari yang saat ini hanya 348 ribu barel menjadi 400 ribu barel per hari. 

"Mungkin di tahun 2022 sudah bisa beroperasi bio-refinery skala kecil di sana. Lalu perbaikan kualitas untuk penuhi standar Euro 5, juga sambil kita cari strategic partner-nya nanti siapa," ujarnya.

Produk Euro V

Kemudian, kilang Dumai, Pertamina akan lebih fokus pada perbaikan kualitas produk yang akan diolah.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved