Kerusuhan di AS

Hasil Autopsi George Floyd Positif Corona, Diduga OTG, Bagaimana Nasib 3 Polisi yang Menangkapnya?

Hasil autopsi independen itu bertentangan dengan temuan awal otopsi resmi oleh Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin.

Editor: Mohamad Yusuf
Facebook/dailymail/rex/zumawire
Hasil autopsi George Floyd diumumkan dan hasilnya mengejutkan karena korban ternyata terkena atau positif Covid-19. Meski demikian, penyebab kematian Flyod tetap 'serangan jantung dan paru'. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hasil autopsi kematian warga Afrika-Amerika George Floyd karena ditindih oleh polisi menggunakan lutut telah keluar.

Namun yang mengagetkan hasil autopsi George Floyd tersebut, bahwa ia dinyatakan positif virus corona.

Diduga George Floyd positif corona diduga dengan Orang Tanpa Gejala (OTG).

Dilansir dari Kontan, kematian George Floyd memicu gelombang unjuk rasa di berbagi wilayah di Amerika Serikat.

 Baru Bebas dari Penjara Mapolrestabes Bandung, Ferdian Paleka: Lebih Betah di Dalem

 SIM Keliling Polda Metro Jaya akan Buka Setiap Hari dan Lebih Pagi, ini Jadwal dan Lokasinya

 Kuota Harian Habis, Ratusan Pemohon Pelayanan Publik di Polres Metro Depok Terpaksa Pulang

 Manfaatkan Rooftop Garden, Ustaz Yusuf Mansur Minta Kubah Masjid di Indonesia Dipotong

Dia sempat mengatakan "saya tak bisa bernapas" (I can't breathe) saat ditindih hingga akhirnya meninggal dunia.

Hasil autopsi lembaga independen pun mengatakan tidak hanya tindihan pada leher George Floyd saja, tetapi tindihan pada punggung George juga disebut sebagai pemicu kematian.

Namun baru-baru ini, beredar informasi baru terkait kematian George Floyd.

George Floyd dites positif virus corona beberapa minggu sebelum kematiannya.

Melansir NBCNews, dokumen setebal 20 halaman yang dirilis oleh Kantor Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin mengatakan pengetesan yang dilakukan pada 3 April 2020 terhadap George Floyd positif untuk kode genetik virus, atau RNA.

Karena RNA itu dapat tetap berada dalam tubuh seseorang selama berminggu-minggu setelah penyakitnya hilang.

Autopsi mengatakan, tes positif kedua setelah kematiannya kemungkinan berarti bahwa George Floyd, 46 tahun, tidak menunjukkan gejala dari infeksi sebelum dia meninggal pada 25 Mei 2020.

Di Indonesia pasien positif corona tapi tidak menunjukkan gejala disebut sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan tes RNA positif tidak selalu berarti virus itu menular.

Akan tetapi, masih belum jelas apakah George Floyd sudah mengalami gejala atau merupakan pembawa (carrier) yang tidak menunjukkan gejala.

Namun bagaimana nasib ketiga polisi yang menangkap George Floyd saat kejadian?

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved