Kerusuhan di AS

China Mengomentari Rusuh AS: Rasisme Merupakan Penyakit Kronis dalam Masyarakat AS

Selama tahun 2013 sampai 2019 polisi AS sudah membunuh 7.666 orang, dan orang kulit hitam (orang AS keturunan Afrika) yang paling banyak

Penulis: |
AFP/SCMP
Pemrotes kematian George Floyd membakar mobil-mobil di Minneapolis, Jumat 29 Mei 2020 

Wartakotalive, Jakarta - Kerusuhan di sejumlah kota di Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir ini membuka peluang China untuk membalas kecaman yang selalu disuarakan AS setiap kali terjadi demonstrasi yang ditindak keras oleh polisi di Hong Kong.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam keterangan pers Senin, 1 Juni 2020, yang dikutip Aljazeera, mengatakan bahwa rasisme merupakan penyakit kronis yang diidap masyarakat Amerika Serikat.

Ia menilai, kerusuhan yang tengah berlangsung di AS itu menunjukkan keparahan rasisme dan kebrutalan polisi AS.

Kerusuhan tersebut dipicu oleh kematian George Floyd (46), warga kulit hitam Minneapolis, di tangan polisi kulit putih.

AS secara terbuka mendukung aksi demo warga Hong Kong yang menolak campur tangan yang dinilai berlebihan dari pemerintah China sejak tahun lalu.

Setiap kali pecah demo yang disertai dengan tindakan keras polisi Hong Kong untuk membubarkan demo, AS selalu bersuara mengecam China.

Pemerintah AS bersikap bahwa tindakan China tersebut melanggar demokrasi.

Tudingan China mungkin tak berlebihan.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Mapping Police Violence, sebuah lembaga advokasi dan riset, selama tahun 2013 sampai 2019 polisi AS sudah membunuh 7.666 orang.

Dari jumlah korban tewas di tangan polisi, ternyata orang kulit hitam (orang AS keturunan Afrika) yang paling banyak.

Meskipun populasi orang kulit hitam hanya 13 persen, tapi mereka dua setengah kali lebih mungkin terbunuh oleh polisi dibandingkan orang kulit putih.

Di tiga negara bagian terbesar yakni California, Texas and Florida, tercatat paling tinggi jumlah orang kulit hitam tewas di tangan polisi.

Di Negara Bagian Utah, meski orang kulit hitam hanya 1,06 persen dari populasi, tapi selama tujuh tahun jumlah mereka yang tewas di tangan polisi mencapai 10 persen dari semua korban.

Di Negara Bagian Minnesota, orang kulit hitam punya potensi terbunuh empat kali lebih banyak ketimbang orang kulit putih, padahal populasi orang kulit hitam di negara bagian itu hanya 5 persen.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved