Kuliner
Ketika Ada Anak Muda Masa Kini 'Nekat' Terjun ke Dunia Pertanian, Apa Motivasi dan Hasilnya?
Hasil pangan dan pertanian di Indonesia layak dikembangkan anak-anak muda masa kini dengan kearifan lokal. Bagaimana caranya?
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bagi anak-anak muda, ironisnya, termasuk juga bagi para sarjana pertanian, dunia pertanian belum menjadi dunia profesi menarik untuk ditekuni.
Selain imej yang masih kental dengan 'kemiskinan' dan 'usia tua', pertanian secara ekonomi belum menjanjikan kehidupan yang lebih sejahtera.
Disparitas sektor pertanian dan non pertanian pada 2013 menunjukkan, pendapatan sektor pertanian per kapita/tahun hanya Rp 46 juta, sedangkan sektor lain mencapai Rp 140-an juta/per kapita/tahun.

Meski demikian, tetap saja ada anak-anak muda dengan latar pendidikan tinggi sebagai sarjana pertanian yang terjun menekuni dunia pertanian.
Simak penjelasan Herdinda Arum Pradipta saat diskusi online Obrolin Pangan #11 bertajuk Petani: Profesi yang (tak) Dirindukan Sarjana Pertanian.
Diskusi online dilaksanakan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama Aliansi Organis Indonesia (AOI), Jumat (29/5/2020).
• Wali Kota: Pertanian Perkotaan Kuatkan Ketahanan Pangan di Jakarta Utara Hadapi Pandemi Covid-19
• Dua Bulan #DiRumahAja, Giring Ganesha Tekuni Pertanian Hidroponik
Herdinda Arum Pradipta, yang akrab disapa Arum, adalah sarjana dengan latar belakang pendidikan teknologi pangan dari Universitas Pelita Harapan (UPH).
Arum merupakan pemilik Griya Pangan Arum Ayu yang secara konsisten memproduksi makanan sehat berbahan dasar tepung dan tanaman pangan lokal.
Selain melalukan aktivitas produksi, Arum Ayu juga aktif mendampingi berbagai kelompok untuk menggiatkan keanekaragaman sumber pangan lokal sebagai komoditas unggulan.
Arum mengaku, usaha yang dilakukannya saat ini adalah melanjutkan usaha yang dirintis orangtuanya. "Saya di bagian pengolahan dan pemasaran produknya, Arum Ayu Local House," ujarnya.
Arum terinspirasi menekuni usaha pertanian ini karena terinspirasi ibunya yang merupakan salah satu pelopor ketahanan pangan.
"Kami ingin meneruskan usaha ibu. Tidak hanya toko kue, ikhtiar ini merupakan upaya memberi inovasi pangan olahan asli dari bahan Nusantara," kata Arum.
• Perekonomian Berpotensi Goyah Akibat Pemangkasan Sektor Pertanian saat Pandemi Covid-19
• Saat Banyak Lini Bisnis Lesu Karena Covid-19, Sektor Pertanian Disebut Paling Stabil
Selama belajar ilmu pertanian, Arum banyak mengetahui di sekitarnya banyak tumbuhan yang bisa dimanfaatkan dan banyak orang belum mengetahuinya.
Misalnya, tanaman-tanaman pangan lokal seperti umbi-umbian. "Masih ada persepsi bahwa yang makan pangan lokal adalah makanan orang tidak mampu," katanya.
Dengan terjun ke pertanian, Arum ingin mengubah persepsi anak-anak muda tentang pangan lokal dan bahan lokal.